:::: MENU ::::

Kamis, 31 Maret 2016

KAJIAN ILMIAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH
"ASY-SYARI'AH" ke-12, tahun 1437 H / 2016 M

Bismillah…
Segala Puji hanya bagi Allah, yang senantiasa memberikan berbagai limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya.
Termasuk, kemudahan dari-Nya kepada kami untuk melaksanakan Kajian Ilmiah Nasional secara rutin dengan menghadirkan para ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Kami sangat bersyukur bahwa Kajian-Kajian Ilmiah Nasional yang kami laksanakan memberikan manfaat yang besar terhadap kaum muslimin di negeri ini.
Semoga Allah senantiasa mengarahkan Pemerintah Indonesia kepada kebaikan dan mengaruniakan kepadanya keberadaan orang-orang shalih di sekitarnya.

Dengan Mengharap Ridha Allah Ta’ala semata
Hadirilah !
Kajian Islam Ilmiah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
"ASY-SYARI'AH" yang ke-12 Tahun 1437 H /2016 M

Dengan Tema:
"TUNTUNAN ISLAM DALAM MENANGKAL RADIKALISME UNTUK MENJAGA KEUTUHAN AGAMA & NEGARA"

Insya Allah dengan Pembicara:
Asy-Syaikh Ali Hussein Abdullah Asy-Syarafi hafizhahullah
Asy-Syaikh Shalah Futaini Kantusy hafizhahullah
Asy-Syaikh Zakariya bin Syu’aib hafizhahullah

Insya Allah akan Diselenggarakan pada:
KAJIAN UMUM
Hari Ahad, 25 Jumadil Akhir 1437 H / 3 April 2016 M
Di Masjid Agung Bantul – Yogyakarta
Jl. Jenderal Sudirman No.1, Bantul, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

KAJIAN ASATIDZAH:
Hari Ahad-Kamis, 25- 29 Jumadil Akhir 1437 H / 3-7 April 2016 M

Kontak Informasi:
Kajian Umum: 085100453237
Kajian Asatidzah: 081328022770
Informasi Umum: 081328078414

Kajian ini Insya Allah bisa diikuti melalui:
Radio Islam Jogja – www.radioislamjogja.com
Radio Rasyid – www.radiorasyid.com
Radio Manhajul Anbiya – www.manhajul-anbiya.net
Radio Islam Indonesia — www.radioislam.or.id

Website Resmi Daurah:
www.daurahnasional.com

Penyelenggara:
Yayasan Asy-Syariah Yogyakarta
Jl. Godean Km. 5 Gg. Kenanga No. 26 B Patran, Banyuraden, Gamping, Sleman-DIY 55293

Insya Allah akan dilanjutkan "SAFARI DAKWAH" bersama masyaikh pada tanggal 30 Jumadal Akhirah - 8 Rajab 1437 H / 8-16 April 2016 di beberapa kota besar di Indonesia (Jakarta, Medan, Palembang, Makassar, Balikpapan, Ambon, Bali, dll)
Informasi selengkapnya menyusul insya Allah

dipublish resmi oleh
Channel Telegram Daurah Nasional "asy-Syari'ah" Ahlus Sunnah wal Jama'ah
https://tlgrm.me/daurahnasional

Selasa, 29 Maret 2016


Tahukah anda siapakah Asy Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Rahimahullah?
Cobalah lontarkan pertanyaan ini kepada siapa saja yang anda jumpai. In sya Allah mereka akan mengenalnya. Dia adalah seorang wali, dia adalah ulama, dia adalah orang shalih. Ya, Nama Syaikh Abdul Qadir Al Jailani begitu populer dinegri kita. Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang shalih, sekaligus sangat identik dengan berbagai karomah yang dimiliki. Ada yang meyakini bahwa beliau adalah Wali Allah yang mampu terbang tinggi di angkasa raya, atau berjalan diatas air dengan secepat kilat. Bahkan ada pula yang beranggapan bahwa beliau mampu menghidupkan orang yang sudah mati.
Sebenarnya, kisah tentang berbagai keajaiban inilah yang membuat sekian banyak orang mengagumi dan mengidolakan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Sampai sungguh disayangkan, perbuatan sebagian orang yang sangat berlebihan terhadap beliau. Yaitu menjadikan beliau wasilah (perantara) dalam doa. Dengan keyakinan, tanpa hal itu, doa mereka tidak akan dikabulkan. Jelas ini merupakan sikap yang melebihi batas dan kesesatan yang nyata. Sehingga alangkah baiknya jika kita mengetahui siapa sebenarnya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani.

