FATWA PARA ULAMA TENTANG IKHWANUL MUSLIMIN (IM)
Fatwa
Al Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rohimahulloh
Beliau
mengatakan, Pergerakan Ikhwanul Muslimin telah dikritik oleh para Ulama
karena mereka tidak punya semangat untuk berdakwah kepada mentauhidkan
Allah ta’ala, mengingkari kesyirikan dan bid’ah, mereka mempunyai metode
metode khusus yang terkurangi dengan tidak adanya semangat untuk
berdakwah di jalan Allah ta’ala, tidak mengarahkan kepada aqidah yang
benar yang merupakan jalan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Maka hendaknya perhatian Ikhwanul Muslimin adalah terhadap dakwah
salafiyyah yaitu dakwah untuk mentauhidkan Allah ta’ala, mengingkari
peribadahan kubur, bergantung kepada mayit mayit, beristighosah dengan
penghuni kubur seperti Al Husain, Al Hasan, Al Badawi atau yang
semisalnya.(1).
Beliau juga ditanya dengan sebuah pertanyaan berikut ini : Hadits
Nabi Shollallohu ‘alaihi Wasallam tentang perpecahan Umat,
Sabda beliau
ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة
Akan tepecah umatku menjadi 73 golongan, semuanya dineraka kecuali satu.
Apakah jama’ah Tabligh dengan apa yang ada pada mereka berupa
berbagai macam kesyirikan, bid’ah dan jama’ah Ikhwanul Muslimin dengan
berkelompok kelompoknya mereka dan tidak taat serta patuh kepada
penguasa, apakah kedua jama’ah ini termasuk 72 kelompok sesat.
Beliau menjawab : Siapa saja yang menyelisihi Aqidah Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah maka dia masuk kedalam 72 kelompok yang sesat, sabda beliau
umatku maksudnya adalah umat ijabah, yakni umat yang menyambut seruan
Allah ta’ala dan menampakkan diri bahwa mereka mengikuti Nabi
Shollallohu ‘alaihi Wasallam. Sehingga ada 73 golongan, satu kelompok
yang selamat adalah mengikuti Nabi Shollallohu ‘alaihi Wasallam dan
istiqomah diatas agama beliau. Adapun yang 72 golongan maka ada diantara
mereka yang kafir, Pelaku maksiat, ahli bid’ah, bermacam macam.
Kemudian penanya mengatakan : Apakah Dua kelompok ini termasuk dari 72 golongan itu?
Maka Syaikh bin Baz menjawab : Ya, termasuk dari 72 golongan tersebut,
sebagian ulama memandang bahwa kelompok khawarij termasuk orang orang
kafir, namun mereka masuk dalam keumuman 72 golongan tersebut. (2)
—————————————
(1).Al majallah halaman 23, edisi 806. 25 shafar 1416 H dan Al Ajwibah al Mufid halaman 72.
(2).Dari kaset ‘as ilatun wa Ajwibah.
Sumber, Risalatun Akhowiyah, limadza taroktu da’wata ikhwanul Muslimin wattaba’tu al Manhaj As salaf.
(Faishol bin Abduh Qo’id al Hasyidi)
alih bahasa : Abu Luqman Abdullah.
cet. Maktabah Al ghuroba.
Fatwa
Muhaddits Zaman Ini, Al Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani
Rohimahulloh
Beliau ditanya : Apakah manhaj Ikhwanul Muslimin diatas
Sunnah.
Maka beliau menjawab : Suatu hal yang telah diketahui bahwa diantara
kaidah Ikhwanul Muslimin adalah KITA TOLONG MENOLONG PADA PERKARA YANG
KITA SEPAKATI DAN KITA SALING MEMAAFKAN PADA HAL HAL YANG KITA
PERSELISIHKAN. Kaidah ini tidak benar dan pada bagian yang terahir (kita
saling memaafkan pada hal hal yang kita perselisihkan)
Ringkasnya Barokallohufiyka, Ikhwanul Muslimin berangkat dari kaidah
yang diletakkan oleh pimpinan pertama mereka dan secara mutlak, oleh
karena itu engkau tidak mendapatkan adanya usaha saling menasehati satu
sama lain yang diambil dari dalil Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah,
berdasarkan firman Allah ta’ala :
Demi masa. Sesungguhnya manusia benar benar dalam kerugian, kecuali
orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menepati kebenaran. (QS. Al Ashr 1-3).
