:::: MENU ::::

Selasa, 24 Desember 2013

Bimbingan Ulama
menyikapi
Natal dan Tahun Baru
Penyusun: Al-Ustadz Muhammad Rifqi hafidzahullah


Para pembaca yang berbahagia,
 Hari Natal dan Tahun Baru sering menjerumuskan kaum muslimin. Natal merupakan salah satu hari raya umat Kristen dalam rangka memperingati kelahiran Isa al-Masih ‘alaihissalam yang menurut anggapan mereka jatuh pada tanggal 25 Desember. Sedangkan perayaan Tahun Baru adalah perayaan untuk menyambut berakhirnya masa satu tahun kalender Masehi (Gregorian) dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya pada tanggal 1 januari. Bagaimanakah pandangan Islam dalam hal ini? Islam –sebagai agama yang sempurna- melalui para ulama, telah memberikan bimbingan yang tepat kepada umatnya di dalam menyikapi 2 hari raya tersebut sebagaimana berikut ini:

Senin, 23 Desember 2013

Syubhat: bahwa Syaikh terpengaruh oleh orang-orang yang ada di sekitarnya (dalam fatwa dan tahdzirnya).

Makna dari syubhat ini, pernyataan seorang syaikh atau seorang alim tentang ahli ahwa, ahli bid’ah dan dai-dai kesesatan, tidak bisa dipegang dan tidak bisa diterima. Sebab, dia terpengaruh oleh orang-orang (di sekitarnya) yang mempunyai misi tertentu, menurut anggapan mereka.

Syubhat ini batil dari beberapa sisi:

Minggu, 22 Desember 2013

Download File Rekaman Kajian Sebab-sebab Menolak Kebenaran

Link Download atau Dengarkan di sini Kajian Sebab-sebab Menolak Kebenaran:
Kajian Sesi 1: 9,8 MB (mp3 16 kbps) dengan durasi 85 menit: di sini.
Kajian Sesi 2: 4,3 MB (mp3 16 kbps) dengan durasi 37 menit: di sini.
Kajian Sesi Tanya Jawab: 4,5 MB (mp3 16 kbps) dengan durasi 39 menit: di sini.

sumber: http://kajian.sunnah.web.id/kajian-sebab-sebab-menolak-kebenaran-ustadz-afifuddin-21-desember-2013/

Jumat, 20 Desember 2013

Bismillah
Hadirilah Muhadharah

“SEBAB-SEBAB MENOLAK KEBENARAN”

Bersama:
Al-Ustadz Muhammad Afifuddin hafidzahulloh
 Hari, Tanggal :
Sabtu, 18 Shafar 1435H * 21/12/2013M *
Waktu :
Pukul 15:30 (WIB)—selesai
Tempat :
Masjid Al-Anshar * Wonosalam, Ngaglik, Sleman, Yokyakarta
CP:
Abu Ubaidah 089 9515 7277
Insya Allah Live Streaming salafy.or.id
IMG-20131219-WA0003

Kamis, 19 Desember 2013


Dakwah merupakan ibadah yang agung. Sayangnya, dakwah telah banyak disalahgunakan untuk membungkus kampanye politik dalam rangka mencari pengikut, merekrut simpatisan dan kader partai, atau sekedar mencari dunia. Di sisi lain, ada da’i yang mengkhususkan pada persoalan-persoalan politik hingga melupakan hal-hal mendasar dalam Islam. Lalu bagaimanakah sesungguhnya dakwah Rasulullah itu?

Terlalu banyak seruan atau ‘dakwah’ ilallah (menuju Allah) yang kita jumpai di sekeliling kita. Masyarakat pun dengan mudahnya mengatakan bahwa ‘dakwah itu semuanya sama’. Benarkah? Lalu manakah seruan yang benar yang akan mendekatkan kepada Allah?
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين، أما بعد

 Apabila melihat alenia pertama dan kedua, begitu indahnya ucapan yang disebutkan oleh Dzulqarnain,

“… Saya mensyukuri Syaikh Kami atas usaha yang beliau lakukan berupa perhatian dan pengarahan beliau. Semoga Allah membalas kebaikan untuk beliau. …

…. Kebenaran adalah tujuan Kami, dan nasihat Fadhîlatusy Syaikh adalah “barang yang hilang dari Kami”. Apapun yang bersumber dari Kami dan menyelisihi kebenaran, insya Allah, akan Kami rujuk darinya dengan mudah dan lapang dada.” – selesai

Demikian kata-kata indah yang ditebar oleh Dzulqarnain, hanya Allah ta’ala yang mengetahui maksud dan tujuan dia yang sebenarnya.

Ironisnya, keindahan kata-kata itu tidak dia buktikan dengan sikap-sikap berikutnya yang ia tuangkan dalam lanjutan tulisannya tersebut. Di awal ia memolesi ucapannya dengan kata syukur, yakni tulisan ini sebagai bentuk “syukur” (ucapan terima kasih) kepada asy-Syaikh Rabi’ atas tahdzirnya tersebut. Namun pada tulisan berikutnya, ternyata dia menampik dan mementahkan tahdzir tersebut dalam bentuk pembelaan diri.