Benarkah beliau mempunyai berbagai keajaiban tersebut Ataukah sekedar mitos atau dongeng hasil rekayasa orang orang, yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah?

Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Shalih Abdullah bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdillah bin Musa Al Hauzy bin Abdullah Al Mahdi bin Al Hasan Al Mutsanna bin Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al Jailani. Dengan melihat kepada silsilah keturunan diatas, bisa diketahui bahwa beliau memiliki garis kerurunan yang mulia, karena berujung kepada Ali bin Abi Thalib Rodhiyallahu ‘anhu. Beliau berasal dari negri jailan, sehingga sebutan Al Jailani merupakan nisbat kepada negeri tersebut. Jailan adalah sebuah nama untuk beberapa daerah yang terletak dibelakang Negeri Thabaristan. Beliau dilahirkan ditempat teraebut pada bulan Ramadhan tahun 470 H.

Asy Syaikh Abdul Qadir Al Jailani merupakan salah seorang ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Siapa saja yang membaca dan menelaah biografi beliau yang banyak disebutkan oleh para ulama, niscaya ia akan mendapatkan bahwa beliau berakidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat perjalanan hidup beliau selama menuntut ilmu agama. Beliau tiada pernah lepas dari bimbingan para Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Sungguh Allah telah memberikan Taufik dan karunia yang sangat besar kepada beliau. Ya, Allah menanamkan rasa cinta terhadap ilmu agama semenjak beliau masih kanak kanak. Dalam usia yang masih sangat belia, yaitu pada umur 8 tahun, beliau telah meninggalkan tempat kelahiran dan merantau kekota Baghdad untuk menimba ilmu dari para ulama. Beliau belajar kepada Al Qodhi Abu Sa’ad Al Mukharrimi. Selain Itu beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu. Diantaranya Abu Ghalib Al Baqilani dan Abu Muhammad Ja’far As Sirraj. Beliau menimba ilmu dari ulama ulama tersebut, hingga mampu menguasai berbagai ilmu ushul dan khilaf (Perbedaan) pendapat para ulama. Bahkan Abu Sa’ad Al Mukharrimi, akhirnya menyerahkan pengelolaan sekolahnya di babul ajaj sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani.

Semenjak Itulah Pertualangan dakwah beliau dimulai. Dengan kesungguhan yang luar biasa, beliau melaksanakan Amanah tersebut. Beliau benar benar menjadikannya sebagai sarana untuk berdakwah dijalan Allah. Berbagai petuah dan nasihat beliau sampaikan kepada penduduk yang tinggal disekitar madrasah tersebut. Hasilnya sungguh diluar dugaan. Beliau mampu mengambil simpati orang banyak, yang selanjutnya mereka menimba ilmu dimadrasah tersebut. Bahkan tidak sedikit orang yang bertaubat dari kemaksiatan dan penyimpangan lantaran mendengar nasihat yang beliau sampaikan.

Adz Dzahabi menukilkan ucapan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam kitab beliau. Siyar A’lamin Nubala ketika menyebutkan biografi beliau, syaikh berkata, lebih dari lima ratus orang masuk islam lewat tanganku. Dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat. Hal ini mengingatkan kita betapa besarnya pahala seseorang yang menjadi lantaran sampainya hidayah kepada orang lain. Sebagaimana sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi Wasallam kepada Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu ‘anhu yang Artinya, Demi Allah, sekiranya Allah memberikan hidayah kepada satu orang melalui engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari pada mendapatkan unta merah.(HR. Al Bukhari dan Muslim).
Unta merah adalah gambaran harta yang paling mewah dan berharga.

Para ulama pun mempersaksikan lurusnya akidah Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Persaksikan tersebut muncul dari ulama yang sezaman dan langsung. Demikian pula ulama kalangan generasi sepeninggal beliau, yang telah menelaah dan meneliti buku buku karya beliau.
Mari kita simak penuturan salah seorang murid beliau, yang dikemudian hari menjadi ulama yang sangat terkenal. Yaitu Ibnu Qudamah. Suatu saat ibnu Qudamah pernah ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Beliau menjawab, saat kami tiba di kota baghdad, ternyata saat itu kami menjumpai Syaikh Abdul Qadir Al Jailani berada dipuncak tertinggi dalam hal ilmu, fatwa ,zuhud. Ibnu Rajab menyatakan, Syaikh Abdul Qadir Al Jailani termasuk seorang ulama yang komitmen terhadap sunnah dalam berbagai permasalahan yang berkenaan tentang sifat sifat Allah, takdir, dan yang semisalnya. Beliau pun sangat serius dalam membantah siapa saja yang menyelisihi perkara tersebut.

Bukti Semua ini adalah Syaikh Abdul Qadir sendiri berkata dalam kitabnya yang sangat terkenal, Al Ghunyah, Allah berada diatas langit, diatas Arsy, menguasai kerajaan Alam semesta, Ilmu Nya meliputi segala sesuatu, kepada Nya lah naik kata kata yang baik dan amalan shalih. Dia mengatur segala urusan dari langit kebumi, lalu urusan itu naik kepada Nya dalam satu hari yang sama dengan seribu tahun menurut manusia. Tidak boleh dikatakan bahwa Allah ada disegala tempat. Bahkan Dia diatas langit, diatas Arsy, sebagaimana Firman Allah berfirman yang artinya, Ar Rahman (Allah) tinggi Istiwa dia atas Arsy. (QS. Thaha:5). Dengan demikian, karya beliau yang bernama Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq ini, Menjadi salah satu bukti otentik yang menunjukkan bahwa beliau adalah seorang ulama yang berakidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Hal senada juga pernah diungkapkan oleh para ulama masa kini. Diantaranya adalah Asy Syaikh Rabi bin Hadi Al Madkhali Hafizhohullohu dalam kitab beliau yang berjudul Al Haddud Fashil, aku telah mendapatkan akidah Syaikh Abdul Qadir Al Jailani di dalam Kitabnya Al Ghunyah ternyata beliau adalah seorang Salafi. Beliau menetapkan nama nama dan sifat sifat Allah, serta berbagai akidah yang lainnya diatas manhaj salaf. Beliau juga sangat perhatian dalam membantah berbagai kelompok sesat seperti Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyah, Jabriyah, Salimiyah, dan kelompok Lainnya.

Adapun mengenai berbagai kisah tentang karomah yang disandarkan kepada beliau, maka tidak semua kisah tersebut benar adanya. Syaikhul islam ibnu taimiyah Rohimahullah menjelaskan bahwa riwayat yang menyebutkan karomah yang beliau miliki telah mencapai derajat mutawatir (sangat banyak). Dan sebagian kisah itu memang benar adanya. Namun, tidak sedikit kisah kisah yang tidak bisa dipertanggung jawabkan keabsahan dan kebenarannya.

Oleh sebab itu Ibnu Rajab mengatakan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah orang yang diagungkan pada masanya. Sungguh beliau telah dimuliakan oleh sekian banyak syaikh, baik kalangan ulama ataupun para ahli zuhud. Yang demikian itu karena beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Ada seorang yang bernama Al Muqri Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri, yang menghimpun cerita cerita tentang berbagai keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Namun orang itu telah mencantumkan hal hal yang aneh dan dusta. Padahal cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang ia dengar. Sebagian kitab itu telah kubaca, dan Qolbuku tidak tenang untuk meriwayatkan  segala kisah yang ada didalamnya. Kecuali kisah kisah yang telah popouler dari kitab selainnya. Selain itu, banyak riwayat dalam kitab ini yang bersumber dari orang orang majhul (tidak dikenal) juga perkara perkara yang mustahil, sesat, klaim, dan ucapan  yang batil. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al jailani. (Dzail Thabaqat Hanabilah, 1/293, karya Ibnu Rajab).

Imam Adz Dzahabi Rohimahullah menyebutkan tidak ada ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisahnya, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Rohimahullah. Namun, banyak dari riwayat riwayat itu tidak benar. Bahkan ada yang mustahil terjadi. Tidak ketinggalan Ibnu Katsir Rohimahullah juga memberikan komentarnya mengenai beliau ini dalam Al Bidayah Wan Nihayah, beliau mengatakan, orang orang banyak menukilkan hal dari Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, baik berupa ucapan, perbuatan, penyingkapan urusan ghaib, yang mayoritasnya adalah ghuluw (sikap ekstrim). Padahal beliau adalah seorang yang shalih dan wara’. Beliau menulis kitab Al Ghunyah dan Futuh Al Ghaib. Dalam kedua kitab ini terdapat perkara perkara yang baik, namun beliau kadang kadang membawakan hadits hadits lemah, bahkan palsu. Akan tetapi secara global, beliau merupakan seorang figur dikalangan pemimpin Masyaikh.

Terlepas dari berbagai karomah dengan berbagai versi yang disebutkan dari Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, sesungguhnya ada sebuah suri tauladan yang baik pada diri segenap kaum muslimin. Yaitu kesabaran beliau yang sangat menakjubkan dalam menghadapi cobaan dan ujian duniawi.
Para pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari berbagai penderitaan fisik maupun jiwa, kerugian harta benda, maupun kehilangan orang orang yang dicintai. Yang demikian ini pasti akan menimpa siapapun. Baik orang shalih maupun orang bejat, bahkan para Nabi sekalipun. Allah Menegaskan hal ini dalam firman Nya:
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأنفس والثمرات، وبشر الصبرين
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 155).

Dalam Kitab Dzailu Thabaqatil Hanabilah, Ibnu Rajab Rohimahullah menyebutkan sebuah peristiwa yang pernah dialami oleh Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dikota Baghdad. Beliau berkata, Aku mengambil selada dan sisa sisa sayuran dari tepi sungai. Kesempitan hidup semakin memuncak karena melambungnya harga barang di Baghdad. Hal ini membuatku tidak makan selama beberapa hari. Bahkan aku terpaksa harus memungut sisa makanan yang terbuang untuk dimakan. Suatu hari aku keluar dari rumah menuju tepi sungai karena terdorong oleh rasa lapar yang sangat hebat. Barangkali aku bisa menemukan daun, sayuran, atau yang lainnya untuk dimakan.
Namun, tidaklah aku mendatangi suatu tempat, kecuali pasti telah ada orang lain yang mendahuluiku. Jika aku mendapatkannya, ternyata aku menyaksikan orang orang miskin saling berdesak desakan untuk memperebutkannya. Maka aku pun membiarkannya dalam keadaan aku menyukai makan tersebut. Akupun Pulang dengan berjalan ditengah kota, dan tidaklah aku menemukan sisa makanan yang terbuang, melainkan pasti ada yang telah mendahuluiku untuk mengambilnya. Akhirnya aku sampai dimasjid yasin yang terletak disebuah pasar kota baghdad. Aku benar benar sangat lemah dan tidak mampu lagi bertahan. Aku pun masuk kedalam masjid itu, lalu duduk di salah satu sudut masjid. Hampir saja kematian menjemputku waktu itu.

Dalam kondisi seperti, tiba tiba masuklah seorang pemuda ajam (non arab) dengan membawa roti dan daging daging panggang. Kemudian ia duduk dan memakannya. Setiap kali ia mengangkat tangan untuk menyuapkan makanan kemulutnya, mulutku ikut terbuka karena begitu beratnya kelaparan yang kurasakan itu. Sampai sampai aku mengingkari hal ini terjadi dalam diriku. Aku berkata, apa apaan ini, Aku Berkata. Tidaklah ada kecuali Allah atau kematian yang telah ditetapkan Oleh Nya. Tiba tiba pemuda tersebut menoleh kearahku dan melihatku lalu berkata, Bismillah, makanlah wahai saudaraku. Namun aku menolaknya. Maka pemuda itu bersumpah supaya aku memakannya, jiwaku ingin segera mengiyakan permintaan itu, namun diriku tidak menurutinya. Pemuda tersebut kembali bersumpah dan akhirnya aku memenuhi keinginannya, maka aku pun memakannya.

Pemuda itu bertanya kepadaku Apa kesibukanmu? Dari mana asalmu? Dan namamu siapa? Aku pun menjawab, Aku adalah orang yang sedang belajar Fiqih. Asalku dari Jailan.
Apakah engkau mengenal seorang pemuda asal jailan yang bernama Abdul Qadir, dia adalah cucu Abu Abdillah Ash Shauma’i Az Zahi?  Aku pun menjawab, Akulah orang nya seketika itu pemuda tersebut bergetar dan berubah raut wajahnya. Ia berkata Demi Allah aku sampai ke Baghdad, dengan sisa bekal yang tinggal sedikit. Aku selalu bertanya tentang dirimu, namun tidak seorang pun yang menunjukkanku kepadamu. Akhirnya bekalku habis. Sehingga selama tiga malam aku tidak memiliki uang untuk membeli makanan selain uangmu yang ada pada diriku. Bangkai telah halal bagiku (karena keadaan darurat) aku pun mengambil barang titipan untukmu yang berupa roti dan daging panggang. Makanlah dengan tenang karena makanan ini milikmu. Sekarang aku adalah tamumu, setelah sebelumnya engkau menjadi tamuku.

Aku pun bertanya kepadanya, kenapa bisa seperti itu? Ia pun bercerita, ibumu telah menitipkan kepadaku uang delapan dinar untukmu. Lalu aku membeli makanan dengan uang itu karena terpaksa. Sekarang aku meminta maaf kepadamu. Maka aku menyuruhmu diam dan menentramkan jiwanya. Kemudian aku memberinya sisa makanan dan sedikit uang sebagai bekal. Maka ia pun menerimanya dan pergi.

Demikianlah pembaca yang budiman, sepenggal kisah tentang kesabaran Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Rohimahullah. Seorang yang mengaku mencintai Syaikh Abdul Qadir, maka hendaknya ia berusaha meneladaninya. Bagaimana semangat dan kesabaran beliau dalam menuntut ilmu, perjuangan beliau dalam mendakwahkan ilmu agama, akidah beliau, dan sifat sifat terpuji yang lainnya. Bukan diwujudkan dengan sekedar menyebut nyebut namanya dalam majlis dzikir atau doa. Apalagi dengan menjadikan beliau sebagai wasilah dalam berdoa kepada Allah. Ini adalah perbuatan Bid’ah yang terlarang dalam syariat islam, yang mengantarkan kepada kesyirikan.
Allahu’alam.

Selesai.

Penulis Al Ustadz Abu Hafiy Abdullah.
Sumber, Qudwah Edisi 02 vol 01/1433H/2012.
Klik Join telegram http://bit.ly/FadhlulIslam
www.salafymedia.com
WA Fadhlul Islam Bandung

Kamis, 03 Maret 2016

FATWA PARA ULAMA TENTANG IKHWANUL MUSLIMIN (IM)

Fatwa Al Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rohimahulloh 
Beliau mengatakan, Pergerakan Ikhwanul Muslimin telah dikritik oleh para Ulama karena mereka tidak punya semangat untuk berdakwah kepada mentauhidkan Allah ta’ala, mengingkari kesyirikan dan bid’ah, mereka mempunyai metode metode khusus yang terkurangi dengan tidak adanya semangat untuk berdakwah di jalan Allah ta’ala, tidak mengarahkan kepada aqidah yang benar yang merupakan jalan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Maka hendaknya perhatian Ikhwanul Muslimin adalah terhadap dakwah salafiyyah yaitu dakwah untuk mentauhidkan Allah ta’ala, mengingkari peribadahan kubur, bergantung kepada mayit mayit, beristighosah dengan penghuni kubur seperti Al Husain, Al Hasan, Al Badawi atau yang semisalnya.(1).

Beliau juga ditanya dengan sebuah pertanyaan berikut ini : Hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi Wasallam tentang perpecahan Umat,
Sabda beliau
ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة
Akan tepecah umatku menjadi 73 golongan, semuanya dineraka kecuali satu.
Apakah jama’ah Tabligh dengan apa yang ada pada mereka berupa berbagai macam kesyirikan, bid’ah dan jama’ah Ikhwanul Muslimin dengan berkelompok kelompoknya mereka dan tidak taat serta patuh kepada penguasa, apakah kedua jama’ah ini termasuk 72 kelompok sesat.
Beliau menjawab : Siapa saja yang menyelisihi Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah maka dia masuk kedalam 72 kelompok yang sesat, sabda beliau umatku maksudnya adalah umat ijabah, yakni umat yang menyambut seruan Allah ta’ala dan menampakkan diri bahwa mereka mengikuti Nabi Shollallohu ‘alaihi Wasallam. Sehingga ada 73 golongan, satu kelompok yang selamat adalah mengikuti Nabi Shollallohu ‘alaihi Wasallam dan istiqomah diatas agama beliau. Adapun yang 72 golongan maka ada diantara mereka yang kafir, Pelaku maksiat, ahli bid’ah, bermacam macam.

Kemudian penanya mengatakan : Apakah Dua kelompok ini termasuk dari 72 golongan itu?
Maka Syaikh bin Baz menjawab : Ya, termasuk dari 72 golongan tersebut, sebagian ulama memandang bahwa kelompok khawarij termasuk orang orang kafir, namun mereka masuk dalam keumuman 72 golongan tersebut. (2)
—————————————
(1).Al majallah halaman 23, edisi 806. 25 shafar 1416 H dan Al Ajwibah al Mufid halaman 72.
(2).Dari kaset ‘as ilatun wa Ajwibah.

Sumber, Risalatun Akhowiyah, limadza taroktu da’wata ikhwanul Muslimin wattaba’tu al Manhaj As salaf. (Faishol bin Abduh Qo’id al Hasyidi)
alih bahasa : Abu Luqman Abdullah.
cet. Maktabah Al ghuroba.


Fatwa Muhaddits Zaman Ini, Al Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani Rohimahulloh
Beliau ditanya : Apakah manhaj Ikhwanul Muslimin diatas Sunnah.
Maka beliau menjawab : Suatu hal yang telah diketahui bahwa diantara kaidah Ikhwanul Muslimin adalah KITA TOLONG MENOLONG PADA PERKARA YANG KITA SEPAKATI DAN KITA SALING MEMAAFKAN PADA HAL HAL YANG KITA PERSELISIHKAN. Kaidah ini tidak benar dan pada bagian yang terahir (kita saling memaafkan pada hal hal yang kita perselisihkan)
Ringkasnya Barokallohufiyka, Ikhwanul Muslimin berangkat dari kaidah yang diletakkan oleh pimpinan pertama mereka dan secara mutlak, oleh karena itu engkau tidak mendapatkan adanya usaha saling menasehati satu sama lain yang diambil dari dalil Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah, berdasarkan firman Allah ta’ala :
Demi masa. Sesungguhnya manusia benar benar dalam kerugian, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kebenaran. (QS. Al Ashr 1-3).

Sebagaimana telah engkau ketahui bahwa kebenaran adalah lawan kebathilan dan kebathilan adalah pokok dan cabangnya, segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran adalah batil. Ungkapan (Kaidah) inilah yang menjadi penyebab tetapnya Ikhwanul Muslimin selama sekitar 70 tahun beramal dan berpikir jauh dari pemahaman islam yang benar dan selanjutnya mereka jauh untuk mewujudkan islam secara amaliyah, karena sesuatu yang kehilangan tidak mampu memberinya
(Dari kaset Liqo’ ma’a sururi milik Syaikh al bani side A).

