:::: MENU ::::

Selasa, 15 Juli 2014

Saat ini kita dapatkan fenomena aneh di kalangan sebagian salafiyyin, ketika ada seseorang yang DITAHDZIR oleh para ulama, kemudian ada sebagian salafiyyin yang bersemangat dalam mengikuti fatwa ulama tersebut juga ikut mentahdzir dan memboikot orang tersebut, maka sebagian salafiyyin yang ‘nyeleneh’ tersebut berkata kepada saudara yang mengikuti fatwa para ulama,
✔“Kenapa engkau memboikot si Fulan, apakah dia sudah mubtadi’!?

Sebagiannya lagi dengan penuh ‘kebanggaan’ berkata :
✔“Saya sudah ke sana ke mari bertanya kepada mereka yang mentahdzir ‘ustadz fulan’ “apakah dia sudah keluar dari ahlus sunnah atau tidak? dan mereka semua tidak ada yang bisa menjawab.” atau kalimat semisalnya.


Maka sebagai jawaban bagi sebagian salafiyyin yang ‘nyeleneh’ tersebut, berikut ini saya nukilkan ucapan Asy-Syaikh Doktor Ahmad Bin Umar Bazmul Hafizhahullah berikut ini.


Asy-Syaikh Doktor Ahmad Bin Umar Bazmul Hafizhahullah berkata :

“Diantara perkara-perkara penting yang insya Allah akan mengeluarkan salafiyyin dari banyak permasalahan adalah mengetahui kaedah penting dan mengetahui perkara penting yaitu perbedaan antara TABDI’ dan TAHDZIR. Kapan ini dan kapan itu.

Kaedah ini, mengetahuinya bisa mengeluarkan salafiyyin dari berbagai permasalahan, karena kadang ketika engkau mentahdzir dari seseorang, maka dia (orang yang mendengar tahdziran tersebut, pent) berkata :

“Engkau telah mentabdi’nya”
setelah itu dia akan menumpahkan isi dunia ke atasmu, dia akan berselisih denganmu, dan akan berkelahi denganmu.

Para ulama Rahimahumullah dan salafus sholeh Radhiallahu ‘Anhum Wa Ardhohum dan orang yang berjalan di atas manhaj mereka sampai hari kita ini, mereka membedakan antara mentabdi’ seseorang dan mentahdzir dari seseorang.

Maka tabdi’ adalah menghukuminya terjatuh ke dalam bid’ah dan berhati-hati darinya, sedangkan

tahdzir bukanlah menghukuminya terjatuh ke dalam bid’ah, sesungguhnya dia hanyalah berada dalam marhalah mukholafah (dalam kondisi menyelisihi kebenaran, -pent) bersama dengan adanya nasehat (kepadanya),
maknanya bahwa dia MENYELISIHI MANHAJ DALAM BEBERAPA PERMASALAHAN, kadang  disebabkan tersamarkan permasalahan tersebut atasnya dan kadang karena disebabkan dia salah di dalamnya dan dia tetap BERSIKUKUH DI ATAS KESALAHANNYA yakni pada awal perkaranya ketika mereka mentahdzir dari orang tersebut, (dikatakan) :
” Berhati-hatilah dari si FULAN, jangan berkumpul di sekitarnya (bermajelis, -pent) dan dia ditahdzir sampai dia BERTOBAT DAN RUJUK dan sampai kita terhenti pada PERINCIAN PERKATAAN ULAMA TENTANGNYA.

Baik. Lalu di manakah qodhiyyah (permasalahan) yang berbahaya di sini? Apakah qodhiyyah yang berbahaya di sini? Qodhiyyah yang berbahaya di sini dari beberapa sisi :

(Bersambung insya Alloh)


Faidah dari Ustadz Abu Athiyyah Rismal As-Salafy hafidzahullah.
http://www.salafybone.com/

WA Forum Berbagi Faidah

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek