Bacaan Basmalah
Rasulullah sholallohu'alaihiwasallam mengucapkan:
tanpa mengeraskan suara, sebagaimana dipahami dari hadits Anas bin Malik rodhiyallohu'anhu yang memiliki banyak jalan dengan lafadz yang berbeda-beda, dan semua
menunjukkan bahwa Nabi sholallohu'alaihiwasallam tidak mengeraskan suara ketika mengucapkan
basmalah.
Salah satu jalannya adalah dari Syu’bah, dari Qatadah, dari
Anas rodhiyallohu'anhu, ia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ n وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ c كَانُوا يَفْتَتِحُونَ الصَّلاَةَ بِـ { ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ}
“Sesungguhnya Nabi sholallohu'alaihiwasallam, Abu Bakr dan Umar rodhiyallohu'anhum, membuka (bacaan dengan suara
keras) dalam shalat mereka dengan ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.”
(HR.
Al-Bukhari no. 743 dan Muslim no. 888)
Al-Imam Ash-Shan’ani rohimahulloh menyatakan, hadits di atas menunjukkan bahwa Nabi sholallohu'alaihiwasallam, Abu Bakr dan Umar rodhiyallohu'anhum tidak memperdengarkan kepada makmum (orang yang
shalat di belakang mereka) ucapan basmalah dengan suara keras saat
membaca Al-Fatihah (dalam shalat jahriyah). Mereka membacanya dengan
sirr/perlahan. (Subulus Salam 2/191)
Adapun ucapan Anas, “Mereka membuka (bacaan dengan suara keras) dalam
shalat mereka dengan Alhamdulillah…” tidak mesti dipahami bahwa mereka
tidak membaca basmalah secara sirr.
(Fathul Bari, 2/294)
Al-Imam Asy-Syafi’i rohimahulloh mengatakan, “Makna hadits ini adalah Nabi sholallohu'alaihiwasallam, Abu
Bakr, Umar, dan Utsman rodhiyallohu'anhum, mengawali bacaan Al-Qur’an dalam shalat dengan
(membaca) Fatihatul Kitab sebelum membaca surah lainnya. Bukan maknanya
mereka tidak mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim.” (Sunan
At-Tirmidzi, 1/156)
Ulama berselisih pandang dalam masalah men-jahr-kan (mengucapkan dengan
keras) ucapan basmalah ataukah tidak dalam shalat jahriyah. Sebetulnya,
semua ini beredar dan bermula dari perselisihan apakah basmalah termasuk
ayat dalam surah Al-Fatihah atau bukan. Juga, apakah basmalah adalah
ayat yang berdiri sendiri pada setiap permulaan surah dalam Al-Qur’an
selain surah Al-Bara’ah (At-Taubah), ataukah bukan ayat sama sekali
kecuali dalam ayat 30 surah An-Naml? Insya Allah pembaca bisa melihat
keterangannya pada artikel: Apakah Basmalah Termasuk Ayat dari Surah
Al-Fatihah?
Kami (penulis) dalam hal ini berpegang dengan pendapat mayoritas ulama
yang mengatakan bahwa basmalah dibaca dengan sirr. Wallahu a’lamu
bish-shawab.
Al-Imam At-Tirmidzi rohimahulloh berkata, “Yang diamalkan oleh mayoritas ulama dari
kalangan sahabat Nabi n—di antara mereka Abu Bakr, Umar, Utsman, dan
selainnya rodhiyallohu'anhum—dan ulama setelah mereka dari kalangan tabi’in, serta
pendapat yang dipegang Sufyan ats-Tsauri, Ibnul Mubarak, Ahmad, dan
Ishaq, bahwasanya ucapan basmalah tidak dijahrkan. Mereka mengatakan,
orang yang shalat mengucapkannya dengan perlahan, cukup didengarnya
sendiri.” (Sunan At-Tirmidzi, 1/155)
Guru besar kami, Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil ibnu Hadi al-Wadi’i rohimahulloh,
dalam kitab beliau, Al-Jami’us Shahih mimma Laisa fish Shahihain (2/97),
menyatakan bahwa riwayat hadits-hadits yang menyebutkan basmalah dibaca
secara sirr itu lebih shahih/kuat daripada riwayat yang menyebutkan
bacaan basmalah secara jahr.
Adapun Al-Imam Asy-Syafi’i rohimahulloh dan pengikut mazhabnya, juga—sebelum
mereka—beberapa sahabat, di antaranya Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu
Abbas, dan Ibnuz Zubair rodhiyallohu'anhum, serta kalangan tabi’in, berpendapat bahwa
bacaan basmalah dijahrkan. (Sunan At-Tirmidzi, 1/155)
sumber: www.asysyariah.com
0 komentar:
Posting Komentar
berkata baik, atau diam