Syaikh juga menegaskan sebagaimana dalam kaset beliau Liqo ma’a sururi, juz yang pertama side B, isinya adalah sebagai berikut. Tidak benar dikatakan bahwa Ikhwanul Muslimin termasuk Ahlus Sunnah karena mereka justru memerangi Sunnah.

Beliau juga ditanya tentang hukum masuk kedalam Partai At Tajammu’ Al Yamanu Lil Islah
Al Imam Al Albani Rohimahulloh menjawab:
Sungguh Partai partai di negri Islam tidak diperbolehkan karena Allah ta’ala berfirman:
Ketahuilah , bahwa sesungguhnya golongan Allah itu adalah golongan yang beruntung (QS Al Mujadilah 22).

Tidak ada disana kecuali satu golongan dan anda bisa memahami dari perkataan saya yang lalu seputar dakwah islamiyah dan kenapa kita menyerukan Al kitab, As Sunnah, Manhaj Salaf yang satu (Salafush Sholih) sehingga kaum muslimin menjadi satu golongan dan dia diatas satu manhaj. Oleh sebab itu tidak ada partai dalam islam dan terlebih lagi Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:
Dan janganlah kamu termasuk orang orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (QS Ar Rum :31-32).

Dan benar, saya bukan orang Yaman dan tidak pula datang ke Yaman. Akan tetapi saya mengetahui bahwa penyakit umat islam disemua negri islam adalah satu, yaitu jauhnya mereka sebagaimana baru saja kudengar dari sisi metode ilmiyah.
Bagaimana mereka mengetahui kesalahan dengan kebenaran, Bagaimana mereka mengetahui aqidah yang benar dari aqidah bathil, yaitu diatas manhaj salafus shalih sementara mereja jauh dari manhaj salafus shalih. Kemudian kebanyakan dari mereka mengerjakan amalan shalih namun mereka tidak mengharap wajah Allah ta’ala sebagaimana aku telah memulai pada perkataan yang kedua. Sekarang ini penyakit yang ada di negeri negeri islam adalah satu, tidak ada perbedaan antara disini (Yordania) dengan suria, antara jazirah Arab dan Tunisia dan antara Libia dan Maroko, kemudian kembali ke timur semuanya, penyakitnya adalah satu, yaitu jauhnya mereka dari petunjuk Kitabullah dan Sunnah Rasulullah serta apa yang salafus shalih berada diatasnya.

Sekarang saya katakan : Perkumpulan ini At Tajammu’ Al Yamani Lil Islah-yang pertama, saya yakin tidak berdiri diatas pondasi Al Kitab Dan Sunnah. Saya yakin tidak dibangun di atas pondasi Al Kitab dan As Sunnah serta Manhaj Salaf… Saya bukan orang yaman tapi demikianlah realita yang terjadi di Yaman.

(Dari Kaset I’lamul Qodhi wad Dani Milik Syaikh Al Albani Rohimahulloh).
 Sumber, risalatun Akhowiyah, limadza taroktu da’watal ikhwanul Muslimin wattaba’tu al Manhaj As salaf.(Faishol bin Abduh Qo’id al Hasyidi). Alih Bahasa: Abu luqman Abdullah. cet Maktabah Al Ghuroba 

Fatwa Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rohimahullah, Anggota Majlis Ulama besar Saudi
Beliau ditanya apakah ada nash dari Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shollallohu ‘alaihi Wasallam yang membolehkan berbilangnya Jama’ah jama’ah dan Ikhwan

Maka Beliau menjawab : Ya, Saya katakan tidak ada dalam Al kitab dan Sunnah yang membolehkan berbilangnya kelompok kelompok dan jama’ah jama’ah, bahkan yang ada dalam Al Kitab dan As Sunnah adalah celaan terhadap hal tersebut, Allah Ta’ala berfirman:
إن الذي فرقوا دينهم وكانوا شيعا لست منهم في شيء إنما أمرهم إلى اللّٰه ثم ينبئهم بما كانوا يفعلون
Sesungguhnya orang orang yang memecah belah agama Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.(QS Al An’am :159).
Allah ta’ala berfirman:
من الذي فرقوا دينهم وكانوا شيعا كل حزب بما لديهم فرحون
Tiap tiap golongan mereka merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS ar Rum: 32).