Sebagaimana telah engkau ketahui bahwa kebenaran adalah lawan
kebathilan dan kebathilan adalah pokok dan cabangnya, segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran adalah batil. Ungkapan (Kaidah)
inilah yang menjadi penyebab tetapnya Ikhwanul Muslimin selama sekitar
70 tahun beramal dan berpikir jauh dari pemahaman islam yang benar dan
selanjutnya mereka jauh untuk mewujudkan islam secara amaliyah, karena
sesuatu yang kehilangan tidak mampu memberinya
(Dari kaset Liqo’ ma’a
sururi milik Syaikh al bani side A).
Syaikh juga menegaskan sebagaimana dalam kaset beliau Liqo ma’a
sururi, juz yang pertama side B, isinya adalah sebagai berikut. Tidak
benar dikatakan bahwa Ikhwanul Muslimin termasuk Ahlus Sunnah karena
mereka justru memerangi Sunnah.
Beliau juga ditanya tentang hukum masuk kedalam Partai At Tajammu’ Al Yamanu Lil Islah
Al Imam Al Albani Rohimahulloh menjawab:
Sungguh Partai partai di negri Islam tidak diperbolehkan karena Allah ta’ala berfirman:
Ketahuilah , bahwa sesungguhnya golongan Allah itu adalah golongan yang beruntung (QS Al Mujadilah 22).
Tidak ada disana kecuali satu golongan dan anda bisa memahami dari
perkataan saya yang lalu seputar dakwah islamiyah dan kenapa kita
menyerukan Al kitab, As Sunnah, Manhaj Salaf yang satu (Salafush Sholih)
sehingga kaum muslimin menjadi satu golongan dan dia diatas satu
manhaj. Oleh sebab itu tidak ada partai dalam islam dan terlebih lagi
Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:
Dan janganlah kamu termasuk orang orang yang mempersekutukan Allah,
yaitu orang orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada golongan mereka (QS Ar Rum :31-32).
Dan benar, saya bukan orang Yaman dan tidak pula datang ke Yaman. Akan
tetapi saya mengetahui bahwa penyakit umat islam disemua negri islam
adalah satu, yaitu jauhnya mereka sebagaimana baru saja kudengar dari
sisi metode ilmiyah.
Bagaimana mereka mengetahui kesalahan dengan
kebenaran,
Bagaimana mereka mengetahui aqidah yang benar dari aqidah bathil, yaitu
diatas manhaj salafus shalih sementara mereja jauh dari manhaj salafus
shalih. Kemudian kebanyakan dari mereka mengerjakan amalan shalih namun
mereka tidak mengharap wajah Allah ta’ala sebagaimana aku telah memulai
pada perkataan yang kedua. Sekarang ini penyakit yang ada di negeri
negeri islam adalah satu, tidak ada perbedaan antara disini (Yordania)
dengan suria, antara jazirah Arab dan Tunisia dan antara Libia dan
Maroko, kemudian kembali ke timur semuanya, penyakitnya adalah satu,
yaitu jauhnya mereka dari petunjuk Kitabullah dan Sunnah Rasulullah
serta apa yang salafus shalih berada diatasnya.
Sekarang saya katakan : Perkumpulan ini At Tajammu’ Al Yamani Lil
Islah-yang pertama, saya yakin tidak berdiri diatas pondasi Al Kitab Dan
Sunnah. Saya yakin tidak dibangun di atas pondasi Al Kitab dan As
Sunnah serta Manhaj Salaf… Saya bukan orang yaman tapi demikianlah
realita yang terjadi di Yaman.
(Dari Kaset I’lamul Qodhi wad Dani Milik Syaikh Al Albani Rohimahulloh).
Sumber, risalatun Akhowiyah, limadza taroktu da’watal ikhwanul Muslimin
wattaba’tu al Manhaj As salaf.(Faishol bin Abduh Qo’id al Hasyidi).
Alih Bahasa: Abu luqman Abdullah. cet Maktabah Al Ghuroba
Fatwa Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rohimahullah, Anggota Majlis Ulama besar Saudi
Beliau ditanya apakah ada nash dari Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah
Shollallohu ‘alaihi Wasallam yang membolehkan berbilangnya Jama’ah
jama’ah dan Ikhwan
Maka Beliau menjawab : Ya, Saya katakan tidak ada dalam Al kitab dan
Sunnah yang membolehkan berbilangnya kelompok kelompok dan jama’ah
jama’ah, bahkan yang ada dalam Al Kitab dan As Sunnah adalah celaan
terhadap hal tersebut, Allah Ta’ala berfirman:
إن الذي فرقوا دينهم وكانوا شيعا لست منهم في شيء إنما أمرهم إلى اللّٰه ثم ينبئهم بما كانوا يفعلون
Sesungguhnya orang orang yang memecah belah agama Nya dan mereka
menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada
mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah,
kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka
perbuat.(QS Al An’am :159).