Selasa, 17 Desember 2013

SYIRIK
Meminta Syafa'at Kepada Orang Mati
oleh: Ustadz Muhammad Umar As-Sewed
Di samping alasan tawassul sebagai-mana telah disinggung pada edisi yang lalu, alasan lainbagi para penyembah kubur adalah mengharapkan pembelaan dan syafaat. Seakan-akan mereka lebih mengetahui dari Allah dan Rasul-Nya tentang syafaat.

Hal ini persis seperti alasan kaum musyrikin jahiliyah semasa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam diutus. Padahal Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan akan hal itu? Bahkan beliau melarang umatnya dari perbuatan-perbuatan seperti itu. Apakah mereka mau mengajari Allah tentang agama ini?! Ingatlah! Agama ini milik Allah. Untuk itu seluruh amalan, bentuk dan tata cara ibadah sudah seharusnya sesuai dengan aturan dari Allah dan utusan-Nya
Sumpah Iblis Untuk Menggoda Bani Adam
Oleh : Al-Ustadz Qomar Suaidi

“Iblis menjawab : “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al-A’raf : 16-17)

Di dalam ayat ini Allah Ta’ala mengisahkan tentang Iblis yang bersumpah untuk menyesatkan Bani Adam dari jalan yang lurus sekuat tenaga dengan berbagai cara dan dari segala arah dengan berbagai taktik dan strategi.

Senin, 16 Desember 2013



(bantahan kepada mereka yang mengatakan tahdzir ust. Luqman kepada ust. Dzulqarnain adalah tanpa dasar dan hanya berasal dari hawa nafsu beliau)
Berikut isi surat yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah kepada asatidzah Salafiyyin di Indonesia:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saya sampaikan kabar gembira kepada kalian bahwa telah terjadi pertemuan dengan syaikh kita Asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah tadi malam, beliau menyampaikan salam buat kalian dan sangat gembira dengan keadaan (dakwah –pent) kalian yang saya sampaikan kepada beliau.

Unduh Kajian

Dosa-Dosa terhadap Ilmu dan ‘Ulama

(sekaligus penjelasan terhadap Hakekat Manhaj Ust. Dzulqarnain bin Sanusi)

oleh : al-Ustadz al-Fadhil Luqman bin Muhammad Ba’abduh hafizhahullah
di masjid al-Mujahidin Slipi, Jakarta
Ahad, 12 Shafar 1435 H / 15 Desember 2013 M
[Mohon maaf, terjadi overload pada link dowload sebelumnya. Alhamdulillah sekarang berhasil kami perbaiki]
Sesi I (Pagi – Menjelang Zhuhur)
00:00
00:00
download1
Sesi II (Bada Zhuhur – selesai)
00:00
00:00
download1

Senin, 09 Desember 2013

Tak seperti biasanya, pada malam hari itu aku naik kendaraan umum untuk pulang ke rumah, sekitar jam sembilan malam. Aku menunggu di pinggir jalan daerah Jakarta Utara. Ternyata tak berlangsung lama tiba-tiba terlihat dari kejauhan ada angkutan umum yang datang, aku pun naik ke mobil tersebut dan memilih duduk di samping pak supir.
Tiba-tiba pak supir bertanya kepadaku, “Mau ke masjid Al Fudhala..?” Jawabku ringan, “Tidak pak.”
Pak supir pun kembali bertanya, “Mau ke maqam mbah priuk..?” Jawabku, “Tidak pak.”
Terbesit di hati ini wajar kalau dia bertanya seperti itu dengan penampilanku memakai busana muslim dan memang jalur angkutan yang aku naiki melewati maqam mbah priuk. Mobil pun terus melaju hingga sampai di RSUD Koja yang tepat bersebrangan dengan jalan arah masuk ke maqam mbah priuk, pak supir itu tiba-tiba kembali bertanya, “Maaf mas, saya mau tanya menurut mas bagaimana orang-orang yang datang ke mbah priuk..?”
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Hanya Mengharap Ridho Alloh Ta’ala
Hadirilah… Kajian Islam Ilmiyyah

“Mengenal Ahlussunnah Wal Jama’ah”

Dauroh jatim


Pembicara :
Al Ustadz Muhammad Afifudin
(Pengasuh Pon-Pes Al Bayyinah Gresik)
Waktu        : Ahad 29 Desember 2013 Jam 09.30 – Ashar WIB
Tempat      : Masjid Agung Baiturrahman (Barat Alun-alun)
Ngawi – Jawa Timur

UMUM PUTRA & PUTRI
Informasi
Erfan              0351 7879493
Abu Aufa       085736821956
Bp. Setiyono  087858364781

live streaming
www.paltalk.com
room Ahlussunnahngawi

Kajian ini Diselenggarakan Oleh :
Panitia Kajian Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah
YAYASAN TA’ZHIMUSSUNNAH NGAWI

Telp. 0351 748913 Email : assunnah.ngawi@yahoo.com

Selasa, 03 Desember 2013

 Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Kenapa demikian? Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya.

Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua?
Apik Elek Bloge Dewek