:::: MENU ::::

Rabu, 30 September 2015

Amat mengherankan perkaranya ketika dimunculkan satu pertanyaan i’tiqodiyah, “Di mana Allah?”, kita mendapatkan jawaban yang bermacam-macam dan berbeda-beda dari mulut-mulut kaum muslimin.
Ada yang beranggapan bahwa tidak boleh mempertanyakan di mana Allah, tetapi tak sedikit pula yang menjawab, “Allah ada di mana-mana”. Lebih ironisnya ada yang mengatakan, “Allah tidak di atas, tidak juga di bawah, tidak di sebelah kanan tidak pula di sebelah kiri, tidak di barat tidak di timur, tidak di selatan tidak juga di utara.”

Para pembaca, sungguh sangat memprihatinkan bila seorang muslim atau banyak muslim tidak mengetahui masalah pokok dalam agamanya ini, tapi apa hendak dikata bila memang realita yang ada menunjukkan demikian, satu fenomena yang cukup mu`sif (menyedihkan) menimpa ummat ini yang dilatarbelakangi dengan jauhnya dari pendidikan ilmu agama yang benar, sementara Allah telah berfirman,
“Allah menganugrahkan al hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Qur`an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.”
(QS Al Baqoroh: 269).
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS Az Zumar: 9).

Bagaimana tidak dikatakan hal yang pokok dalam agama, pengetahuan tentang “di mana Allah?” tatkala ternyata Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikannya sebagai dalil akan kebenaran iman seseorang.
Di dalam Shohih Muslim, dan Sunan Abi Daud, Sunan An Nasa`i, dan lainnya dari sahabat Mu’awiyah bin Hakam as Sulami, ia berkata:
Aku punya seorang budak yang biasa menggembalakan kambingku ke arah Uhud dan sekitarnya, pada suatu hari aku mengontrolnya, tiba-tiba seekor serigala telah memangsa salah satu darinya -sedang aku ini seorang laki-laki keturunan Adam yang juga sama merasakan kesedihan- maka akupun amat menyayangkannya hingga kemudian akupun menamparnya (menampar budaknya, pent.), lalu aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kuceritakan kejadian itu padanya. Beliau membesarkan hal itu padaku, aku pun bertanya, “Wahai Rosulullah apakah aku harus memerdekakannya?”
Beliau menjawab, “Panggil dia kemari!” Aku segera memanggilnya, lalu beliau bertanya padanya, “Di mana Allah?” Dia menjawab, “Di langit.” “Siapa aku?” tanya Rosul. “Engkau Rosulullah (utusan Allah)” ujarnya. Kemudian Rosulullah berkata padaku, “Merdekakan dia, sesungguhnya dia seorang mu`min.”

Di dalam hadits ini terkandung tiga pelajaran yang sangat signifikan.
Pertama: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkan keimanan sang budak ketika ia mengetahui bahwa Allah di atas langit.
Kedua: Disyari’atkannya ucapan seorang muslim yang bertanya “Di mana Allah?”
Ketiga: Disyari’atkannya bagi orang yang ditanya hal itu agar menjawab, “Di atas langit.”
Sulaiman at Taimi, salah seorang tabi’in mengatakan, “Bila aku ditanya di mana Allah? Aku pasti akan menjawab di atas langit.”

Para pembaca, apa jadinya jika ternyata sebagian kaum yang taunya sebatas “air barokah” dan orang-orang yang spesialisasinya hanya itu kemudian apriori untuk menolak bahkan lebih dari itu mengkafirkan orang yang mempertanyakan “Di mana Allah?” Ketahuilah bahwa siapa saja yang mengingkari permasalahan ini berarti ia telah mengingkari Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, wal ‘iyadzubillah bila kemudian mengkafirkannya.
Jawaban seorang budak dalam hadits di atas sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala,
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit, bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu… Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu.”
(QS Al Mulk: 16-17).

Tidaklah mengherankan bila kemudian penetapan bahwa Dzat Allah di atas langit menjadi keyakinan para imam yang empat.
Imam Abu Hanifah -seorang alim dari negeri Iraq- berkata, “Barangsiapa yang mengingkari Allah ‘azza wa jalla di langit maka ia telah kufur!”
Imam Malik -imam Darul Hijroh- mengatakan, “Allah di atas langit, sedang ilmuNya (pengetahuanNya) di setiap tempat, tidak akan luput sesuatu darinya.”
Muhammad bin Idris yang lebih dikenal dengan sebutan Imam asy Syafi’i berkata, “Berbicara tentang sunnah yang menjadi peganganku dan para ahli hadits yang saya lihat dan ambil ilmunya seperti Sufyan, Malik, dan selain keduanya, adalah berikrar bahwa tidak ada ilah (yang berhak untuk diibadahi secara benar) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, serta bersaksi bahwa Allah itu di atas ‘arsy di langit…”
Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal, “Apakah Allah di atas langit yang ke tujuh di atas ‘arsyNya jauh dari makhlukNya, sedangkan kekuasaanNya dan pengetahuanNya di setiap tempat?” Beliau menjawab, “Ya, Dia di atas ‘arsyNya tidak akan luput sesuatupun darinya.”
(Lihat kitab Al ‘Uluw, Imam adz Dzahabi).

Aqidah yang agung ini telah tertanam dalam dada-dada kaum muslimin periode pertama, para salafus sholih ahlussunnah wal jama’ah.
Berkata Imam Qutaibah bin Sa’id -wafat pada tahun 240 H-,
“Ini adalah pendapat / ucapan para imam-imam Islam, sunnah, dan jama’ah, bahwa kita mengenal Rabb kita di atas langit yang ke tujuh di atas ‘arsyNya.”
Sehingga semakin jelaslah bahwa Allah di atas langit sebagai ijma ahlissunnah wal jama’ah yang berlandaskan Kitab, Sunnah, akal, dan fitrah. Allah berfirman,
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi.” (QS As Sajdah: 5).
“KepadaNyalah naik perkataan yang baik dan amal sholeh yang dinaikkanNya.” (QS Fathir: 10).
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhannya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij: 4).
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit…” (QS Al Mulk: 16-17).
“Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi.” (QS Al A’laa: 1).
 Dan ayat-ayat lainnya teramat banyak untuk disebutkan sampai-sampai sebagian besar kalangan Syafi’i mengatakan,
“Di dalam Al Qur`an terdapat seribu dalil atau bahkan lebih menunjukkan bahwa Allah ta’ala tinggi di atas makhlukNya.” (Majmu’ul Fatawa: 5/226).

Di dalam Shohih Bukhori dan Muslim dari sahabat Abu Bakroh radhiyallahu ‘anhu bahwa ketika Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan manusia pada hari Arafah, beliau berkata, “Ya Allah, saksikanlah” (seraya mengangkat jari telunjuknya ke arah langit). Semua orang yang berakal akan menetapkan bahwa ketinggian adalah sifat sempurna sedangkan kebalikannya adalah sifat kekurangan, sementara Allah ‘azza wa jalla tersucikan dari hal-hal yang bersifat kekurangan, ini semua menunjukkan bahwa Dzat Allah di atas langit adalah suatu kesempurnaan bagiNya.
Demikian pula secara fitroh, semua kaum muslimin di belahan dunia apabila berdo’a mengangkat kedua tangannya ke langit, tidak didapatkan seorang pun dari mereka apabila mengatakan, “Ya Allah, ampunilah dosaku” mengarahkan kedua tangannya ke tanah -selama-lamanya!!-
menunjukkan secara fitrah, semua manusia menetapkan bahwa Dzat Allah di atas langit.

Para pembaca, perjalanan waktu yang cukup lama aqidah Islam ini tak lagi dikenal dan diketahui mayoritas umat Islam, seakan-akan sirna dari sumbernya, malah sebaliknya faham-faham Jahmiyah, Asy’ariyah, Mu’tazilah, dan ahli kalam yang merajalela bak wabah penyakit yang menular.
Kalangan anak-anak, remaja, dan para orang tua, bahkan sang ustadz atau kyai dan guru ngaji bila ditanya, “Di mana Allah?” serempak menjawab, “Allah ada di mana-mana.” Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Sebagian yang dinisbatkan kepada ilmu berdalil atas pernyataannya itu dengan firman Allah,
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS Al Hadid: 4).
Memang menjadi ciri khas ahli bathil adalah “seenaknya mengambil dalil tetapi buruk ketika berdalil. Ketahuilah bahwa ayat itu sama sekali tidak menunjukkan bahwa Allah ada di mana-mana, sebab bila difahami demikian, maka tentu ketika seseorang berada di masjid Allah ada di situ, ketika di pasar Allah juga ada di situ, bahkan tatkala seseorang berada di tempat kotor sekalipun, seperti WC, maka Allah pun ada di situ! Maha tinggi Allah atas pernyataan-pernyataan ini.
Tetapi maksud dari ayat itu “Dia bersama kamu…” ialah ilmuNya, pengawasanNya, penjagaanNya bersama kamu, sedang Dzat Allah di atas arsy di langit. (Lihat Tafsir Qur`anil Azhim: 4/317).
Imam Sufyan ats Tsaury -wafat pada tahun 161 H- pernah ditanya tentang ayat ini “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.”
Beliau menjawab, “yakni ilmuNya.”
Hanbal bin Ishaq berkata: Abu Abdillah (Imam Ahmad, pent.) ditanya apa makna “Dan Dia bersama kamu”? Beliau menjawab, “Yakni ilmuNya, ilmuNya meliputi segala hal sedangkan Rabb kita di atas arsy…”
Imam Nu’aim bin Hammad -wafat pada tahun 228 H- ditanya tentang firman Allah “Dan Dia bersama kamu” beliau berkata, “Maknanya tidak ada sesuatupun yang luput darinya, dengan ilmunya.” (lihat Al ‘Uluw, Imam adz Dzahabi).
Ketika Imam Abu Hanifah mengatakan, “Allah subhanahu wa ta’ala di langit tidak di bumi”, ada yang bertanya, “Tahukah Anda bahwa Allah berfirman, ‘Dia (Allah) bersama kamu’?” Beliau menjawab, “Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada seseorang “saya akan selalu bersama kamu” padahal kamu jauh darinya. (I’tiqodul a`immah al arba’ah).

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- sudah saatnya kita tanamkan kembali aqidah yang murni warisan Nabi dan para salafus sholih ini di dalam jiwa-jiwa generasi Islam kini dan mendatang. Sungguh keindahan, ketentraman mewarnai anak-anak kita dan para orang tua saat kita tanyai “Di mana Allah?” lalu mereka mengarahkan jari telunjuknya ke atas dan berucap, “Allah di langit.” Wallahul haadi ila sabilir rosyaad. Wal ilmu indallah.

(Buletin Dakwah Al Wala’ Wal Bara’)
http://www.darussalaf.or.id/aqidah/dia-di-atas-langit/?fdx_switcher=true

Senin, 28 September 2015

Tragedi desak-desakan jamaah haji Kamis 10 Dzuhijjah 1436 H (24/09/15) kemarin merupakan salah satu ujian berat dari Allah Penguasa alam raya ini.

Jutaan jama'ah haji berada di Mina bergerak menuju satu titik ke arah Jamarat untuk melakukan lempar jumrah Aqobah. Dengan BERTALBIYAH, dan BERTAKBIR dalam keadaan BERIHRAM, meniru Nabi besar mereka, sang uswah hasanah dan pimpinan umat ini,  Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Namun Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijak telah mentaqdirkan,  ajal menjemput sebagian para jama'ah yang sedang khusyu' melaksanakan rukun Islam kelima tersebut. Allah taqdirkan mereka wafat di tempat yang suci nan mulia, di tanah haram, dalam keadaan bertakbir, bertalbiyah, dan berihram.

Semoga mereka keluar dari sempit dan panasnya dunia, serta dari berbagai kesulitan dunia ini,  menuju kelapangan dan kesejukan akhirat serta meraih nikmat di akhirat. Semoga Allah membangkitkan mereka dalam keadaan bertalbiyah sebagaimana mereka meninggal dalam keadaan bertalbiyah. Ketika salah seorang shahabat ada yang meninggal ketika haji dalam keadaan berihram, beliau memerintahkan untuk tidak menutup kepalanya dan tidak diberi minyak wangi, seraya beliau bersabda,
إنه يبعث يوم القيامة ملبيا
"Sesungguhnya Allah akan membangkitkan dia pada hari kiamat nanti dalam keadaan bertalbiyah."