Allah ta’ala berfirman:
من الذي فرقوا دينهم وكانوا شيعا كل حزب بما لديهم فرحون
Tiap tiap golongan mereka merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS ar Rum: 32).
Tidak diragukan lagi bahwa kelompok kelompok ini bertolak belakang
dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah bahkan apa yang Dia
Anjurkan dalam firman Nya:
Sesungguhnya (Agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang
satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertaqwalah kepada Ku (QS Al
Mukminin: 52).
Adapun perkataan sebagian mereka : Bahwa tidak mungkin dakwah akan menjadi kuat melainkan jika berada di bawah kelompok. Kita
katakan bahwa ini sama sekali tidak dibenar bahkan dakwah akan semakin
kuat setiap kali seseorang semakin bernaung dibawah Kitabulloh dan
Sunnah Rasulullah Shollallohu ‘alaihi Wasallam serta mengikuti Jejak
Nabi dan Khulafa’ ar Rasyidin
(Dari kaset Majmu’ah Kalamil Ulama Fi
Abdurahman abdul Kholiq pada side B).
Sumber,
risalatun Akhowiyah, limadza taroktu da’watal ikhwanul Muslimin
wattaba’tu al Manhaj as Salaf, (Faishol bin Qo’id al Hasyidi), Alih
Bahasa: Abu luqman abdullah, cet Maktabah al Ghuroba.
Fatwa
Muhaddits Negeri Yaman Muqbil bin Hadi Al Wadi’i Rohimahulloh
Beliau
ditanya apakah Jama’ah Ikhwanul Muslimin, Jama’ah tabligh dan Qutbiyin
termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama’ah atau tidak?
Beliau menjawab : Adapun Jama’ah Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh
dan Qutbhiyin. Lebih pantas kalau kita menghakimi manhaj mereka, manhaj
mereka bukanlah manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah. Adapun secara individu
maka kalian telah ketahui bahwa ada sebagian orang tertipu, dan menjadi
seorang Salafi lalu mereka datang kepadanya dalam rangka menolong agama
Allah dan orang itupun berjalan bersama mereka sementara dia tidak
mengetahui bagaimana keadaan mereka sebenarnya, sehingga mereka
tercampur, masing masing individu tercampung sehingga tidak bisa memukul
rata dalam menghukumi mereka.
Akan tetapi MANHAJ MEREKA BUKANLAH MANHAJ
AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH (Dari kaset Al As’ilah As Sunniyah li’
alamatil bilad Al Yamaniyah
Fatwa Al Allamah Sholih bin Fauzan Al
Fauzan hafizhahulloh, anggota Majlis Besar Ulama Saudi
Beliau
mengatakan: Musuh Musuh dakwah ini berusaha untuk menghabisinya dengan
sekuat tenaga namun mereka tidak berhasil dan mereka berusaha untuk
melawannya dengan menanamkan keraguan, merenggangkan persatuan,
melemparkan syubhat dan mensifati dakwah ini dengan sifat sifat yang
membuat lari manusia darinya , sehingga tidaklah hal itu kecuali
menambah persatuan, kejelasan, penerimaan dan makmurnya dakwah ini. Dan
diantara akhir dari semua itu adalah apa yang kami jalani sekarang inu
berupa datangnya pemikiran pemikiran asing dan penuh Syubhat ke negeri
kita dengan mengatasnamakan dakwah di atas jama’ah jama’ah yang menamakan
dirinya dengan nama nama yang berbeda beda seperti Ikhwanul Msulimin,
Jama’ah Tabligh, jama’ah ini dan itu dan tujuan mereka adalah satu yaitu
menyingkirkan dakwah tauhid dan membubarkannya (Muqoddimah kitab
Haqiqotut dakwah Ilallah halaman 3-4).
Selesai.
Sumber, risalatun Akhowiyah, limadza taroktu da’watal ikhwanul Muslimin
wattaba’tu al Manhaj as Salaf ( Faishol bin Abduh qo’id al Hasyidi).
Alih Bahasa Abu luqman abdullah, cet Maktabah al Ghuroba.
Klik join Chanel telegram http://bit.ly/FadhlulIslam
www.salafymedia.com
Fadhlul Islam Bandung
0 komentar:
Posting Komentar
berkata baik, atau diam