:::: MENU ::::

Rabu, 24 Desember 2014

(Menjawab Tuduhan Keji Para Pendengki Terkait Bayan Rujuk Ust. Saifuddin Zuhri hafidzohulloh)

Kolaborasi Halabiyun, Kumpulan Thullabul Hawa' dan Syuhada Al IskandarKOLABORASI HALABIYUN: KUMPULAN THULLABUL HAWA’ DAN SYUHADA AL ISKANDAR
Alhamdulillah was Sholatu was Salamu ‘ala Rasulillah wa ‘Ala Alihi wa Ashabihi Waman Tabi’a Hudahu Ila Yaumil Qiyamah. Wa Asyhadu Alla Ilaha Illallah Wahdahu Laa Syarika Lah Wa Asyhadu Anna Muhammadan ‘Abduhu Wa Rasuluhu, Amma Ba’du :

Selasa, 23 Desember 2014

Bismillah,

Berikut Rekaman Kajian Ilmiyah Bersama Al Ustadz Muhammad Umar as Seweed Hafizhahulloh, pembahasan Kitab “Aqidah Wasithiyah” karya Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahulloh,


Pertemuan Pertama – Download disini
Pertemuan Kedua – Download disini
Pertemuan Ketiga – Download disini
Pertemuan Keempat – Download disini
Pertemuan Kelima – Download disini
Pertemuan Ke 6 – Download disini
Pertemuan Ke 7 – Download disini

Senin, 22 Desember 2014

(ditulis oleh: Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari)

Membaca al-Fatihah ayat demi ayat
Setelah membaca basmalah, mulailah Rasulullah n membaca surah al-Fatihah yang beliau baca ayat demi ayat. Beliau n berhenti setiap satu ayat, sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Salamah x ketika ditanya tentang bacaan Rasulullah n. Ummu Salamah x menjawab,
“Adalah beliau memotong bacaan ayat demi ayat ….”
(HR. Ahmad 6/302, hadits ini shahih bi dzatihi bila tidak ada ‘an’anah1 Ibnu Juraij, namun hadits ini memiliki mutaba’ah)
Terkadang Rasulullah n membaca dengan memendekkan lafadz ﭞ (dibaca مَلِكِ) dan pada kesempatan lain beliau n memanjangkannya (dibaca مَالِكِ).
Dua bacaan ini, kata al-Hafizh Ibnu Katsir t, shahih mutawatir dalam qira’ah sab’ah. (Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, 1/32)

Membaca al-Fatihah Merupakan Rukun shalat
Rasulullah n bersabda:

Minggu, 14 Desember 2014


Download Audio

Terkait rujuknya beliau ini terdapat banyak catatan, dan yang terakhir adalah beliau berjalan bersama mereka mutamayyi'in.
##Silakan baca: saifuddin-zuhri-bermasalah-lagi-alamat


untuk audio dari asatidz in syaa Alloh menyusul
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Tak terasa, perjalanan dakwah suku Lauje sudah masuk bulan ke sebelas. Kendala dan rintangan silih berganti menghadang Dakwah terhadap muallaf Lauje. Hanya karena pertolongan Allah semata dakwah ini masih bisa berlanjut hingga sekarang. Walaupun di sana-sini masih banyak kekurangan yang butuh pembenahan.
Masjid Alhidayah1PEMBANGUNAN MASJID SELESAI
Pada akhir bulan Sya’ban 1435 lalu, pembangunan masjid muallaf telah berhasil diselesaikan. Segala pujian kesempurnaan tertuju kepada Al-Khaliq, yang hanya karena pertolongan-Nya masjid bisa selesai terbangun. Masjid dengan ukuran 8×8 m dengan lantai dan dinding papan sudah bisa dipakai untuk shalat dan mengaji oleh para muallaf. Beralaskan karpet merah, jendela kaca, dengan kusen dan daun pintu dari kayu jati, masjidnya tergolong ”mewah” untuk masjid di gunung Lauje, demikian pengakuan beberapa warga gunung. Nama Masjidnya adalah Masjid Al-Hidayah, sesuai dengan tujuan didirikannya, yaitu sebagai sarana meraih hidayah bagi para muallaf  in syaa Allah. Pak Andi selaku ketua DKM menginginkan masjid bisa diresmikan untuk persiapan ibadah bulan Ramadhan. Maka Pak Andi mengundang beberapa kepala desa sekitar dan para imam masjid, juga Pak Camat. Surat undanganpun dilayangkan kepada mereka. Qaddarallah di waktu yang sama, hampir seluruh kepala desa dan camat sedang ada pertemuan di kantor pemerintah kabupaten Parigi. Merekapun tidak bisa hadir pada peresmian masjid. Para imam desa juga tidak ada yang hadir. Wallahu a’lam apakah lantaran berbagai isu fitnah yang disebarkan orang yang tidak bertanggung jawab atau ada sebab lainnya.