Semoga Allah memuliakan para jama'ah haji yang wafat, sungguh ini insya Allah merupakan penutup yang baik dan akhir kehidupan yang berbahagia. Semoga keluarganya yang ditinggal diberi kesabaran dan ketabahan.
Semoga para jama'ah yang mengalami cidera dan luka-luka bisa segera sembuh seperti sedia kala.

Pemerintah Saudi Arabia telah berupaya memberikan yang terbaik dalam mencurahkan segala pelayanan demi kenyamanan para jama'ah haji. Sungguh kerja keras Pemerintah Saudi Arabia lebih dari cukup.
Segala upaya pelayanan terbaik telah dilakukan, kerja keras telah dikerahkan, trilyunan riyal telah dikeluarkan, sumber daya manusia yang terbaik kualitas dan kuantitasnya telah diterjunkan, ditambah dengan perhatian besar dari raja, menteri, gubenur, dan para pejabat penting lainnya. Sungguh merupakan khidmat BESAR yang BELUM ADA BANDINGANNYA. Hanya orang-orang dengki dan menyimpan permusuhan sajalah yang mengingkari hal ini.

..............................
Namun sayang,  di tengah musibah Mina tahun ini, yang semestinya membuat kita banyak-banyak introspeksi diri dan banyak beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, muncul suara-suara provokasi untuk memojokkan pemerintah Saudi Arabia.
Yang paling keras bersuara dalam hal ini adalah IRAN. Melalui pejabat-pejabat resminya, Iran terang-terangan menghujat Saudi.

Iran terang-terangan menyebut tragedi Mina sebagai kejahatan yang dilakukan otoritas Saudi terhadap para jamaah haji.
"Kami akan mendorong pengadilan internasional dan dunia internasional untuk mulai mengadili Saudi atas kejahatan mereka terhadap jamaah haji," cetus Jaksa Agung Iran Ebrahim Raisi seperti dikutip kantor berita ISNA dan dilansir Reuters, Senin (28/9/2015).
"Ini bukan ketidakmampuan, tapi ini sebuah kejahatan," tegas Raisi kepada televisi setempat, IRIB.

Sebelumnya,  Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan Arab Saudi harus meminta maaf atas insiden yang terjadi di Mina.
"Daripada menuduh ini dan itu, Saudi harus menerima tanggung jawab dan meminta maaf kepada umat Islam dan keluarga korban," kata Khamenei dalam situs resminya, Minggu (27/9).
Iran sangat gencar menebarkan opini guna menjatuhkan kredibilitas Saudi Arabia di berbagai media. Bahkan Sabtu (26/09) kemarin, orang-orang Syi'ah menggelar demo di Teheran memprotes Saudi, sambil meneriakkan yel-yel, "Matilah Dinasti Saudi!!"

Mengapa Iran begitu gencar menciptakan opini bahwa Saudi-lah biang dari tragedi Mina?
ADA APA DI BALIK INI?
Padahal di lapangan, para saksi melaporkan bahwa berdesak-desakannya jama'ah haji di Mina bermula ketika ratusan jamaah haji Iran BERGERAK MELAWAN ARUS. Menyusul harian Syarq Ausath melansir pengakuan petugas haji Iran bahwa 300 jamaah haji Iran MENYALAHI aturan gelombang melempar jumrah.

Lebih aneh lagi,  ketika media Iran dan Lebanon menuding Pangeran Muhammad Salman Al-Saud sebagai penyebabnya. Yaitu ketika Sang Pangeran tiba di lokasi dengan iring-iringan. Inilah yang menyebabkan arus jama'ah haji terhenti secara tiba-tiba.
Lebih lucu lagi, versi lain menyebutkan bahwa karena kehadiran Raja Salman sendiri.
Sangat kentara sekali jika berita tersebut hanya MENGADA-ADA dan DIPAKSAKAN untuk mencari kambing hitam.

Sementara tidak ada satu pun saksi mata yang menyaksikan kehadiran Pangeran Muhammad Salman atau pun Raja Salman.
Bahkan video yang disebarkan sebagai bukti kehadiran Pangeran Muhammad Salman atau Raja Salman ternyata adalah peristiwa pada tahun 2012!!

Ini benar-benar mengingatkan kita, bahwa Syi'ah adalah kaum PENDUSTA.
Al-Imam asy-Syafi'i rahimahullah telah menegaskan, "Aku tidak pernah melihat pengekor hawa nafsu yang lebih DUSTA ucapannya, dan lebih BERANI BERSAKSI PALSU dibandingkan kaum Rafidhah." (al-Laalika'i 8/1457).
Imam besar kaum muslimin mempersaksikan bahwa Syiah adalah kaum yang paling PENDUSTA.

MENGAPA SYI'AH begitu gencar melakukan propaganda? Apakah memang ini merupakan upaya sistematis untuk menutupi kenyataan di lapangan? Apakah Syi'ah KETAKUTAN jika kenyataan tersebut terungkap?

Sementara kita tahu, berkali-kali keributan dan kekacauan di musim haji, bahkan sampai membawa korban ribuan nyawa jamaah haji, TERNYATA TIDAK LEPAS DARI SYI'AH IRAN di balik itu semua.
Bahkan kekejaman berdarah di Tanah Haram terhadap jama'ah haji oleh kaum SYI'AH, merupakan fakta kelam yang dicatat oleh sejarah dan disaksikan oleh umat.

...............
Sangat disesalkan, banyak media yang terwarnai dengan Iran, termasuk media-media nasional ternama di negeri ini. Kaum Liberal pun tak ketinggalan ikut menghujat Saudi.
Sehingga tragedi Mina 1436 H,  yang sebenarnya merupakan musibah yang bisa diteliti apa sebab musababnya dengan hati yang jernih sekaligus menunjukkan kelemahan manusia sebagai hamba Allah Yang Maha Perkasa, malah bergeser menjadi upaya untuk menjatuhkan kredibilitas Saudi Arabia di mata dunia dan tudingan terhadap Saudi sebagai biang keladinya.

................
Pergeseran ini semakin membuat simpang siur informasi. Pemberitaan di media dan statemen para tokoh sudah tidak murni lagi,  tapi sarat dengan kepentingan. Padahal perlu diingat,  bahwa:

A). yang beragama Syiah (iran) itu menaruh permusuhan dan kebencian yang sangat besar terhadap kaum muslimin. Terutama negeri Saudi Arabia, negara Tauhid dan Sunnah. Berkali-kali Syiah berbuat kekacauan,  kekerasan,  dan aksi berdarah pada musim haji. Salah satu misi utamanya adalah menjatuhkan Saudi Arabia.
Jadi, jangan heran jika dalam tragedi Makkah kali ini,  Syiah Iran benar-benar gencar memanfaatkannya untuk kepentingan jahatnya.

B). Syiah sangat berkepentingan dengan internasionalisasi Makkah - Madinah. Sehingga kejadian Mina ini benar-benar dimanfaatkan oleh Iran untuk menuding Saudi tidak cakap mengurus Makkah - Madinah.

C). Terjadi perbincangan di Sosmed tentang adanya niatan IRAN menyusupkan orang-orang dari Asia dan Afrika untuk membawa misi membuat kekacauan pada tempat pelaksanaan haji tahun ini.
Benarkah berita ini? Tentunya Iran sendiri yang bisa menjawabnya.
Namun, jika mengingat :
* keyakinan kaum Syiah bahwa taqiyyah (berdusta, -pen) adalah bagian penting dalam agamanya, dan
* Syiah adalah kaum yang paling berani bersaksi palsu,
Maka sangat besar kemungkinan Syiah akan mengingkari fakta tersebut begitu saja.

D). Dunia telah menyaksikan, pada peristiwa jatuhnya Crane beberapa hari sebelumnya, bagaimana sikap jujur dan sportif ditunjukkan oleh Pemerintah Saudi Arabia. Tanpa tedeng aling-aling, Saudi mengumumkan hasil investigasi, dan memberikan kompensasi yag sangat besar. Untuk itu Saudi Arabia harus mengeluarkan trilyunan riyal.
Padahal Saudi tidak pernah main-main dalam urusan memberikan pelayanan, keamanan, dan kenyamanan terhadap jama'ah haji.

Sekedar penggambaran, berikut tulisan yang tersebar di sosmed menunjukkan kepada kita sejauh mana keseriusan Pemerintah Saudi Arabia dalam memberikan pelayanan haji.

Jamaah haji setiap tahun yang jumlahnya diperkirakan mencapai 4 juta orang, membutuhkan manajemen dan pengelolaan yang ekstra tinggi dan kerja keras tiada henti. Beberapa hal kecil yang bisa dilihat misalnya;

1). Jika 1 orang jamaah membutuhkan 20 liter air bersih untuk standar minimal MCK di luar zam-zam, maka sehari Mekah memerlukan sekitar 20 liter x 4 juta orang = 80 juta liter air.
Bagaimana menyediakan 80 juta liter air setiap hari untuk keperluan MCK jamaah haji, padahal lembah Hijaz itu, tidak ada sumber air selain zam zam?! Sumber air bersih untuk kebutuhan MCK adalah Laut Merah, yang disuling, itupun harus dialirkan sejauh 60 km. Anda yang pernah haji atau umrah, pernahkah kesulitan mendapatkan air bersih? Atau pernahkah terdengar keluhan dari jamaah yang kekurangan air, atau tandon yang kosong, atau kran yang macet, ... Tidak ada bukan?

2). Lalu bagaimana menyediakan 12 juta liter air zam-zam setiap hari untuk kebutuhan wudhu dan minum jamaah, belum lagi air zam-zam yang disediakan pemerintah Saudi untuk dibawa pulang secara gratis? Pernahkah terdengar ada jamaah yang mengeluh karena kehausan atau tidak kebagian air zam-zam?

3). Kita beralih ke soal sampah. Jika seorang jamaah menghasilkan sampah 20 gram saja sehari, berarti 20 gr x 4 juta = 80 juta gr = 8 ton sampah kering perhari yang harus dibersihkan dan disediakan tempat penampungan.

4). Selanjutnya masalah sanitasi.
Untuk bisa BAB, tentu butuh sarana dan prasarana. Sekarang, berapa kotoran padat dan cair manusia di Mekah yang harus dibersihkan? Jika seorang jamaah buang kotoran padat 5 gram dan ½ liter kotoran cair, tentu jumlahnya mencapai sekitar 20 ton kotoran padat dan 40 ton kotoran cair. Adakah jamaah mengeluh terkena penyakit akibat sanitasi yang mampet? Atau masalah MCK yang tidak beres? Hampir tidak kita jumpai bukan?
Mungkin Anda perlu tahu, pengelola Masjidil Haram setiap hari harus menumpahkan cairan desinfektan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Tenaga kerja pembersih Masjidil Haram terbagi dalam 3 shift dan beberapa jenis pekerjaan. Singkatnya, ratusan tenaga pembersih harus dikerahkan setiap shift agar Masjidil Haram tetap bersih dan nyaman.

5). Mari kita hitung, jika seorang tenaga kerja dibayar 500 riyal saja per-bulan (ini angka kasar minimal), berapa juta riyal yang harus dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja itu? Adakah jamaah diminta untuk infak? Atau Anda pernah melihat ada kotak infak diletakkan area Masjidil Haram? Jutaan riyal dikeluarkan pengurus Masjidil Haram, sementara kita sepeser pun tak diminta iuran, dan kita nyinyir?
Satu lagi yang tidak bisa dihitung dengan uang secara instan, yaitu keamanan dan stabilitas di Mekah. Tanpa ini, anda tidak mungkin bisa berhaji atau berangkat umrah dengan aman dan nyaman.

Lima poin di atas hanya sekelumit penggambaran bagaimana kerja keras dan jerih payah Pemerintah Saudi Arabia selama ini. Yang belum disebutkan masih lebih banyak lagi.
Itu semua, semata-mata karunia dan rizki dari Allah Ta'ala. Manusia lemah dan tidak memiliki kekuatan apapun.
...........................................
Hanya orang-orang "tak tahu diri" sajalah yang maunya memojokkan dan menjatuhkan Saudi Arabia.

Memang, sejauh apapun upaya manusia pasti ada kekurangannya. Saran dan kritik harus diterima dengan sportif. Karena manusia memang tidak ada yang sempurna.
Namun, yang dilakukan Iran bukan semata-mata mengkritik,  tapi hendak menjatuhkan yang didasari atas kedengkian dan kebencian.
Sementara para jama'ah haji korban luka benar-benar mendapat penanganan dan perawatan yang luar biasa di rumah sakit-rumah sakit Saudi Arabia, dengan tanpa biaya alias GRATIS. Termasuk yang diperlakukan demikian adalah korban luka dari jamaah haji Iran. Mereka benar-benar tidak menyangka Pemerintah Saudi Arabia benar-benar memberikan pelayanan luar biasa kepada jama'ah haji yang terluka tanpa membeda-bedakan siapa pun orangnya.
Yang mana di negeri mereka sendiri, di IRAN, mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Mereka sangat heran,  kenapa media-media Iran tidak ada yang mengekspos jasa dan kebaikan Arab Saudi yang sangat luar biasa ini.

E). Sebagaimana dikatakan oleh Menlu Saudi Arabia, Adel Jubair, bahwa tidak pantas bagi Syiah menggunakan musibah seperti ini sebagai ajang kepentingan politik.
Sepantasnya, Iran lebih bisa berpikir jernih dan menunggu hasil pemeriksaan.
"Kami tidak akan menutupi apapun dan menindak jika ada yang melakukan kesalahan."

Semoga Allah melindungi kaum muslimin dan negeri-negeri muslimin dari bahaya dan kejahatan kaum Syiah.
Semoga Allah melindungi dan menjaga Negeri Tauhid dan Sunnah.

WA Majmu'ah Manhajul Anbiya

Minggu, 27 September 2015


Paska tragedi Mina kemarin, Iran menuding Saudi Arabia tidak mampu dan tidak cakap mengurus penyelenggaraan haji.

Jika ditanyakan balik, apakah Iran mampu dan cakap mengurus haji??
INGATLAH SEJARAH....
Syiah memiliki rekam jejak sangat buruk dan kelam dalam sejarah pelaksanaan Ibadah Haji, mereka kerap kali melakukan kekacauan yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dari kaum muslimin yang sedang khusyu' menunaikan Ibadah Haji.

Berikut beberapa peristiwa berdarah dari sekian banyak kekacauan yang dilakukan Syiah dalam sepanjang sejarah: 

Tahun 312 H,
PEMBANTAIAN JAMA'AH HAJI OLEH SYI'AH QARAMITHAH
Di bawah pimpinan Abu Thahir al-Qaramithi pemeluk Syiah menyerang kafilah yang baru saja pulang dari menunaikan Ibadah haji di Makkah. Mereka membunuhi kaum lelaki dan menawan kaum wanita. Merampas harta mereka yang lebih dari 1 juta dinar.
(Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir al-Syafi’i 9/149).

Tahun 317 H,
Abu Thahir al-Qaramithi memasuki Masjidil Haram pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah).
Dia dan tentaranya :
* MEMBANTAI para jamaah haji dan mu’tamirin di sekitar Ka’bah, baik mereka yang sedang thawaf, maupun mereka yang bergelantungan di kiswah Ka’bah.
* Merampas harta mereka.

Tidak sampai di situ, Abu Thahir al-Qaramithi kemudian :
Memerintahkan jasad-jasad jama'ah haji yang mereka bunuh itu untuk DIMASUKKAN KE DALAM SUMUR ZAM-ZAM!!!  Lahaulaa walaa Quwwata illa billah.
*Melepas Kiswah dan pintu Ka'bah, dan
* dengan pongah mencuri Hajar al-Aswad dari Ka’bah, dan membawanya ke Kerajaan mereka, dan tetap berada di sana sampai tahun 339 H ( selama ± 22 tahun!!).
(Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir al-Syafi’i 9/160).

Tahun 1406 H/ 1986 M:
Jamaah Haji Iran Membawa Bahan Peledak.

Jama’ah haji Iran turun di Jeddah. Setelah melalui pemeriksaan, ternyata kebanyakan jama’ah yang berjumlah 500 orang itu, menyembunyikan bahan peledak jenis C4 pada bagian bawah tas mereka.
Ketika disita petugas,  kemudian bahan peledak tersebut dikumpulkan dan mencapai berat 150 Kg!!

Tahun 1407 H/ 1987 M.
Melakukan DEmonstrasi Besar-Besaran Di Makkah Al Mukarramah.
Hizbullah bekerja sama dengan Garda Revolusi Iran, dan didukung oleh Jama’ah haji Syiah dari Saudi, mengadakan demonstrasi besar-besaran di Makkah al-Mukarramah, pada musim haji 1407 H.
* Mereka MENGKAFIRKAN dan MENGANCAM Negara Saudi Arabia,  sambil membawa gambar-gambar poster Khomeini!!!
Hasilnya, 402 orang wafat, 85 di antaranya adalah para petugas keamanan.

Kerusuhan ini menyebabkan puluhan bangunan hancur, ratusan wanita, anak-anak, dan orang tua terinjak-injak , dan ratusan ribu jama’ah haji terhambat melaksanakan manasik.

Tahun 1409 H.
Anggota Hizbullah-Saudi bekerjasama dengan Syi’ah Kuwait melakukan aksi peledakan bom di Kota Makkah.
Bahan peledak mereka peroleh dari pejabat Kedubes Kuwait di Saudi yang ternyata seorang Syiah. Para pelaku dalam peristiwa itu oleh disebut-sebut sebagai syuhada dan dinobatkan sebagai para wali.
Allohul Musta'an.

Tahun 1410 H
Syi'ah menyemprotkan gas BERACUN
Kejahatan Syi'ah dalam bentuk menyemprotkan gas BERACUN kepada para Jama'ah Haji di al-'Mu'aishim, yang menyebabkan RIBUAN jama'ah haji meninggal dunia.

Masih BANYAK LAGI rentetan peristiwa KEJAHATAN Syiah di Tanah Haram pada musim haji.

Itu sekedar rekaman singkat peristiwa berdarah yang dilakukan oleh Syiah di Tanah Haram,  pada bulan Haram,  ketika musim haji.
Karena memang bagi Syi'ah,  Makkah sudah tidak ada kehormatannya.

WA Majmu'ah Manhajul Anbiya
Tragedi Mina 1436 H yang memakan korban tujuh ratus lebih meninggal, diketahui penyebabnya adalah ulah jama'ah IRAN. Pengurus Haji Iran pun mengakui bahwa 300 jamaah haji Iran memang MENYALAHI ATURAN gelombang melempar,  dan bergerak melawan arus. Sehingga arus terhenti di jalan 204 dan terjadilah tragedi tersebut.

Namun Pemerintah Iran melalui pejabat-pejabat tingginya paling keras berteriak menuding dan menjatuhkan Saudi Arabia.  Dengan segala cara berbagai media pro Iran membentuk opini,  bahwa Saudi Arabia-lah yang bersalah. Rupanya, hal tersebut mereka lakukan untuk menutup-nutupi kenyataan sebenarnya.

Salah satu yang mereka propagandakan bahwa kedatangan Pangeran Salman yang berziarah dengan rombongan konvoi besar telah mengakibatkan jalur jamaah terpaksa dibelokkan. Akibatnya arus jama'ah haji terhenti di jalan 204. Setelah timbul kericuhan dan jatuh korban, rombongan tersebut buru-buru pergi dari tempat tersebut. Pihak kerajaan berusaha menutupi kejadian tersebut. Bahkan 28 orang petugas dijadikan kambing hitam dan dihukum pancung.

Sangat disayangkan,  sejumlah media nasional ikut-ikutan termakan propaganda Iran tersebut. Sejumlah media online nasional memberitakan bahwa iring-iringan rombongan Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud yang akan melempar jumrah membuat perjalanan jamaah haji menuju jamarat dihentikan sehingga mereka berdesakan di jalan 204 dan akhirnya ratusan orang meninggal.

Ternyata ujung sumber pemberitaan itu sebagiannya bersumber dari media Lebanon dan sebagiannya dari media Iran. Media Lebanon yang dikutip pun ternyata juga bersumber dari kantor berita resmi Iran, FARS.

Padahal Pangeran Muhammad bin Salman Al-Saud TIDAK SEDANG MENUNAIKAN IBADAH HAJI tahun ini.

Para saksi yang berada di lokasi kejadian, baik dari jamaah Haji Indonesia maupun dari negara lain, TIDAK ADA yang mengatakan bahwa Pangeran Muhammad bin Salman berada tak jauh dari lokasi kejadian.

Selain itu, lucunya sejumlah media pro syiah memperkuat tudingan itu dengan menampilkan sebuah video yang seolah-olah menunjukkan pangeran Arab Saudi menggelar konvoi dan menutup akses jalan.
Padahal setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata video tersebut adalah VIDEO LAMA yang telah diunggah pada tahun 2012.

Demikianlah Syiah menempuh segala cara untuk menjatuhkan dan menghujat Saudi Arabia. Namun, apabila melihat pada aqidah dan sejarah Syi'ah maka kita tidak heran. Aqidah dan sejarah yang menunjukkan watak pendusta dan menyimpan kebencian serta kebengisan kepada kaum muslimin.

Al-Imam asy-Syafi'i salah seorang imam besar kaum muslimin, termasuk kaum muslimin di Nusantara sangat kenal siapa beliau,  mengatakan tentang kaum Syi'ah :
"Aku belum pernah tahu siapapun yang lebih berani BERDUSTA dalam persaksiannya selain kaum Syi'ah Rafidhah." (Mizanul I'tidal oleh adz-Dzahabi 2/27-28)

Iran yang beragama Syiah itu, dalam catatan sejarah memang telah berkali-kali melakukan kekacauan bahkan aksi berdarah di Tanah Haram,  di Masjidil Haram,  di depan Ka'bah,  pada musim haji, dan menelan ribuan jama'ah Haji.

Salah satunya aksi kekerasan Syi'ah pada musim haji tahun 1987, Syiah menyalakan api. Bisa dilihat
Lihat Tweet @SaudiNews50: https://twitter.com/SaudiNews50/status/647560541360156673?s=08

Kita sangat memberikan apresiasi terhadap pemerintah Saudi Arabia yang selama ini terus memberikan pelayanan terbaik untuk jama'ah haji dan kenyamanan mereka,  menjaga dan merawat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
 Para petugas haji yang diturunkan di lapangan benar-benar memberikan pelayanan terbaik, dengan sigap, cepat,  dan profesional. Sedikit cuplikan potret kerja para petugas haji itu bisa dilihat Pic.twitter.com/3K2G3aDJjm

Lihat Tweet @SaudiNews50: https://twitter.com/SaudiNews50/status/647078680196284422?s=09
Lihat Tweet @SaudiNews50: https://twitter.com/SaudiNews50/status/647436060465610752?s=09

Mengurus dan mengatur Jama'ah haji yang jumlahnya hampir 3 juta jiwa memang bukan hal yang mudah.  Butuh kerja keras dan manajemen luar biasa, yang dilakukan atas dasar ikhlas semata-mata mengharap pahala dari Allah.

Dalam pengelolaan haji ini, dengan biaya trilyunan rupiah,  pemerintah Arab Saudi sama sekali tidak mengambil keuntungan apapun. Segala fasilitas diberikan kepada para jamaah haji tanpa dipungut biaya.  Adapun keuntungan sewa hotel, penjualan makanan,  souvenir tidak masuk ke kas negara,  tapi kembalinya kepada pemilik masing-masing. Tidak seperti DITUDUHKAN oleh sebagian kalangan di Nusantara ini,  bahwa pemerintah Saudi berambisi untuk meningkatkan devisa negara melalui proyek raksasa ini. Sungguh tuduhan tak bertanggung jawab!!

