Ketahuilah sebuah kekuasaan/pemerintahan yang sah bisa terbentuk dengan beberapa cara:
1. Dengan cara dipilih dari orang yang terbaik (melalui kesepakatan
seluruh rakyat), sebagaimana Abu Bakr Ass Shiddiq terpilih sebagai
khalifah, karna memang telah disebutkan dalam beberapa hadits yang menjelaskan bahwa manusia terbaik setelah Rosul adalah Abu Bakr.
2. Penguasa yang sedang memimpin sudah memilih/mempersiapkan siapa yang
akan menjadi penerusnya. Sebagaimana Abu Bakr mengangkat 'Umar sebagai
Khalifah pada saat beliau memimpin untuk menjadi penerusnya. Juga
Mu'awiyyah yang mengangkat Yazid sebagai penerusnya. Cara ini juga
dipakai di Saudi Arabia.
3. Membentuk majelis syuro' yang
terdiri dari orang2 yang ahli & ber'ilmu untuk menentukan siapa yang
akan menjadi pemimpin. Jadi bukan semua orang bebas memilih, melainkan
hanya dilakukan oleh orang2 yang ahli & ber'ilmu saja. Sebagaimana
ketika 'Umar membentuk sebuah tim yang terdiri dari sahabat2 yang ahli
& ber'ilmu untuk mereka bisa menentukan siapa yang akan menjadi
penerusnya. dan terpilihlah Utsman.
4. Dengan cara
pemberontakan, perebutan kekuasaan atas kekuasaan yg sebelumnya.
Termasuk cara-cara bathil lainya semisal demokrasi.
Dari keempat cara tersebut, 1-3 adalah sesuai syari'at sedangkan yang keempat adalah Bathil & menyalahi syari'at.
untuk cara 1-3 tidak perlu ditanyakan bagaimana sikap kita terhadap
penguasa yang terpilih dengan cara tersebut. karna jelas ketiga cara
tersebut seseuai dengan syari'at. maka wajib bagi kita untuk mendengar
& taat kepadanya (dalam hal yang ma'ruf).
lalu bagaimana dengan cara yang ke-4, sebagaimana terjadi di kebanyakan negara2 semisal Indonesia ?
Tetap wajib bagi kita untuk mendengar dan taat (dalam hal yang ma'ruf) kepada penguasa tersebut selama dia muslim.
kita berlepas diri dari proses bathil penetapan/cara yang ditempuh
untuk menjadi penguasa, tetapi kita tetap wajib mendengar & taat
kepada penguasa yang memang sudah disepakati bahwa dia sebagai penguasa
negeri tersebut.
yang terbaik bagi kita adalah bersabar &
mendoakan kebaikan kepada penguasa tersebut agar mendapatkan hidayah,
serta menahan diri dari melepaskan ketaatan kepadanya.
*transkrip rekaman ust. Luqman Ba'abduh kesimpulan bab V kitab Lamuddurril Mantsur minal Qoulil Ma’tsur (dengan beberapa editan dari penulis agar bahasanya mudah dipahami)
https://ia701205.us.archive.org/27/items/ahlussunnahslipi/lammuddurr-luqman-slipi-20140315-004.mp3
0 komentar:
Posting Komentar
berkata baik, atau diam