Masjid Alhidayah3Akhirnya peresmian masjid hanya dihadiri oleh beberapa warga muallaf dan seorang mubalig sekaligus kepala sekolah Madrasah Al-Khairat desa Pebo Unang, yang lebih dikenal warga dengan nama Ustadz Ramli. Beliau memberikan kata sambutan dan menyemangati ikhwah dan para muallaf agar tidak berkecil hati untuk terus melanjutkan dakwah di gunung. Beliau menyampaikan simpati dan dukungan sepenuhnya terhadap dakwah. Kata sambutan beliau cukup mengharukan hingga beberapa ikhwah menitikkan air mata. Memang pasca tersebar derasnya isu fitnah, sekalipun ikhwah dari Poso sudah bersusah payah berganti-gantian datang membangun masjid dan mengajak warga Lauje, ternyata yang mau mendekat dari kalangan muallaf tidak lagi seperti dulu. Memang para Da’i cuma bisa menyampaikan, adapun hidayah adalah mutlak di tangan Allah semata. Alhamdulillah masih ada beberapa muallaf yang mau mendekat. Karena rumah-rumah mereka yang jauh dari masjid, maka terkadang sebagian mereka tidak hadir, terlebih ketika turun hujan.
Bacaan Basmalah
Rasulullah sholallohu'alaihiwasallam mengucapkan:
tanpa mengeraskan suara, sebagaimana dipahami dari hadits Anas bin Malik rodhiyallohu'anhu yang memiliki banyak jalan dengan lafadz yang berbeda-beda, dan semua menunjukkan bahwa Nabi sholallohu'alaihiwasallam tidak mengeraskan suara ketika mengucapkan basmalah.
Salah satu jalannya adalah dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Anas rodhiyallohu'anhu, ia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ n وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ c كَانُوا يَفْتَتِحُونَ الصَّلاَةَ بِـ { ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ}
“Sesungguhnya Nabi sholallohu'alaihiwasallam, Abu Bakr dan Umar rodhiyallohu'anhum, membuka (bacaan dengan suara keras) dalam shalat mereka dengan ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.”
(HR. Al-Bukhari no. 743 dan Muslim no. 888)

Al-Imam Ash-Shan’ani rohimahulloh menyatakan, hadits di atas menunjukkan bahwa Nabi sholallohu'alaihiwasallam, Abu Bakr dan Umar rodhiyallohu'anhum tidak memperdengarkan kepada makmum (orang yang shalat di belakang mereka) ucapan basmalah dengan suara keras saat membaca Al-Fatihah (dalam shalat jahriyah). Mereka membacanya dengan sirr/perlahan. (Subulus Salam 2/191)

Adapun ucapan Anas, “Mereka membuka (bacaan dengan suara keras) dalam shalat mereka dengan Alhamdulillah…” tidak mesti dipahami bahwa mereka tidak membaca basmalah secara sirr.
(Fathul Bari, 2/294)