Memberikan pelayanan untuk dua tanah haram merupakan kehormatan bagi Saudi Arabia. Raja Salman bin Abdul Aziz mengatakan, "Allah telah memuliakan Kerajaan Saudi Arabia untuk memberikan pelayanan kepada dua tanah haram yang mulia. Kami tegaskan tekad kami untuk mengokohkan persatuan dan tidak membiarkan adanya tangan-tangan tersembunyi yang bermain!", sebagaimana dikutip oleh @SaudiNews50

Itu semua tidak lain semata-mata berkat karunia dan rahmat Allah.
Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi Saudi Arabia,  serta membimbingnya untuk selalu di atas kebenaran.  Amin Ya Rabbal Alamin

WA Majmu'ah Manhajul Anbiya

Tambahan Penjelasan Ust. Mukhtar Iben Rifai hafidzohulloh
TANGGAPAN UNTUK MEDIA PRO SYI'AH ATAS TUDUHAN PENYEBAB KEJADIAN MINA ADALAH PANGERAN KSA

Tanya Jawab Kajian Islam Ilmiah
Perjalanan Dakwah Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab
Masjid Al I'tisham Semarang
13 Dzulhijjah 1436 H / 26 September 2015

 DOWNLOAD

Yang paling lantang berteriak memojokkan dan memprotes Saudi Arabia adalah IRAN

"Saya minta pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas bencana ini dan memenuhi kewajiban legal dan Islaminya terkait hal ini," ujar Rouhani menirukan pernyataan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang juga menyalahkan pemerintah Saudi.
"Dunia tak akan menerima alasan-alasan seperti cuaca panas atau para jemaah tidak bisa diatur," cetus salah seorang ulama Iran, Mohammed Emami-Kashani.

Media-media pro Iran pun gencar membentuk opini sedemikian rupa,  mengarah pada satu kesimpulan bahwa Saudi-lah yang salah.

IRAN BERBUAT DEMIKIAN,  karena :
1). Iran adalah penganut agama Syiah,
yang dalam perjalanan sejarahnya memang sangat memusuhi Islam dan kaum muslimin.
WASPADALAH KAUM MUSLIMIN, janganlah melupakan berbagai tragedi berdarah yang menimpa umat Islam akibat ulah kekejaman Syi'ah.

2). Iran sangat berkepentingan untuk menyukseskan ide internationalisasi Makkah dan Madinah.
Sebenarnya ide internasionalisasi Mekah dan Madinah ini bukanlah barang baru. Pada dekade 80-an ide ini pernah dipopulerkan oleh pemimpin spiritual tertinggi Syiah sekaligus pemimpin revolusi Iran, Khomeini. Khomeini meminta agar pengelolaan dua Kota Suci umat Islam itu dikelola oleh Komite Islam Internasional dan tidak dibawah pemerintah Kerajaan Saudi Arabia.
Seruan Khomeini ini pun berujung kepada tragedi Mekah pada 1987 M,  di mana 400 lebih warga Iran tewas SETELAH MEMBUAT KERUSUHAN di Mekkah.
# Berbagai kalangan menilai insiden Mekah 1987 itu AKIBAT PROVOKASI dari Khomeini.

Padahal, tidak ada jaminan penyelenggaran haji dan pengelolaan dua kota suci akan menjadi lebih baik jika dialihkan dari tangan Saudi Arabia. Justru tantangan kompleks akan menanti dengan terlibatnya sejumlah pihak dalam mengaturnya.

Kita perlu juga menyadari mengatur 1.355.000 jiwa ditambah 48.000 jamaah haji domestik (berasal dari budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda) dalam satu titik yang sama, BUKANLAH PEKERJAAN YANG MUDAH.

Kerajaan menghabiskan miliaran riyal untuk manajemen Haji dan mengerahkan sumber daya terbaik untuk melaksanakan proyek raksasa di tempat-tempat suci. Kerajaan menganggap tugas ini sebagai kewajiban Islaminya. Pemerintah tidak mengambil keuntungan apapun dari operasi masiv Haji ini.

Padahal :
# Negara-negara gabungan Eropa tidak mampu menampung 120 ribu pengungsi dan mengadakan berbagai macam konferensi-konferensi.
# Iraq tidak mampu menampung 50 ribu pengungsi dari sholahud-dien dan mayoritas mereka meninggal sebelum masuk gerbang-gerbang (perbatasan).
# Amerika pun tidak mampu menampung 10 ribu pengungsi.

Biasa terjadi desak-desakan di stadion sepak bola, sehingga menyebabkan kematian ratusan orang, sebagaimana terjadi di Mesir dan negara lain.
Termasuk di Iran sendiri terjadi desak-desakan oleh penonton sepak bola, —sekali lagi penonton sepak bola — Padahal jumlah mereka hanya 20 ribu supporter. Berapa korbannya?
yang mati 500 dan korban luka 700.
(perhatikan baik-baik rasio angkanya)

Sementara Saudi Arabia dengan karunia dari Allah :
# Mampu menampung 2,5 juta penduduk suria tanpa gembar-gembor di media, tanpa menyebutkan satu pengungsipun.
# Membenahi keadaan setengah juta penduduk Yaman yang mukim di sana.
......dan masih sangat banyak lagi.

Sebelum ikut berbicara tentang pengelolaan haji dan pelayanan jama'ah Haji dengan tertib, aman,  lancar,  dan nyaman; pihak-pihak pengkritik Saudi Arabia hendaknya berkaca diri terlebih dahulu.
* Contoh kecil :
Pengurusan Masjid,  berapa banyak yang tidak becus mengurus masjid, mulai dari pengadaan fasilitas dan sarana,  kebersihan,  kenyamanan,  dan perbaikan kerusakan.
Tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan bagaimana pemeliharaan dan perawatan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi oleh Pemerintah Saudi Arabia.
* Contoh lainnya :
berapa banyak korupsi dan penggelapan dana haji — sangat disesalkan — terjadi.
Sangat jauh berbeda dengan Pemerintah Saudi Arabia yang sama sekali tidak mengambil keuntungan apapun dari pengelolaan dan pelayanan haji. Padahal biaya triliyunan rupiah harus dikeluarkan, belum lagi perawatan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi,  belum lagi pengelolaan dan pelayanan Umrah yang tidak pernah berhenti sepanjang tahun.
Semata-mata itu semua merupakan karunia dari Allah Ta'ala,  Yang Maha Kaya dan Maha memberikan rizki.

WA Majmu'ah Manhajul Anbiya
Di luar dugaan, jumlah korban meninggal Tragedi Mina kali ini sangat besar, ditambah korban cidera dan luka-luka.

Tampaknya ada yang tidak wajar. Kenapa?
▪ Dahulu ketika Jamarat masih sempit (tidak seluas sekarang), ketika terjadi insiden desak-desakan jumlah korban meninggal tidak sampai di atas 200 jama’ah.

▪ Petugas Haji Saudi Arabia yang diturunkan sangat banyak dan sangat lebih dari cukup. Mereka sigap dan tangkas bekerja di lapangan memberikan pelayanan yang terbaik. Mereka adalah para petugas yang terlatih, professional, dan berpengalaman. Komitmen Pemerintah Saudi Arabi tidak main-main dalam memberikan khidmat terhadap Haramain dan pelayanan haji.
Biaya besar dikeluarkan, berbagai saran dan masukan diterima dengan lapang dada, berbagai evaluasi dan perbaikan pelayanan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Bahkan ada departemen dan kementrian khusus yang mengatur urusan haji dan pengelolaannya. Di antara hasil nyatanya, dalam waktu 10 tahun terakhir hampir-hampir tidak terdengar ada musibah yang berarti.
Tentu saja itu semua berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala Sang Pencipta dan Pemelihara manusia beserta jagat raya ini.

▪ Pada tahun-tahun sebelumnya, pada jam yang sama dengan waktu kejadian tragedi Mina kemarin, arus jama’ah memang padat, namun karena tertib dan teratur semuanya berjalan dengn lancar, termasuk jama’ah haji bisa melempar jumrah dengan tertib, lancar, dan aman.

Tragedi kemarin terjadi BUKAN di jalan utama, melainkan di jalan cabang. Di tengah perkemahan resmi jama’ah haji. Sebagaimana dilaporkan oleh Jubir Resmi Saudi Arabia, bahwa jalan tersebut merupakan jalan cabang, dan penumpukan jama’ah dalam jumlah besar di jalan cabang tersebut BELUM PERNAH TERJADI SEBELUMNYA!!

Tempat terjadi tragedi, masih sangat jauh dari Jamarat, kurang lebih 2 Km!!
Jadi, lokasi tragedi tersebut di tengah perkemahan resmi, maka korbannya kemungkinan besar adalah jamaah haji resmi yg memiliki tenda resmi.
Jadi sekali lagi, insiden bukan di Jamarat, bukan pula di jalur utama pejalan kaki!!

Biasanya di jalan cabang ini, minim kerawanan insiden. Tingkat kepadatannya pun tidak seperti di jalur utama pejalan kaki. Kalau Jama’ah berjalan searah, walaupun dalam jumlah banyak, insya Allah aman dan lancar, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Maka sangat besar kemungkinan tragedi memilukan ini memang SUDAH DIDESAIN sedemikian rupa, ada orang-orang yang disiapkan untuk membuat kegaduhan dan keributan, kemudian sudah disiapkan pula statement-statement politiknya.

Jelas ada kepentingan besar untuk menjatuhkan Saudi Arabia di mata internasional. Musim haji merupakan waktu yang sangat tepat untuk membuat kegaduhan, yang dengan itu menjadi sarana sangat efektif untuk memojokkan Pemerintah Negeri Tauhid tersebut.

Fakta di lapangan membuktikan, bahwa tragedi berawal dari jama’ah haji Iran yang sengaja bergerak melawan arus. Sebagaimana dilaporkan di media, pengakuan salah seorang pimpinan Jama’ah haji Iran, bahwa gerakan 300 jama’ah haji Iran yang melawan arus sebagai sebab di balik tragedi Mina.

Iran sangat berkepentingan untuk membuat keributan pada musim haji, untuk menjatuhkan Saudi Arabia, menyusul kekalahan Syi’ah Hutsi di Yaman dukungan Iran, yang dengan rahmat Allah bala tentara Tauhid berhasil memukul mundur kaum Syi’ah Hutsi di Yaman.

dilaporkan oleh salah satu media juga, bahwa Mantan diplomat Iran mengungkap rencana intelijen pemerintah Iran untuk mempermalukan Kerajaan Arab Saudi dengan merusak pelaksanaan haji di musim ini. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan elemen-elemen ISIS dan beberapa elemen yang berada di bawah intelijen Iran.

Dinyatakan juga oleh mantan diplomat Iran tersebut bahwa pemerintah Iran telah menyepakati bahwa cara terbaik dan waktu terbaik untuk menghadapi Arab Saudi adalah ketika musim haji. Pemerintah Iran juga bersepakat bahwa kalau sekiranya tidak bisa menimbulkan keributan pada musim haji tahun ini, mereka akan kehilangan kesempatan dan harapan untuk membalas kekalahan sekutu mereka di Yaman (kelompok Houtsiyin) yang diserang oleh koalisi negara-negara Arab pimpinan Arab Saudi.

Mantan diplomat Iran tersebut juga menuturkan bahwa rencana ini telah dibahas dalam sebuah pertemuan, sepekan setelah bulan suci Ramadhan. Hadir dalam perencanaan tersebut adalah Ali Khamenei, beserta dengan tokoh-tokoh keamanan Iran seperti Qasem Sulaimany, Ali Akbar Wilayaty, Ali Larijani dan Alauddin Baroujerdi. Pertemuan tersebut digelar selama berjam-jam!!

Tepat sehari sebelum tragedi Mina, ketika jama’ah Haji kaum muslimin sedang khusyu’ melaksanakan ibadah wuquf di Arafah, sebuah akun facebook milik Hassan M Assegaf menebar provokasi untuk melakukan pergerakan dengan membangkit semangat emosional Syi'ah. Yang ternyata isi tulisan di facebook milik Irancorner Hassan M Assegaf itu SAMA PERSIS dengan isi akun resmi IJABI Pusat, juga diposting sehari sebelum tragedi Mina!!

Patut kita renungkan :
Bertahun-tahun pemerintah Saudi Arabia memberi pelayanan dengan tanpa ada insiden, pernahkah ada yang memberi apresiasi? Terkhusus negara Iran, pernahkah mengungkapkan penghargaan dan rasa terima kasih pada saat musim-musim  haji yang telah lalu yang berlangsung sangat tertib dan khidmat?
Tapi, mengapa begitu ada musibah, negara Iran tidak menampakan keinginan membantu pemerintah Saudi bahkan berlaku murka kepada pemerintah Saudi. Itu ditandai dengan kecaman Ali Khameini terhadap pemerintah Saudi.
Ada apa dibalik ini semua??

