Berikut isi surat yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah kepada asatidzah Salafiyyin di Indonesia:
السلام عليكم ورØمة الله وبركاته
Saya sampaikan kabar gembira kepada
kalian bahwa telah terjadi pertemuan dengan syaikh kita Asy-Syaikh Rabi’
hafizhahullah tadi malam, beliau menyampaikan salam buat kalian dan
sangat gembira dengan keadaan (dakwah –pent) kalian yang saya sampaikan
kepada beliau.
Saya juga mengabarkan kepada beliau
tentang Dzulqarnain dan keadaannya serta keinginannya untuk mendatangkan
Masayikh Yaman dan dia akan memanfaatkan hal itu untuk menyerang ikhwah
(asatidzah –pent). Maka beliau berkata: “Katakan kepada Masayikh Yaman
agar mereka tidak pergi memenuhi undangannya. Orang ini suka main-main
dan meniru cara-cara Al-Halaby di dalam melancarkan makar.”
Lalu saya bertanya kepada beliau: “Ya
Syaikh, apakah boleh saya sampaikan hal ini kepada Masayikh Yaman?” Maka
beliau mengulang-ulang perkataan tersebut dan mengatakan: “Sampaikan
dariku!”
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mentakdirkan dengan datangnya syaikh kita Muhammad Al-Wushaby untuk
menyampaikan salam kepada syaikh kita Asy-Syaikh Rabi’. Maka saya
sampaikan kepada beliau perkataan Asy-Syaikh Rabi’ tentang rencana
kepergian beliau (Asy-Syaikh Al-Wushaby –pent) untuk memenuhi undangan
Dzulqarnain. Maka beliau pun mengatakan kepada saya: “Sampaikan kabar
gembira, katakan kepada Asy-Syaikh Rabi’!”
Kemudian saya menyebutkan kepada beliau
tentang penyakit ikhwah Indonesia di marakiz Yaman yang suka melakukan
penggembosan dan menyerukan bahwa dakwah kita padanya tidak ada
pembicaraan (bantahan) terhadap orang-orang yang menyimpang. Dan saya
katakan kepada beliau bahwa mereka ini suka membuat kekacauan terhadap
saudara-saudara mereka (asatidzah –pent) yang menjalankan dakwah dan
justru membuat senang hizbiyun dan orang-orang yang hatinya berpenyakit,
dan saya memohon kepada beliau untuk menangani masalah seperti ini.
Kemudian kami kembali duduk bersama
syaikh kita Asy-Syaikh Rabi’ setelah pembicaraan saya dengan Asy-Syaikh
Al-Wushaby, dan bersama kami ada Asy-Syaikh Muhammad bin Ghalib dan
Asy-Syaikh Muhammad Arafat (Al-Barmaky –pent). Dan langsung syaikh kita
Asy-Syaikh Rabi’ meminta Asy-Syaikh Al-Wushaby agar tidak pergi ke
Indonesia untuk memenuhi undangan Dzulqarnain, dan beliau mentahdzirnya
dan mengatakan kepada Asy-Syaikh Al-Wushaby: “Dia ini meniru cara-cara
Al-Halaby, bunglon dan suka main-main.”
Maka Asy-Syaikh Al-Wushaby pun berjanji
kepada Asy-Syaikh Rabi’ untuk tidak pergi (ke Indonesia). Kemudian
setelah kami keluar, saya meminta kepada Asy-Syaikh Al-Wushaby agar
rencana kepergian ke Indonesia tidak berubah, hanya saja dengan jamuan
(undangan –pent) ikhwah yaitu (Al-Ustadz) Luqman dan yang bersamanya.
Maka beliau berkata kepada saya: “Baiklah.” Dan saya juga mengatakan
kepada beliau: “Biidznillah (insya Allah –pent) akan disampaikan
undangan resmi kepada Anda dari mereka.”
Kemudian saya kembali menemui Asy-Syaikh
Rabi’ dan beliau mengatakan: “Katakan kepada Luqman dan ikhwah agar
mereka yang menjamu (Masayikh Yaman), sebagai ganti Dzulqarnain!”
Jadi –semoga Allah menjaga kalian– sampaikanlah undangan kepada Asy-Syaikh Al-Wushaby!
والسلام عليكم.
Yang mencintai kalian:
Asy Syaikh Hani bin Buraik
WA Salafy Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar
berkata baik, atau diam