Yang paling lantang berteriak memojokkan dan memprotes Saudi Arabia adalah IRAN
"Saya
minta pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas bencana ini dan
memenuhi kewajiban legal dan Islaminya terkait hal ini," ujar Rouhani
menirukan pernyataan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang
juga menyalahkan pemerintah Saudi.
"Dunia tak akan menerima
alasan-alasan seperti cuaca panas atau para jemaah tidak bisa diatur,"
cetus salah seorang ulama Iran, Mohammed Emami-Kashani.
Media-media pro Iran pun gencar membentuk opini sedemikian rupa, mengarah pada satu kesimpulan bahwa Saudi-lah yang salah.
IRAN BERBUAT DEMIKIAN, karena :
1). Iran adalah penganut agama Syiah,
yang dalam perjalanan sejarahnya memang sangat memusuhi Islam dan kaum muslimin.
WASPADALAH KAUM MUSLIMIN, janganlah melupakan berbagai tragedi berdarah yang menimpa umat Islam akibat ulah kekejaman Syi'ah.
2). Iran sangat berkepentingan untuk menyukseskan ide internationalisasi Makkah dan Madinah.
Sebenarnya
ide internasionalisasi Mekah dan Madinah ini bukanlah barang baru. Pada
dekade 80-an ide ini pernah dipopulerkan oleh pemimpin spiritual
tertinggi Syiah sekaligus pemimpin revolusi Iran, Khomeini. Khomeini
meminta agar pengelolaan dua Kota Suci umat Islam itu dikelola oleh
Komite Islam Internasional dan tidak dibawah pemerintah Kerajaan Saudi
Arabia.
Seruan Khomeini ini pun berujung kepada tragedi Mekah pada
1987 M, di mana 400 lebih warga Iran tewas SETELAH MEMBUAT KERUSUHAN
di Mekkah.
# Berbagai kalangan menilai insiden Mekah 1987 itu AKIBAT PROVOKASI dari Khomeini.
Padahal,
tidak ada jaminan penyelenggaran haji dan pengelolaan dua kota suci
akan menjadi lebih baik jika dialihkan dari tangan Saudi Arabia. Justru
tantangan kompleks akan menanti dengan terlibatnya sejumlah pihak dalam
mengaturnya.
Kita perlu juga menyadari mengatur
1.355.000 jiwa ditambah 48.000 jamaah haji domestik (berasal dari budaya
yang berbeda, bahasa yang berbeda) dalam satu titik yang sama, BUKANLAH
PEKERJAAN YANG MUDAH.
Kerajaan menghabiskan miliaran
riyal untuk manajemen Haji dan mengerahkan sumber daya terbaik untuk
melaksanakan proyek raksasa di tempat-tempat suci. Kerajaan menganggap
tugas ini sebagai kewajiban Islaminya. Pemerintah tidak mengambil
keuntungan apapun dari operasi masiv Haji ini.
Padahal :
# Negara-negara gabungan Eropa tidak mampu menampung 120 ribu pengungsi dan mengadakan berbagai macam konferensi-konferensi.
#
Iraq tidak mampu menampung 50 ribu pengungsi dari sholahud-dien dan
mayoritas mereka meninggal sebelum masuk gerbang-gerbang (perbatasan).
# Amerika pun tidak mampu menampung 10 ribu pengungsi.
Biasa
terjadi desak-desakan di stadion sepak bola, sehingga menyebabkan
kematian ratusan orang, sebagaimana terjadi di Mesir dan negara lain.
Termasuk
di Iran sendiri terjadi desak-desakan oleh penonton sepak bola, —sekali
lagi penonton sepak bola — Padahal jumlah mereka hanya 20 ribu
supporter. Berapa korbannya?
yang mati 500 dan korban luka 700.
(perhatikan baik-baik rasio angkanya)
Sementara Saudi Arabia dengan karunia dari Allah :
# Mampu menampung 2,5 juta penduduk suria tanpa gembar-gembor di media, tanpa menyebutkan satu pengungsipun.
# Membenahi keadaan setengah juta penduduk Yaman yang mukim di sana.
......dan masih sangat banyak lagi.
Sebelum
ikut berbicara tentang pengelolaan haji dan pelayanan jama'ah Haji
dengan tertib, aman, lancar, dan nyaman; pihak-pihak pengkritik Saudi
Arabia hendaknya berkaca diri terlebih dahulu.
* Contoh kecil :
Pengurusan
Masjid, berapa banyak yang tidak becus mengurus masjid, mulai dari
pengadaan fasilitas dan sarana, kebersihan, kenyamanan, dan perbaikan
kerusakan.
Tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan bagaimana
pemeliharaan dan perawatan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi oleh
Pemerintah Saudi Arabia.
* Contoh lainnya :
berapa banyak korupsi dan penggelapan dana haji — sangat disesalkan — terjadi.
Sangat
jauh berbeda dengan Pemerintah Saudi Arabia yang sama sekali tidak
mengambil keuntungan apapun dari pengelolaan dan pelayanan haji. Padahal
biaya triliyunan rupiah harus dikeluarkan, belum lagi perawatan
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, belum lagi pengelolaan dan pelayanan
Umrah yang tidak pernah berhenti sepanjang tahun.
Semata-mata itu semua merupakan karunia dari Allah Ta'ala, Yang Maha Kaya dan Maha memberikan rizki.
WA Majmu'ah Manhajul Anbiya
0 komentar:
Posting Komentar
berkata baik, atau diam