Di mana suara kaum liberal, syiah, dan orang-orang berpenyakit hatinya kala pemerintah Saudi bertahun-tahun mampu dan sangat perhatian terhadap keberlangsungan ibadah haji dengan penuh khidmat? Adakah mereka mengapresiasi pemerintah Saudi? Walaupun, penulis yakin, pemerintah Saudi sendiri tidak mengharap pujian dan sanjungan dari negara dan atau individu manapun.

Tahun ini pun,  pelayanan pemerintah Saudi Arabia terhadap Jama'ah Haji tidak ada yang berkurang,  bahkan makin meningkat sebagaimana diakui oleh para jama'ah Haji.
Namun tidak ada seorang pun yang bisa melawan Kuasa Allah. Dengan Hikmah dan Keadilan-Nya, Allah menghendaki terjadinya Tragedi ini.
Sungguh bertentangan dengan agama dan akal yang sehat, apabila tragedi ini dijadikan alasan untuk memojokkan dan menjatuhkan Saudi Arabia, seraya melupakan berbagai jasa baik yang sangat banyak, bahkan lupa atas kekuasaan dan keadilan Allah 'Azza wa Jalla??

WA Majmu'ah Manhajul Anbiya
PERHATIAN

Mohon artikel-artikel dari Manhajul anbiya dan lainnya yang menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di Mina dan kelakuan Iran, kiranya bisa disebarkan oleh masing-masing member grup WA/pembaca blog ini ke Whatsapp/media lainnya milik awam yang dikenalnya.
Sehingga mereka bisa mendapatkan informasi berimbang tentang situasi sebenarnya. Mengingat semua media di Indonesia dan di dunia saat ini bersatu mengarahkan panah-panah mereka ke negeri tauhid Saudi Arabia-harasahallaah-.

Mari kita turut andil membela al-haq dari serangan kuffar,  munafiqin, dan para pembenci negeri tauhid.
Ingat, kita membela Saudi bukan karena mereka semata-mata Saudi.
Tapi kita membela Saudi karena mereka SATU-SATUNYA negara di dunia yang menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah-dengan pemahaman Salafil Ummah-sebagai undang-undang dasar negaranya.

Sumber al ustadz Ibrahim Abu Kasya hafizhahullah melalui WA KHAS,
dan penyebarannya di TIS diketahui al ustadz Abu Karimah Askari hafizhahullah.

WA TIS | طلب العلم الشرعي⁠⁠⁠

Jumat, 25 September 2015

Sejumlah saksi mata di lokasi tragedi Mina mengatakan, bahwa insiden diawali ketika para jamaah haji dari Iran melakukan PELANGGARAN dengan :
* melewati dan
* menerobos rute jamaah lainnya seraya berkampanye tentang ide revolusi Iran.

Mereka menolak diatur saat diminta oleh para petugas haji untuk kembali ke rute yang sudah ditentukan.

Pejabat Keamanan di Saudi mengatakan, penyebab insiden Mina lantaran jamaah haji dari Iran tidak mengikuti rute yang sudah ditentukan pemerintah Saudi. Hal seperti ini selalu terjadi setiap tahun.

“Jamaah dari Iran tidak mendengarkan dan mengabaikan instruksi kemudian bentrok dengan kami dan meneriakkan slogan-slogan revolusi sebelum terjadinya musibah Mina” ungkap seorang pejabat keamanan Saudi seperti dikutip akun @SaudiNews50 Kamis (24/9)

Para saksi mata mengungkap, bahwa mereka sering menyaksikan jamaah haji dari Iran mempropagandakan apa yang mereka sebut sebagai “Revolusi Islam” kepada jamaah haji dari negara lain. “Mereka juga kerap mengambil keuntungan dengan memprovokasi jamaah untuk bentrok antar jamaah dan pasukan keamanan Saudi.”

Saksi mata di lokasi kejadian melaporkan, jamaah haji Iran kembali dari jamarat melalui jalan yang sama, seharusnya melalui jalur lain.

Tentu saja arus Jamaah Haji Iran ini berlawanan arah dengan arus jama’ah yang hendak berangkat ke Mina untuk melontar jumrah.... Maka terjadilah musibah Mina tersebut.

Asalnya ada suara teriakan dari jamaah haji yang meneriakkan agar rombongan jamaah haji dari Iran memutar arah ke belakang. Sehingga mereka pun bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah para jamaah haji lain yang juga menggunakan jalan yang sama untuk menuju ke jamarot. Inilah sebab utama terjadinya musibah di Mina.

Maka sangat Ironis, ketika pemerintah Iran menampilkan diri sebagai pihak yang menuntut, menghujat, dan menyalahkan pemerintah Saudi Arabia.

disarikan dari banyak sumber 
WA Majmu'ah Manhajul Anbiya 

BACA JUGA :
 "Kejanggalan-Kejanggalan” yang menarik untuk dicermati pada Tragedi Mina 1436 H kali ini 

KENAPA IRAN SANGAT BERAMBISI ??  

BENARKAH PANGERAN MUHAMMAD BIN SALMAN BIANG TRAGEDI MINA ? (plus Audio Ust. Mukhtar)  

APA JADINYA JIKA IRAN MENGELOLA HAJI ?  

MENGAPA MEMOJOKKAN SAUDI ARABIA? 

Himbauan untuk Turut Menyebarkan Pembelaan terhadap Kebenaran terkait Berita Haji  
 

Rabu, 23 September 2015


Oleh:  Asy-Syaikh al-'Allaamah Shalih al-Fauzan -hafidzahullah-

Hari Arafah ini memiliki keutamaan yang agung di dalamnya, Sebagaimana ketika Beliau -Shallallahu 'alaihi wasallam- ditanya tentang puasa pada hari tersebut maka beliau menjawab,

(ﻳﻜﻔﺮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﻤﺎﺿﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺒﺎﻗﻴﺔ )
"Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun berikutnya" yakni yang akan datang.

Puasa arafah akan menghapuskan dosa selama dua tahun. Ini menunjukkan keagungan puasa di hari arafah.
# "Menghapus dosa yang lalu" Ini maknanya jelas, yang mana puasa tersebut akan menghapuskan dosa-dosa yang ada dan yang telah terjadi.

# Akan tetapi keadaannya "Menghapus dosa setahun yang akan datang" dalam keadaan padanya BELUM TERJADI apa-apa, maka di sini terdapat isykal.

Bagaimana akan menghapuskan sesuatu yang belum terjadi?
Maka para ulama berkata -yakni tentang makna 'menghapus dosa setahun berikutnya'- (adalah):

ﺃﻧﻪ ﻳﻮﻓﻖ ﻓﻲ ﺗﺠﻨﺐ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺑﻌﺪﻫﺎ ، ﺃﻭ ﺃﻧﻪ ﺇﻥ ﺣﺼﻠﺖ ﻣﻨﻪ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻮﻓﻖ ﻟﻠﺘﻮﺑﺔ ﻓﻬﺬﺍ ﻣﻌﻨﻰ ﻳﻜﻔﺮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺒﺎﻗﻴﺔ
"Bahwasanya dia akan diberikan TAUFIQ untuk menjauhi kemaksiatan yang terdapat pada tahun setelahnya."

Atau jikalau telah terjadi kemaksiatan darinya, maka dia akan diberi TAUFIQ untuk bertobat. Maka inilah makna 'menghapus dosa setahun berikutnya'.."


_________________
P E R T A N Y A A N :
Penghapusan ini berlaku untuk dosa besar dan kecil, ataukah khusus untuk dosa kecil saja?

J A W A B A N:
Penghapusan ini KHUSUS untuk dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar maka ia tidak akan dihapus kecuali dengan taubat, sebagaimana Firman Allah -جل جلاله :

﴿ ﺇﻥ ﺗﺠﺘﻨﺒﻮﺍ كبائرﻣﺎ ﺗﻨﻬﻮﻥ ﻋﻨﻪ ﻧﻜﻔﺮ ﻋﻨﻜﻢ ﺳﻴﺌﺎﺗﻜﻢ ﴾
"Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang kalian dilarang darinya, (maka) kami akan mengampuni dosa-dosa kalian."

Hanya saja puasa pada hari arafah hanyalah bagi orang-orang yang tidak wuquf (di arafah).
Adapun orang-orang yang wuquf maka mereka berbuka di hari tersebut, dalam rangka mencontoh Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam, karena sesungguhnya Beliau wuquf pada hari tersebut dalam keadaan BERBUKA.


ـــــــــــــــــــــــــــــ
معنى تكــــفير صيام يوم عرفــــة لسنتين قبلـــــه وبعـــــده       

ﺍﻟﺸﻴﺦ العلامــــة ﺻﺎﻟـــــﺢ ﺍﻟﻔـــــﻮﺯﺍﻥ :

ﻓﻬﺬﺍ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻴﻪ ﻓﻀﻞ ﻋﻈﻴﻢ ، ﻭﻟﻤﺎ ﺳﺌﻞ ﷺ ﻋﻦ ﺻﻴﺎﻣﻪ ﻗﺎﻝ :  (ﻳﻜﻔﺮ ﺍﻟﺴﻨﺔﺍﻟﻤﺎﺿﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺒﺎﻗﻴﺔ ) ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺒﻠﺔ ﻳﻜﻔﺮ ﺳﻨﺘﻴﻦ ، ﻫﺬﺍ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻞ ﺻﻮﻡ ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ .

ﻳﻜﻔﺮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﻤﺎﺿﻴﺔ ﻫﺬﺍ ﻭﺍﺿﺢ ﻷﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ ﺳﻴﺌﺎﺕ ﻣﻮﺟﻮﺩﺓ ﻭﺣﺎﺻﻠﺔ ﻭﻟﻜﻦ ﻛﻮﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺒﻠﺔ ﻭﻫﻮ ﻟﻢ ﻳﺤﺼﻞ ﻣﻨﻪ ﺷﺊ ﻓﻬﺬﺍ ﻓﻴﻪ ﺇﺷﻜﺎﻝ ، ﻛﻴﻒ ﻳﻜﻔﺮ ﺷﻴﺌﺎ ﻟﻢ ﻳﺤﺼﻞ

ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻳﻌﻨﻲ ﻳﻜﻔﺮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺒﺎﻗﻴﺔ : ﺃﻧﻪ ﻳﻮﻓﻖ ﻓﻲ ﺗﺠﻨﺐ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺑﻌﺪﻫﺎ ، ﺃﻭ ﺃﻧﻪ ﺇﻥ ﺣﺼﻠﺖ ﻣﻨﻪ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻮﻓﻖ ﻟﻠﺘﻮﺑﺔ ﻓﻬﺬﺍ ﻣﻌﻨﻰ ﻳﻜﻔﺮ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺒﺎﻗﻴﺔ .

ﺍﻟﺴـــــﺆﺍﻝ : ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻜﻔﻴﺮ ﻟﻠﻜﺒﺎﺋﺮ ﻭﺍﻟﺼﻐﺎﺋﺮ ﺃﻡ ﺧﺎﺹ ﺑﺎﻟﺼﻐﺎﺋﺮ ؟

ﺍﻟﺠـــــﻮﺍﺏ :
((ﺍﻟﺘﻜﻔﻴﺮ ﺧﺎﺹ ﺑﺎﻟﺼﻐﺎﺋﺮ ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ ﻓﻼ ﺗﻜﻔﺮ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺘﻮﺑﺔ ، ﻟﻘﻮﻟﻪ ﷻ : ﴿ ﺇﻥ ﺗﺠﺘﻨﺒﻮﺍ كبائرﻣﺎ ﺗﻨﻬﻮﻥ ﻋﻨﻪ ﻧﻜﻔﺮ ﻋﻨﻜﻢ ﺳﻴﺌﺎﺗﻜﻢ ﴾ .

 ﻭﻟﻜﻦ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺻﻮﻡ ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ ﻟﻐﻴﺮ ﻭﺍﻗﻒ ﺑﻬﺎ ، ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻮﺍﻗﻒ ﺑﻌﺮﻓﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻔﻄﺮ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻗﺘﺪﺍﺀ ﺑﺎﻟﻨﺒﻲ ﷺ ﻓﺈﻧﻪ ﻭﻗﻒ ﻣﻔﻄﺮﺍ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻴﻮﻡ)) .