Tidak diragukan lagi bahwa kelompok kelompok ini bertolak belakang dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah bahkan apa yang Dia Anjurkan dalam firman Nya:
Sesungguhnya (Agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertaqwalah kepada Ku (QS Al Mukminin: 52).

Adapun perkataan sebagian mereka : Bahwa tidak mungkin dakwah akan menjadi kuat melainkan jika berada di bawah kelompok. Kita katakan bahwa ini sama sekali tidak dibenar bahkan dakwah akan semakin kuat setiap kali seseorang semakin bernaung dibawah Kitabulloh dan Sunnah Rasulullah Shollallohu ‘alaihi Wasallam serta mengikuti Jejak Nabi dan Khulafa’ ar Rasyidin

(Dari kaset Majmu’ah Kalamil Ulama Fi Abdurahman abdul Kholiq pada side B).
Sumber,  risalatun Akhowiyah, limadza taroktu  da’watal ikhwanul Muslimin wattaba’tu al Manhaj as Salaf, (Faishol bin Qo’id al Hasyidi), Alih Bahasa: Abu luqman abdullah, cet Maktabah al Ghuroba.

Fatwa Muhaddits Negeri Yaman Muqbil bin Hadi Al Wadi’i Rohimahulloh
Beliau ditanya apakah Jama’ah Ikhwanul Muslimin, Jama’ah tabligh dan Qutbiyin termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama’ah atau tidak?

Beliau menjawab : Adapun Jama’ah Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh dan Qutbhiyin. Lebih pantas kalau kita menghakimi manhaj mereka, manhaj mereka bukanlah manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah. Adapun secara individu maka kalian telah ketahui bahwa ada sebagian orang tertipu, dan menjadi seorang Salafi lalu mereka datang kepadanya dalam rangka menolong agama Allah dan orang itupun berjalan bersama mereka sementara dia tidak mengetahui bagaimana keadaan mereka sebenarnya, sehingga mereka tercampur, masing masing individu tercampung sehingga tidak bisa memukul rata dalam menghukumi mereka.

Akan tetapi MANHAJ MEREKA BUKANLAH MANHAJ AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH (Dari kaset Al As’ilah As Sunniyah li’ alamatil bilad Al Yamaniyah

Fatwa Al Allamah Sholih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahulloh, anggota Majlis Besar Ulama Saudi
Beliau mengatakan: Musuh Musuh dakwah ini berusaha untuk menghabisinya dengan sekuat tenaga namun mereka tidak berhasil dan mereka berusaha untuk melawannya dengan menanamkan keraguan, merenggangkan persatuan, melemparkan syubhat dan mensifati dakwah ini dengan sifat sifat yang membuat lari manusia darinya , sehingga tidaklah hal itu kecuali menambah persatuan, kejelasan, penerimaan dan makmurnya dakwah ini. Dan diantara akhir dari semua itu adalah apa yang kami jalani sekarang inu berupa datangnya pemikiran pemikiran asing dan penuh Syubhat ke negeri kita dengan mengatasnamakan dakwah di atas jama’ah jama’ah yang menamakan dirinya dengan nama nama yang berbeda beda seperti Ikhwanul Msulimin, Jama’ah Tabligh, jama’ah ini dan itu dan tujuan mereka adalah satu yaitu menyingkirkan dakwah tauhid dan membubarkannya (Muqoddimah kitab Haqiqotut dakwah Ilallah halaman 3-4).

Selesai.

Sumber, risalatun Akhowiyah, limadza taroktu da’watal ikhwanul Muslimin wattaba’tu al Manhaj as Salaf ( Faishol bin Abduh qo’id al Hasyidi). Alih Bahasa Abu luqman abdullah, cet Maktabah al Ghuroba.

Klik join Chanel telegram  http://bit.ly/FadhlulIslam
www.salafymedia.com
Fadhlul Islam Bandung
Apik Elek Bloge Dewek