:::: MENU ::::

Senin, 28 Oktober 2013

bismillah
Dengan Mengharap Ridho Alloh Ta’ala!
Hadir dan Ikuti
Kajian Islam Ilmiah

Dengan Tema : Menuju Pemerintah Yang Adil
Pembicara : Al-Ustadz Muhammad Afifudin As-Sidawi (Pengasuh Ma’had Al Bayyinah Sidayu, Gresik, Jawa Timur) Dan Redaktur (Majalah Asy Syariah)

Insyaa Alloh akan dilaksanakan pada:
Tanggal : Ahad, 30 Dzulhijah1434 H/03 November 2013
Waktu    : 09.30 WIB s/d Selesai
Tempat  : Masjid Agung NUR SULAIMAN (Kompleks Alun-alun Banyumas)

InsyaAlloh akan disiarkanLive di : 88,4 Mhz (Al Faruuq Fm) Dan Live Streaming www.mahad-alfaruq.com dan www.purwokerto.radio.syiartauhid.info

Terbuka untuk UMUM (Pria Dan Wanita)
Contact Person : 08157948595

Penyelenggara MA’HAD AL FARUUQ Purwokerto
Mari ajak keluarga, saudara dan teman untuk merasakan manisnya ilmu
Kajian Islam Ilmiah Banyumas Menuju Pemerintah Yang Adil

Minggu, 27 Oktober 2013

oleh Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Tidak ada kehidupan tanpa ada kebersamaan. Urusan agama dan dunia juga tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada kebersamaan. Karena itulah, Allah Subhanahu wata’ala melarang berpecah belah dan berselisih, serta memerintahkan bersatu dan bersepakat di atas ketaatan kepada-Nya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan ketika itu kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103)
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.” (Ali Imran: 105)

Kesatuan dan kebersamaan haruslah di bawah kepemimpinan.

Jumat, 25 Oktober 2013

oleh Al-Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi

Manusia terfitrah sebagai makhluk sosial. Hidup mereka saling bergantung satu dengan yang lainnya. Allah Subhanahu wata’ala menciptakan mereka dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lantas menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang lakilaki dan perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kalian saling mengenal.” (al-Hujurat: 13)

Manakala menjalani kehidupannya dengan berbangsa-bangsa dan bersukusuku, secara sunnatullah manusia membutuhkan pemimpin yang dapat mengurusi berbagai problem yang mereka hadapi. Itulah manusia, makhluk Allah Subhanahu wata’ala yang mendapatkan kepercayaan dari-Nya untuk memakmurkan bumi ini.
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
Keburukan pemerintah bisa jadi adalah menu hangat yang tersaji di banyak obrolan. Banyak orang yang berbicara dengan berapiapi ketika membincangkan keburukan penguasa. Seakan-akan mereka lebih cakap atau lebih baik berlipat-lipat daripada pemerintah yang berkuasa. Yang ironis, mereka yang berbicara meledak-ledak cuma bermodal menonton televisi atau membaca koran.

Permasalahan dan akar sesungguhnya yang terjadi sangat mungkin mereka tidak tahu. Pengetahuan mereka ya sebatas apa yang ia dapat dari media. Repotnya, mediamedia sendiri punya sudut pandang masingmasingyang berbeda.

Saat demokrasi telah mengakar, pemerintah apa pun dan di negara mana pun, memang hampir niscaya menjadi sasaran hujatan, entah oleh media, musuh-musuh politiknya (oposisi), pengamat politik, ataupun rakyat jelata. Pemerintah seolaholah isinya hanya cacat dan cacat. Tidak ada kebaikan sama sekali. Bagaimana pemerintah bisa menjalankan roda pemerintahan jika terus digoyang, bahkan kadang kebijakan yang belum dijalankan saja sudah dianggap salah?

Kamis, 24 Oktober 2013

Dengan mengharap ridho Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Insya Alloh akan hadir Kajian Ilmiyyah Ahlussunnah wal Jama’ah

“JADILAH SEORANG SALAFY SEJATI”

Pembahasan kitab “Kun Salafiyan ‘Alal Jaddah” karya Asy-Syaikh DR. Abdussalam bin Salim As-Suhaimi.
Hari & tanggal: Sabtu, 02 November 2013
Waktu: 10:00 WIB s/d selesai
Pembicara: Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed
Tempat: Masjid Al-Mujahidin Jl.Anggrek Nelimurni VII Blok-A Slipi, Jakarta Barat (seberang RS. Harapan Kita)
Google maps: http://goo.gl/maps/PSdXH
Informasi Ikhwan:
  1. 081513978370
  2. 085935323036
  3. 081316322048
Informasi Akhwat:
  1. 081317050388
  2. 08561074776