 [ ﺗﺴﻬﻴﻞ ﺍﻹﻟـــــﻤﺎﻡ ٢٤١/٣ ].
منقــــــول من شبكــــــة سحــــــــاب .

Alih Bahasa :  Admin AppSalafy
_____________________
مجموعـــــة توزيع الفـــــوائد
WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net
BENARKAH SYARI'AT MEMAKAI CADAR (HIJAB) ITU ADALAH TRADISI BUDAYA ARAB JAHILIYYAH SEMATA?

Dijawab Oleh:
Al-Ustadz Muhammad 'Umar As-Sewed -hafidzahullah-
Kajian rutin di Masjid 'Ali bin Abi Thalib Tegal, Jum'at 27 Dzulqo'dah 1436H/11 September 2015

durasi 03:30
DOWNLOAD 
_______________
** Nasehat indah untuk menjawab tuduhan keji dari Sa'id Agil Siraj hadaahullah yang mengatakan Cadar itu hanyalah Tradisi Arab dan celaannya terhadap nenek-nenek negro yang mengamalkan syari'ah memakai Cadar..

Bukti suara Said Agil
durasi 01:16
DOWNLOAD
_______________


مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net

Selasa, 22 September 2015

Tanya:
Bagaimana bantahan kepada syubhatnya Said Aqil Siradj yang mengatakan shaf shalat lurus rapat itu pemahamannya wahabi. Karena takut kalau iblis masuk dalam shaf-shaf shalat.

Jawab:
Oleh Al Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah

# Kalau kami senang, iblis masuk dalam shalat jama'ah. La haula wala quwwata illa billah,
hadza rojul imma jahil wa imma shohibul hawa, wa tsani aqrab. Ini orang imma dia bodoh, atau shohibul hawa, tapi yang kedua lebih mendekati ya ikhwah.
# Dia doktor jebolan Ummul Qura Makkah, bahasa arabnya fasih, tidak mungkin goblog. Tapi dari shahibul hawa.

Keif sunnah rasul 'alaihi shallatu wasallam, perintah rasul dikatakan pemahaman wahabi?
Kegoblogan yang kaya apa yang lebih jauh daripada ini?
Penyimpangan yang kaya apa yang lebih parah daripada ini?

Rasul memerintahkan:

سوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَفِّ مِنْ تَماَمِ الصَّلَاةِ

تَسْوِيَةَ الصَفِّ
lurus dan rapat. Lihat fathul bari syarah shahih bukhari karya Al Hafizh Ibnu Hajar dari syafiiyyah, tidak usah jauh-jauh dari mazhab yang lain, dari syafiiyyah.

Juga rasul menyatakan dalam sabda yang lainnya lagi:

لَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ
"Jangan kamu biarkan ada yang longgar-longgar untuk setan"

Itu maknanya apa? Disuruh lurus, jangan suka renggang.
Itu bukan wahabi,
itu sunnah nabi 'alaihi shallatu wasallam.

Na'udzubillahi min dzalik, yang dikhawatirkan ada unsur istihza' bi sunnah, mengolok-olok suunnah. Kalau demikian keadaannya, na'udzubillahi min dzalik dikhawatirkan kekufurannya, istihza' bi sunnah kufur, barakallahufiikum.

Yang kedua, ketika rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan jangan kamu biarkan yang longgar-longgar untuk setan, ya hadza bukan untuk berjama'ah bersama kita orang.

Setan itu kafir, tidak mungkin shalat. Dia itu datang untuk
~ merusak shalatnya kaum muslimin,
~ mengganggu shalatnya kaum muslimin,
~ supaya jangan khusu',
~ supaya jangan tenang,
~ supaya bubar.
Koq malah senang sama iblis? La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim.

Na'am ya ikhwah, ahlussunnah (tetap, -red) ahlussunnah, yang salah katakan salah, munkar katakan munkar walaupun tokoh nasional, barakallahufiikum. Yang luar biasa dikatakan wahabi, la haula wala quwwata illa billah. Kalau wahabi adalah rasul, masya Allah kebanggaan bagi kaum muslimin dikatakan sebagai wahabi, karena mengikuti rasulullah shallallahu 'alahi wasallam.

Tapi penamaan yang salah kaprah. Imma bodohnya orang ini, wa imma dia orang yang menyimpang, yang kedua lebih mendekati ya ikhwah. Sekali lagi yang kedua lebih mendekati.

Download Audio disini
DOWNLOAD

VIVA.co.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Kyai Haji Said Aqil Siradj, mengaku tidak bermaksud menghina atau melecehkan siapa pun terkait pernyataan dia perihal jenggot. Menurut dia, lontarannya mengenai jenggot hanya guyon atau bercanda.

"Itu kan guyon saja. Masalah jenggot itu bercanda," ujar Said kepada VIVA.co.id di kantor PBNU, Jakarta, beberapa waktu lalu.

http://m.news.viva.co.id/news

GUYON ?
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ(65)لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ(66

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja".
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema`afkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (At-Taubah :65,66)

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا يَضْحَكُونَ(29)وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ(30)وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ(31)وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلَاءِ لَضَالُّونَ(32)وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ(33)فَالْيَوْمَ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ(34)عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ(35)هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ(36

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mu'min, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mu'min. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Muthaffifin:29-36)


Wallohul musta'an

Minggu, 13 September 2015

Al-Ustadzah Ummu Luqman Salma
 
Bahtera membutuhkan awak-awak yang terampil dan andal agar bisa berlayar dengan lancar. Tiap awak harus memahami dan menjalankan tugasnya di bawah kepemimpinan sang nakhoda. Kelalaian dan pembangkangan seorang awak bisa membuat bahtera oleng, bahkan tenggelam di tengah lautan, atau tersesat hingga terdampar di selain negeri tujuan.
Rumah tangga yang kerap diibaratkan sebagai bahtera pun demikian keadaannya. Suami sebagai nakhoda, dan istri serta anak-anak sebagai anak buahnya, harus menjalankan tugas masing-masing dengan sabar dan penuh tanggung jawab. Jika tidak, sungguh sulit bagi bahtera itu untuk sampai ke negeri tujuan dengan selamat. Jika dia sekadar terhempas di dunia, mungkin masih bisa dicarikan jalan keselamatan meski dengan susah payah. Namun, jika dia terdampar di negeri kesengsaraan di akhirat, itulah kerugian yang sesungguhnya.
Pada edisi kali ini kami sajikan dua dari sekian banyak kewajiban istri kepada suaminya. Berikut pembahasannya.

  • Menaati suami dalam perkara yang makruf (baik).
Sebagaimana telah disinggung, suami adalah nakhoda bahtera rumah tangga. Kepemimpinan suami adalah kedudukan yang ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, bukan sekadar kebiasaan yang berlaku di kelompok masyarakat tertentu atau adat negeri tertentu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡۚ
“Kaum pria adalah pemimpin bagi para wanita, karena keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena nafkah yang mereka keluarkan dari sebagian harta mereka.” (an-Nisa’: 34)
Setinggi dan semulia apa pun seorang wanita, tidak pantas baginya memprotes pembagian Allah Yang Mahatahu dan Mahabijaksana ini. Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman,
وَلَا تَتَمَنَّوۡاْ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٞ مِّمَّا ٱكۡتَسَبُواْۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٞ مِّمَّا ٱكۡتَسَبۡنَۚ وَسۡ‍َٔلُواْ ٱللَّهَ مِن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٗا ٣٢
“Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi pria ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (an-Nisa’: 32)
Karena pria adalah pemimpin, hal ini berkonsekuensi ketaatan istri kepadanya. Dalil-dalil menunjukkan bahwa wanita yang baik adalah wanita yang patuh kepada suaminya, bukan wanita yang bebas berbuat semaunya atau yang justru terbalik keadaannya, yakni dialah yang mengatur suaminya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam ditanya siapakah wanita yang terbaik, beliau menjawab, “Yang menyenangkan suami ketika dipandang, menaatinya ketika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya dengan sesuatu yang membangkitkan kebencian suami.” (HR. an-Nasa’i, dinyatakan shahih oleh al-Albani)
Saudariku yang semoga disayang oleh Allah, suami memiliki hak yang amat besar atas istrinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh memerintah seseorang untuk bersujud kepada orang lain, tentu kuperintah istri untuk bersujud kepada suaminya. (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan alBaihaqi, dari hadits Abu Hurairah z. At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan.”)
Dari hadits ini kita bisa mengetahui betapa besarnya hak suami atas istrinya. Maka dari itu, istri wajib menaati suami, karena hak terbesar—setelah hak Allah dan Rasul-Nya—yang harus dia tunaikan adalah hak suami. Jika istri durhaka dan terus-menerus dalam kedurhakaannya, dia telah menghadapkan dirinya kepada kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala hingga suaminya ridha kepadanya.

Duhai para istri yang semoga dirahmati Allah, pembangkangan kepada suami akan mengakibatkan seorang istri masuk neraka jika Allah subhanahu wa ta’ala tidak mengampuninya—wal ’iyadzu billah. Disebutkan dalam hadits Hushain bin Mihshan, dia berkata, “Bibiku telah bercerita kepadaku, katanya: Saya telah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam untuk suatu keperluan. Beliau bertanya, Wahai wanita, apakah kamu bersuami? Saya menjawab, ‘Ya.’ Beliau bertanya lagi, Bagaimana sikapmu terhadapnya? Dia (bibi Hushain, pent.) menjawab, ‘Saya tidak pernah mengurangi ketaatan kepadanya, kecuali pada urusan yang saya tidak mampu.’ Beliau bersabda, ‘Perhatikanlah di mana kedudukanmu terhadapnya, karena dia adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, an-Nasai, Ahmad, dan lain-lain. Sanadnya shahih sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi)

Saudariku yang mulia, kewajiban taat kepada suami ini berlaku bagi semua wanita walaupun dia adalah putri raja yang mulia, kaya raya, cantik jelita, dan semisalnya. Dia wajib menaati suaminya dalam setiap perkara yang makruf meskipun sang suami memiliki status sosial yang lebih rendah. Istri harus membuang jauh-jauh sikap sombong dan angkuh terhadap sang suami. Dikecualikan dari hal ini jika sang suami memerintahnya untuk bermaksiat dan durhaka kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam kondisi ini, ketaatan kepada Allah-lah yang didahulukan. Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
“Ketaatan itu hanyalah pada perkara yang makruf.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) Beliau juga bersabda,
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
Wajib bagi seorang muslim mendengar dan taat, baik pada perkara yang disukai maupun yang dibenci, kecuali jika dia diperintah untuk suatu kemaksiatan. Jika dia diperintah untuk suatu kemaksiatan, tidak boleh mendengar dan taat.”
Terkadang seorang istri ingin beribadah sunnah, tetapi sang suami tidak menyetujuinya. Dalam kondisi ini ketaatan kepada suami harus dikedepankan karena hukumnya wajib, dan perkara wajib harus didahulukan daripada perkara sunnah.

  • Taat jika dipanggil sang suami ke ranjangnya.
Secara umum, laki-laki memiliki syahwat jima’ yang lebih tinggi daripada perempuan. Dia lebih tidak sabar untuk meninggalkan jima’ daripada perempuan. Faktor terbesar yang mendorongnya untuk menikah adalah penyaluran syahwat secara halal. Oleh karena itu, syariat mewajibkan istri untuk menaati suaminya jika dipanggil ke ranjangnya, agar tidak terjadi kerusakan yang besar. Penolakan istri tanpa adanya uzur yang bisa diterima, seperti haid atau sakit, akan menghadapkannya kepada kemurkaan Allah dan laknat para malaikat serta mengurangi pahala shalatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ، فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا، لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
Jika istri dipanggil suami ke ranjang lalu dia menolak sehingga sang suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, malaikat akan melaknatnya hingga ia memasuki waktu pagi.” (HR. al-Bukhari)
Dalam riwayat lain beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke ranjangnya lalu si istri enggan memenuhi panggilan tersebut, melainkan yang di langit marah kepadanya hingga sang suami ridha kepadanya.” (HR. Muslim)

Mendurhakai suami dalam urusan ini termasuk dosa besar. Oleh karena itu, hendaknya para ibu rumah tangga mencamkan sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam di atas. Janganlah rasa lelah setelah mengurus rumah tangga seharian membuatnya enggan melayani suami. Bangkitlah meskipun diri sendiri terkadang tidak berhasrat akibat didera penat yang sangat. Jangan pula kesibukan membuatnya berlambat-lambat. Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seorang wanita tidak dikatakan memenuhi hak Rabbnya sebelum ia memenuhi hak suaminya. Walau sang suami meminta dirinya dalam keadaan dia di atas sekedup, dia tidak boleh menolaknya.” (Hadits shahih riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan lain-lain.

Jadi, andai seorang istri tengah berada di atas punggung seekor unta lantas suaminya ingin berhubungan dengannya, dia tidak boleh menolaknya. Lalu, bagaimana pada selain kondisi tersebut?
Sebagai penutup, kami sebutkan berita gembira dari junjungan kita yang mulia, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam , bagi wanita yang menaati suaminya. Beliau n bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ
Apabila seorang wanita menunaikan shalat (fardhu) lima waktu, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, dia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia kehendaki. (HR. athThabarani, Ibnu Hibban, dan selainnya. Al-Albani berkata, “Hadits hasan atau shahih dengan beberapa jalur periwayatan.”)

Inilah balasan terbaik baginya. Bukankah tidak ada kenikmatan di dunia ini yang menandingi surga? Cukuplah balasan surga ini menjadi pengusir rasa lelah dan berat karena menaati suami.

Demikianlah dua kewajiban istri yang menjadi hak sang suami. Mudah-mudahan pembahasan yang singkat ini dapat menjadi tambahan ilmu dan amal bagi penulis secara khusus dan bagi kaum muslimin secara umum. Amin ya Rabbal ’alamin.

Referensi:
– Al-Qur’anul Karim
Adabuz Zifaf, asy-Syaikh al-Albani
Nashihati lin Nisa’, Ummu ‘Abdillah al-Wadi’iyyah
Risalah ilal Arusain, Abu ‘Abdirrahman ash-Shubaihi

http://qonitah.com 

"MUDAHNYA MEMAHAMI SYARI'AT ISLAM & JELASNYA AL-HAQ DARI KEBATHILAN"
(Bantahan untuk Sa'id Agil Siraj hadaahullah)

Disampaikan oleh:
Al-Ustadz Muhammad 'Umar As-Sewed -hafizhahullah-
Jum'at, 27 Dzulqo'dah 1436 H - 11 Sept 2015 M
Masjid Ali bin Abi Thalib Tegal
Durasi 23:20

DOWNLOAD
==============================================================
ceramah ketua pnbu Aqil Siroj
Menghujat bersedekap di dada sebagai mencekik leher

Menghujat syariat merapatkan shaf sebagai ajaran wahabi dan lebih suka melonggarkan shaf (shalat bersama Iblis -Kafir Laknatullah!!!!!- daripada shalat bersama Wahabi)

Melecehkan Malaikat Munkar-Nakir masih ngantri belum (bisa) menanyai Gus Dur karena kuburannya masih ramai

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
==============================================================
WA Forum Berbagi Faidah [FBF]  | www.alfawaaid.net

Tepat pukul 19.00 WIB, Kemenag bersama sejumlah ulama, tokoh agama dan perwakilan negara sahabat selesai melaksanakan sidang Itsbat penentuan awal bulan Dzulhijjah, 1436 H. Dari sidang tersebut ditentukanlah tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada Selasa, 15 September 2015.

"Tadi kami mendengarkan laporan rukyat dari seluruh Indonesia. Dan tidak satupun yang melihat hilal. Jadi tahun ini kita menetapkan tanggal 1 dzuljihhan jatuh pada Selasa 15 September. Jadi artinya Idul Adha akan jatuh tanggal 24 September, pada hari Kamis," kata Dirjen Bimas Islam Kemenag, Machasin di kantornya Jl MH Thamrin, Jakpus, Minggu (13/9/2015).

Machasin menjelaskan, memang ada perbedaan dalam penentuan jatuhnya Idul Adha tahun ini. Kemenag tidak mempermasalahkan perbedaan ini.

"Kalau ada yang menetapkan atau meyakini tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada 14 September, kita memberikan kebebasan, karena tidak ada paksaan dalam masalah agama. Jadi dipersilahkan yang menurut keyakinannya tanggal 10 Dzulhijjah pada tanggal 23 September. Kita saling menghormati perbedaan ini," jelasnya

Sebelumnya, Muhammadiyah sudah mengeluarkan maklumat hari raya Idul Adha 1436 Hijriah jatuh pada 23 September 2015. Sekretaris Umum (Sekum) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menerangkan penetapan itu didasarkan pada penghitungan hisab hakiki wujudul hilal. Kemungkinan, Mu'ti menambahkan, Arab Saudi dan mayoritas organisasi Islam lainnya juga akan merayakan Idul Adha pada 23 September.

"Beribadah dan berhari rayalah bersama Waliyul amr / Pemerintah, Sebagaimana tuntunan dari Rosul Sholallohu'alaihiwasallam"


Postingan di KHAS
http://m.detik.com/news/berita
Semoga Allah merahmati para Jama'ah Haji yang menjadi korban kecelakaan jatuhnya Crane di Masjidil Haram, Jum'at 27 Dzulqa'dah 1436 H / 11 September 2015 M.

Sungguh terkumpul pada mereka keutamaan-keutamaan :
1. Wafat ketika sedang menjalankan ketaatan kepada Allah. 
2. Wafat di negeri yang paling Allah cintai yaitu di Makkah, bahkan di Masjidil Haram, masjid pertama yang dibangun di muka bumi.
3. Wafat disebabkan reruntuhan, dan wafat dengan sebab reruntuhan adalah SYAHID.
4. Wafat dalam kondisi berpakaian ihram, sehingga dimakamkan dengan dikafani kain ihramnya,  tanpa minyak wangi. Karena dia akan Allah bangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan berihram.

Ya Allah terimalah mereka sebagai para syuhada. Lindungilah mereka dari fitnah kubur.  Ya Allah ampunilah mereka.

diterjemahkan dari akun twitter:
@almadani_k
@Arafatbinhassan (dengan ada penambahan)

WA Majmu'ah Manhajul Anbiya

Kamis, 10 September 2015

Asy Syaikh Al Utsaimin rahimahullah

Apakah hukumnya shalat taubat ? Dan apakah dalil yang datang berkenaan sholat taubat itu shahih ?

jawab:
Hadits shalat taubat di dalamnya ada kelemahan. Akan tetapi dia memiliki syahid / penguat yang menunjukkan bahwa itu ada asalnya.
Misalnya hadits Utsman bin Affan radhiyallahu anhu tatkala berwudhu seperti wudhunya Nabi shallallahu alaihi wasallam dan beliau berkata bahwa : "Nabi shallahu alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini lalu bersabda : "Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini lalu shalat dua raka'at yang tidak berbicara hatinya pada shalat itu (yakni sholat dengan khusu'.pent), Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Hadits ini merupakan penguat yang menunjukkan bahwa manusia jika berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua raka'at maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.Tetapi tidak dinamakan shalat taubat melainkan shalat sunnah wudhu. Hanya saja dengan sholat sunnah wudhu ini menghasilkan taubat.


 السؤال: ما حكم صلاة التوبة وما صحة الدليل الذي ورد في ذلك؟

الجواب: صلاة التوبة حديثها فيه ضعف، لكن له شواهد تدل علىأن له أصلاً مثل حديث عثمان بن عفان رضي الله عنه حينما توضأ كوضوء النبي صلى الله عليه وسلم وقال: إن النبي صلى الله عليه وسلم توضأ مثل وضوئي هذا ثم قال: من توضأ نحو وضوئي هذا ثم صلى ركعتين لا يحدث فيهما نفسه غفر الله له ما تقدم من ذنبه
 فهذا الحديث شاهد يدل على أن الإنسان إذا توضأ فأسبغ الوضوء، ثم صلى ركعتين؛ فإنه يغفر له ما تقدم من ذنبه، ولا تسمى صلاة التوبة ولكنها سنة الوضوء ولكن تحصل بها التوب

Liqoaat Baab al Maftuh Syaikh Ibn Utsaimin juz 14
Dialihbahasakan oleh Ust.Abu Usamah Irfan hafidzahullah
Dengarkan audionya di http://binothaimeen.net/content/2331

Forum Salafy Surabaya
Turut mempublikasikan :
WhatsApp Salafy Cirebon
Asy Syaikh Ubaid bin Abdillah al Jabiry hafizhahullah

Pertanyaan:
Apakah diwajibkan untuk adzan dan iqomah bagi seseorang yang sholat sendirian?
Jawaban:
Jika dia mendengarkan adzan di wilayahnya tersebut, maka dia tidak perlu lagi adzan. Adapun iqomah, maka dia tetap lakukan ketika akan memulai sholat.

Adapun kalau dia tidak mendengar adzan di wilayahnya tersebut karena tempatnya yang jauh atau dia dalam perjalanan safar, maka dia tetap harus adzan dan iqomah sebagaimana yang diperintahkan oleh Nabi shallalahu 'alaihi wasallam.

Pertanyaan:
Apakah boleh seseorang yang adzan tetapi di-iqomahi oleh orang lain?

Jawaban:
Tidak mengapa yang demikian. Akan tetapi, sebaiknya iqomah diserahkan kepada muadzin karena dia yang lebih mengetahui tentang waktu sholat dan keadaan imam.

Dia juga tahu kapan imam akan datang dan kapan waktu ketika kedatangan imam tidak lagi diharapkan.

Sumber : http://ar.alnahj.net/fatwa/132
Alih bahasa : Syabab Forum Salafy

Arsip WSI http://forumsalafy.net/


هل يجِب على الْمنْفرد الأَذان والإِقامة ؟

إِذا كان يَسْمع أَذان البَّلد فلا يُؤذن، والإِقامة يُقيم إذا أَراد أَن يُصلي. لكن إِذا كان لا يَسْمع أَذان البَلد كَأَّن يَكون بَعيدًا أو مُسافِرًا أَذَّن أَقام، كما أَمَر النبي-صلى الله عليه وسلم-.

السؤال:

هل يَجوز أَنْ يُؤَّذَن شَخْص ويُقيم آخر ؟

الجواب:

لا مانِع من ذلِك لكِن تُوكل الإِقامة للمُؤَذن إنه أدْرى وأحْرى وأعْرَف بالوَقت أعْرف بِحال الإِمام، ومتى يوجد الإِمام ومَتى يَيْأَس النَّاس من وجوده.

Bab ini menjelaskan tentang bagaimana cara seseorang melakukan sholat yang waktunya telah terlewatkan karena ia tertidur atau terlupa.

Bagaimana Mengganti Sholat pada Waktu yang Terlewat Karena Tertidur? 

Jawab: 
Jika seseorang tertidur sehingga terlewat dari suatu waktu sholat maka ia segera melakukan sholat saat terbangun. Jika sebelumnya ia dalam keadaan junub, maka ia segera mandi dan kemudian sholat. Hal itu juga berlaku bagi orang yang benar-benar lupa sehingga terlewat dari waktu sholat. Ia segera sholat saat ingat.

Misalkan saat sudah masuk waktu Maghrib ia baru ingat belum sholat Ashar. Maka pada saat itu ia segera sholat Ashar di waktu Maghrib, kemudian sholat Maghrib.

مَنْ نَسِيَ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا
Barangsiapa yang lupa sholat atau tertidur, maka kaffarohnya (penggantinya) adalah sholat pada saat ingat (H.R Muslim dari Anas bin Malik)

Bagaimana Jika Seseorang Melakukan Sholat yang Terlupa Pada saat Terlarang Melakukan Sholat?

Jawab: 
Yang demikian tidak mengapa. Sebagaimana ini adalah ijma’ para Ulama sebagaimana dinukil oleh Syaikh Bin Baz dalam Fataawa Islaamiyyah (1/518)).

Contoh saat terlarang melakukan sholat adalah setelah sholat Ashar hingga tenggelam matahari. Namun, kalau seandainya seseorang baru sadar bahwa ia lupa sholat Dzhuhur, ia bisa sholat di waktu itu. Karena mengganti sholat yang tertinggal tidaklah terlarang dilakukan di waktu itu.