Rabu, 23 Oktober 2013

Arti Salaf Menurut Bahasa
Salafa Yaslufu Salfan artinya madla (telah berlalu). Dari arti tersebut kita dapati kalimat Al Qoum As Sallaaf yaitu orang – orang yang terdahulu. Salafur Rajuli artinya bapak moyangnya. Bentuk jamaknya Aslaaf dan Sullaaf.
Dari sini pula kalimat As Sulfah artinya makanan yang didahulukan oleh seorang sebelum ghadza’ (makan siang). As salaf juga, yang mendahuimu dari kalangan bapak moyangmu serta kerabatmu yang usia dan kedudukannya di atas kamu. Bentuk tunggalnya adalah Saalif. Firman allah Ta’ala
فَجَعَلْنَاهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِّلْآخِرِينَ
“dan kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian” (Az Zukhruf :56)
Artinya, kami jadikan mereka sebagai orang – orang yang terdahulu agar orang – orang yang datang belakangan mengambil pelajaran dengan (keadaan) mereka. Sedangkan arti Ummamus Saalifah adalah ummat yang telah berlalu. Berdasarkan hal ini, maka kata salaf menunjukan kepada sesuatu yang mendahului kamu, sedangkan kamu juga berada di atas jalan yang di dahuluinya dalam keadaan jejaknya.

Pengertian Salaf Menurut Istilah
Allah telah menyediakan bagi ummat ini satu rujukan utama di mana mereka kembali dan menjadikan pedoman. Firman allah Ta’la :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
“sesungguhnya telah ada pada (diri) Rassullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) allah dan (kedatangan) hari kiamat”. (Al Ahzab: 21)
Allah juga menerangkan bahwa ummat ini mempunyai generasi pendahulu yang telah lebih dahulu sampai kepada hidayah dan bimbingan. Allah berfirman :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“orang – orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar mengikuti mereka dengan baik allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada allah “ (At Taubah 100)
Allah juga menegaskan bahwa ketiadaan sikap ittiba’ (meneladanii) para As Sabiqun (pendahulu) yang mendapat bimbingan adalah bentuk penentangan dan perpecahan. Fiman allah Subhanahuwata’ala :
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barang siapa yang menentan Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang – orang mu’min. kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukan ia kedalam jahannam dan jahannaman itu seburuk – buruknya tempat kembali” (An Nisa’ 115)

Sehingga mereka yang memperhatikan ayat – ayat ini, akan melihat dengan mata hatinya dan petunjuk yang ada padanya bahwa ummat ini memang memiliki genarsi pendahulu (salaf) yang terdepan dalam kebaikan dan hidayah. Adapun para tabi’ (yang mengikuti) tidak berhak mendapat keselamatan dan kebaikan kecuali dengan berjalan di atas jalan orang – orang yang  telah mendahuluinya dan mengamalkan apa yang telah di amalkan oleh generasi terdahulu.

Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah menjelaskan pengertian ini, dengan mengatakan :
“sehingga tidak ada keberuntungan kecuali dengan ittiba’ Rosulullah. Kerena sesungguhnya Allah telah mengkhususkan keberuntungan itu hanya para pengikut beliau  yang beriman da anshar (pemebela).”  Allah Ta’ala berfirman ;
فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Maka orang – orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-prang yang beruntung “(Al Araf 157)
Artinya tidak ada yang beruntung kecuali mereka.

Allah Subhanahuwata’ala telah pula menerangkan bahwa keberuntungan itu hanya milik orang – orang yang mengikuti cahaya yang diturunkan-Nya kepada nabi-Nya. Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah menjelaskan pengertian ini dengan tuntas, bahwasannya keselamatan dan keberuntungan itu hanya dengan ittiba’ terhadap para generasi terdahulu yang pertama – tama masuk Islam, kata beliau :
“Bahwasannya Shiratul mustaqim (jalan yang lurus) itu adalah jalan orang – orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka, dari kalangan para nabi, Shiddiqin ( yang banyak membenarkan), Syuhada (yang gugur berjihad di jalan allah) dan orang – orang yang shaleh (yang menunaikan hak allah dan sesama).”

Beliau menggambarkan secara jelas pengertian kata salafy  dan apa yang di maukan dengan kata ini menurut istilah. Di mana yang dimaksud dengan kalimat ini adalah para sahabat dan orang yang mengikuti mereka dengan baik. Sehingga orang – orang yang menjadikan para sahabat sebagai pendahulunya dalam ittiba’ dan pemahaman maka dia adalah seorang salafy ( yang berakidah dan pemahaman salafy)
Berkaitan dengan hal ini Syaikh Islam Ibnu Taimiyah menerangkan :
“adapun salaf seperti para sahabat dan orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik,  tidak dikenal dari mereka adanya pertentangan dalam prinsip pokok dalam agama ini. Bahkan atsar (berita) tentang masalah ini, kita dapatkan secara mutawatir dari mereka.”

Maka kalimat salaf disebutkan secara mutlak kepada sahabat nabi dan orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik, semoga allah meridhai mereka semua. Dan orang – orang yang mengikuti mereka di atas agama yang haq ini, maka dia adalah penerus kebaikan para generasi salafy tersebut.
(di kutip dari buku Manhaj Dakwah Salafiyah, Pustaka Al Haura)
Apik Elek Bloge Dewek