Contoh lain, seseorang terbangun saat terbit matahari. Padahal saat terbit matahari dilarang melakukan sholat. Saat itu ia boleh melakukan sholat Subuh. Jika menunggu sebentar hingga masuk waktu Dhuha itu lebih baik.

Apakah Jika Seseorang Mengganti Sholat yang Terlupa Harus Dilakukan Secara Urut?

Jawab: 
Ya, harus dilakukan secara urut. Kecuali jika dikhawatirkan akan terlewat waktu pada sholat yang kedua. Sebagai contoh, seseorang tertidur dari sholat Ashar hingga masuk waktu Maghrib. Semestinya ia melakukan sholat Ashar dulu kemudian Maghrib sebagaimana urutan waktu sholat. Namun, jika waktu Maghrib sudah hampir habis, maka sebaiknya ia sholat Maghrib dulu kemudian baru mengganti sholat Ashar. Karena jika di saat hampir habis sholat Maghrib ia mendahulukan Ashar, maka akan terjadi dua sholat tidak pada waktunya: Ashar dilakukan di waktu Maghrib sedangkan Maghrib dilakukan di waktu Isya’. Dalam kondisi itu boleh tidak mengurutkan sholatnya.

Namun, secara asal mengganti sholat yang terlewat semestinya dilakukan secara urut. Sebagaimana Nabi shollallahu alaihi wasallam juga mengganti sholat yang terlewat secara urut.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ جَاءَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ بَعْدَ مَا غَرَبَتْ الشَّمْسُ فَجَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيْشٍ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كِدْتُ أُصَلِّي الْعَصْرَ حَتَّى كَادَتْ الشَّمْسُ تَغْرُبُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا صَلَّيْتُهَا فَقُمْنَا إِلَى بُطْحَانَ فَتَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ وَتَوَضَّأْنَا لَهَا فَصَلَّى الْعَصْرَ بَعْدَ مَا غَرَبَتْ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا الْمَغْرِبَ
Dari Jabir bin Abdillah –radhiyallahu anhuma- bahwasanya Umar bin al-Khotthob radhiyallahu anhu datang pada perang Khondaq setelah tenggelam matahari. Beliau mencela orang-orang kafir Quraisy. Beliau berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak sholat Ashar hingga matahari tenggelam. Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: Demi Allah, Aku juga tidak sholat (Ashar). Maka kemudian kami bangkit menuju Buth-haan, beliau berwudhu’ kemudian kami berwudhu’. Kemudian beliau sholat Ashar setelah tenggelam matahari kemudian setelahnya melakukan sholat Maghrib (H.R al-Bukhari dan Muslim)

(dikutip dari buku 'Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi', Abu Utsman Kharisman)

WA al-I'tishom 2
WA Salafy Solo

Kamis, 03 September 2015

Oleh : Abu Nasiim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz

Istri mana yang tidak akan tersanjung bahagia jika seuntai perhiasan dikadokan sebagai hadiah oleh suaminya? Apalagi, untaian itu bukan sembarang untaian. Zamrud kehijau-hijauan asli dari kawasan tambang Kolombia, Amerika Latin. Ini bukan emas atau perak. Ini zamrud, lambang dari keindahan perhiasan.

Di tambah lagi watak wanita yang sangat menyukai perhiasan, tentu kado tersebut akan sangat berkesan. Jangankan seuntai zamrud, gelang perak atau cincin emas saja akan membuat hati seorang istri berbunga-bunga. Atau tidak usahlah emas dan perak, sebuah jepit rambut berwarna pink yang dibeli suami saat keluar kota, pasti memiliki nilai tersendiri ketika diserahkan sebagai oleh-oleh.

“Harganya memang tidak seberapa. Namun, jepit rambut ini adalah bukti bahwa aku selalu mengingat dirimu saat aku jauh darimu”, sapa sang suami.

Masalahnya, tidak semua suami mampu mengkadokan seuntai zamrud, gelang perak atau sebuah cincin emas. Juga tidak setiap saat seorang suami pergi keluar kota sehingga berkesempatan membeli oleh-oleh untuk sang istri. Padahal setiap istri selalu berangan-angan untuk disenangkan hatinya oleh suami. Jadi, langkah apa yang harus dilakukan seorang suami?

Di salah satu ayat surat AzZukhruf, Allah menegaskan tentang sifat dasar kaum wanita. Allah berfirman,

أَوَ مَن يُنَشَّؤُا فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ
Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran. (QS. 43:18)

Ayat ini menjelaskan bahwa kaum wanita adalah makhluk yang selalu akrab dan senang dengan perhiasan sejak ia dilahirkan. Salah satu fungsinya adalah untuk mempercantik diri secara dzahir. Sifat wanita lainnya adalah keterbatasan di dalam mengungkapkan dan mengutarakan isi hati. Sekuat dan setegar apapun seorang wanita di dalam menghadapi kerasnya kehidupan, tetap saja ia harus memperoleh kelembutan dan perhatian.(Tafsir As Sa’di)

Jangan sakiti hati istrimu! Perlakukanlah dia dengan cinta dan kasih sayang. Berlemah lembutlah kepadanya!
Sebuah Ruang di Sudut Hati Istri
Sadarilah, wahai Suami…

Istri sebagai seorang wanita adalah makhluk yang membutuhkan kelembutan. Jalan terakhir yang biasa dilakukan oleh seorang istri–seringnya demikian- hanyalah menangis dan mencucurkan air mata. Pada dasarnya, seorang wanitalebih cenderung untuk menyimpan dan memendam rasa dari pada harus mengungkapkannya.

Tahukah Anda, wahai Suami?  Apakah yang tersembunyi di sudut relung hati seorang istri?

Di sudut relung hati seorang istri ada sebuah ruang kecil dan tersembunyi. Ukuran ruang tersebut memang secara dzahir tidak terlalu besar. Namun, saat Anda benar-benar memasuki ruang tersebut ada sebuah alam ketentraman dan kebahagiaan yang bisa ia rasakan. Dari ruang tersebut memancar cahaya keceriaan yang tak kunjung padam selama Anda sebagai suami selalu menjaga agar sumber cahaya tersebut tetap menyala.

Andai ruang kecil di sudut relung hati istri, mampu Anda isi dan penuhi dengan nyala “perhatian”, pasti ia akan merasa menjadi istri yang beruntung. Bagi seorang istri, perhatian dari suaminya melebihi nilai zamrud, emas, perak dan perhiasan lainnya. Perhatian suami adalah seuntai perhiasan yang selalu di harap-harapkan oleh seorang istri.
Tidak perlu Anda bertanya lagi kepada istri Anda tentang hal ini! Sebab, ia hanya akan menjawab dengan anggukan penuh malu.

Nabi Muhammad adalah figur seorang suami yang sangat sempurna di dalam memberikan perhatian kepada istri. Bila saja kita memiliki kesempatan untuk sebentar saja menilik kehidupan rumah tangga beliau, tentu taman-taman indah akan terbentang luas di hadapan kita. Untuk merinci atau menyebutkan contoh-contoh perhatian Nabi Muhammad kepada istri seyogyanya memang dikhususkan dalam sebuah tulisan tersendiri.

Namun, cukuplah kiranya pesan dari Nabi Muhammad berikut ini. Beliau bersabda,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَ أَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ
“Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang terbaik di dalam bersikap kepada keluarganya. Dan saya adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku”
Hadist Ibunda Aisyah riwayat Tirmidzi (2/323) dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah 1/513.

Nah, wahaiSuami, baarakallahufiik.
Berbentuk apakah perhatian yang bisa dilakukan untuk istri? Sangat banyak dan beragam jawabannya. Mudah-mudahan sepenggal tips berikut bisa Anda renungkan dan pikirkan dengan baik. 

Menjadi Pendengar Terbaik Baginya
Sesuai kodratnya seorang istri mengemban tugas yang tidak ringan. Oleh sebab itu, seorang suami berkewajiban untuk membantu meringankan beban tersebut. Caranya?

Luangkan waktu untuk istri Anda! Ya, berilah waktu khusus untuk istri Anda agar dia bisa mengalirkan beban-bebannya yang sekian lama mengendap di hatinya. Kondisikan istri Anda agar mau berbagi cerita tentang aktifitas hari ini yang telah ia lakukan. Dan, Anda harus siap untuk menjadi seorang pendengar yang baik.

Waktu mungkin bukan masalah. Namun, memilih waktu yang tepat tentu semakin membuat istri Anda semakin merasa dicintai dan diperhatikan. Pilihlah waktu di malam hari, saat anak-anak Anda telah tertidur lelap dalam mimpi.

Berilah kesempatan untuk istri Anda bercerita tentang kondisi rumah dan anak-anak hari ini. Pengalaman menarik apa yang dirasakan saat berbelanja ke warung pagi tadi. Tanyakan kepada istri tentang apa yang bisa Anda lakukan untuknya. Buatlah istri Anda merasakan kenyamanan dan ketentraman saat ia bercerita di hadapan Anda. Sebab, tugas suami adalah menghadirkan ketentraman jiwa untuk sang istri.

Sadarilah bahwa salah satu tanda keharmonisan sebuah keluarga adalah komunikasi terbuka antara suami dan istri. Istri tidak pernah merasa khawatir dan cemas jika ia berterus terang. Ia menganggap suaminya sebagai penganyom dan pelindung. Sangat berbahaya sekali, jika istri menganggap Anda sebagai seorang penyidik atau interogator sehingga ia selalu merasa takut jika berbicara di hadapan Anda.

Al Imam Al Bukhari di akhir pembahasan tentang waktu-waktu shalat, membuat sebuah judul bab “Begadang bersama tamu dan keluarga”. Sebab, pada dasarnya begadang malam tidak boleh dilakukan kecuali dalam urusan agama. Namun, karena besarnya hak tamu dan keluarga, Islam lantas membolehkannya.

Sahabat Ibnu Abbas pernah bercerita (ShahihBukhari),

بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ فَتَحَدَّثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ أَهْلِهِ سَاعَةً ثُمَّ رَقَدَ
“Aku pernah menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Rasulullah). Malam itu, Rasulullah berbincang-bincang dengan keluarga beliau (Maimunah) beberapa waktu. Setelah itu barulah beliau tidur”

Apakah Anda Merasakan Lelah Juga?
Mungkin Anda bisa saja bertanya? Sebagai suami, saya pun merasakan lelah dan capek. Seharian saya mencari nafkah, dari pagi hingga petang. Malam hari tentu lebih baik saya gunakan tidur untuk beristirahat.

Nah, di titik inilah Anda sebagai seorang suami akan diuji.
Di dalam mencari nafkah, menjalankan rutinitas dalam sebuah profesi, tentu Anda dituntut untuk melayani orang lain, bukan? Dokter, pelayan toko, pedagang, pegawai, karyawan, guru, polisi, tentara, pengelola warung makan atau silahkan saja sebut profesi-profesi lain. Bukankah di setiap profesi tersebut, Anda harus bisa memberikan pelayanan kepada masing-masing obyek profesi?

Lalu, jika Anda bisa memberikan pelayanan dan perhatian kepada orang lain, kenapa Anda tidak melakukannya kepada istri Anda sendiri? Selelah apapun Anda, berilah kesempatan istri untuk berbagi cerita.

Bayangkanlah, wahai Suami!
Di sebuah malam. Anak-anak Anda telah nyenyak bermimpi. Secangkir teh panas dan beberapa potong gorengan tersaji di meja makan sederhana. Anda sedang mendengarkan istri Anda bercerita tentang aktifitas hari ini. Tentang anak-anak dan pekerjaan rumah lainnya. Atau apapun cerita yang bisa diungkapkan oleh istri Anda.

Sesekali Anda memberikan tanggapan dengan penuh kelembutan dan canda. Buatlah ia tertawa untuk menggantikan lelahnya! Tataplah wajahnya dengan penuh kasih sayang. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar serius mendengarkan ceritanya. Buktikan bahwa Anda adalah seorang suami yang mampu merangkai “perhatian” dalam sebuah untaian indah. Mengalahkan untaian zamrud kehijau-hijauan.

Semoga, istri-istri kita merasakan nyenyak dalam tidurnya dan bermimpi indah terselimuti oleh perhatian suaminya. Amin yaa Arham arRahimin

http://www.ibnutaimiyah.org/2013
Apik Elek Bloge Dewek