Al-Imam Asy-Syafi’i rohimahulloh mengatakan, “Makna hadits ini adalah Nabi sholallohu'alaihiwasallam, Abu Bakr, Umar, dan Utsman rodhiyallohu'anhum, mengawali bacaan Al-Qur’an dalam shalat dengan (membaca) Fatihatul Kitab sebelum membaca surah lainnya. Bukan maknanya mereka tidak mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim.” (Sunan At-Tirmidzi, 1/156)

Ulama berselisih pandang dalam masalah men-jahr-kan (mengucapkan dengan keras) ucapan basmalah ataukah tidak dalam shalat jahriyah. Sebetulnya, semua ini beredar dan bermula dari perselisihan apakah basmalah termasuk ayat dalam surah Al-Fatihah atau bukan. Juga, apakah basmalah adalah ayat yang berdiri sendiri pada setiap permulaan surah dalam Al-Qur’an selain surah Al-Bara’ah (At-Taubah), ataukah bukan ayat sama sekali kecuali dalam ayat 30 surah An-Naml? Insya Allah pembaca bisa melihat keterangannya pada artikel: Apakah Basmalah Termasuk Ayat dari Surah Al-Fatihah?

Kami (penulis) dalam hal ini berpegang dengan pendapat mayoritas ulama yang mengatakan bahwa basmalah dibaca dengan sirr. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Al-Imam At-Tirmidzi rohimahulloh berkata, “Yang diamalkan oleh mayoritas ulama dari kalangan sahabat Nabi n—di antara mereka Abu Bakr, Umar, Utsman, dan selainnya rodhiyallohu'anhum—dan ulama setelah mereka dari kalangan tabi’in, serta pendapat yang dipegang Sufyan ats-Tsauri, Ibnul Mubarak, Ahmad, dan Ishaq, bahwasanya ucapan basmalah tidak dijahrkan. Mereka mengatakan, orang yang shalat mengucapkannya dengan perlahan, cukup didengarnya sendiri.” (Sunan At-Tirmidzi, 1/155)

Guru besar kami, Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil ibnu Hadi al-Wadi’i rohimahulloh, dalam kitab beliau, Al-Jami’us Shahih mimma Laisa fish Shahihain (2/97), menyatakan bahwa riwayat hadits-hadits yang menyebutkan basmalah dibaca secara sirr itu lebih shahih/kuat daripada riwayat yang menyebutkan bacaan basmalah secara jahr.

Adapun Al-Imam Asy-Syafi’i rohimahulloh dan pengikut mazhabnya, juga—sebelum mereka—beberapa sahabat, di antaranya Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Ibnuz Zubair rodhiyallohu'anhum, serta kalangan tabi’in, berpendapat bahwa bacaan basmalah dijahrkan. (Sunan At-Tirmidzi, 1/155)

sumber: www.asysyariah.com
transkrip faedah dari Ust. Muhammad umar As Sewed
potongan audio dauroh Tegal


Ikhwanifiddin a'azakumullah,
ini sering terucap dari orang-orang yang lebih mengutamakan perasaan,
kemudian berpikir di perasaannya, "kayaknya nggak bener deh...masa semua salah, emang yang bener salaf tok?"

Kalau iya mau apa?

ikhwanifiddin a'azakumullah,
dikira salaf itu adalah nama kelompok/ organisasi yang dipimpin ustadz fulan, dikira mereka begitu.
Sehingga (mereka mengatakan -pen), "masa kelompok ini paling bener sendiri, yang lain salah?"
BUKAN...
salafiyah nggak ada kelompok kelompokan, nggak ada imam, nggak ada amirul mu'minin.
itu hanya TUDUHAN HIZBIYIN !!!
hanya TUDUHAN HIZBIYIN !!! 
bahwa "ini kelompok salaf ini amirnya adalah fulan"

Sama...dengan surat kaleng, entah sekarang kalengnya elektronik, dikirimkan lewat WA, suara.
Suara orang jahil, suara orang bodoh, bahwa..
"Dakwah salafiyah di Indonesia ini dipimpin oleh Luqman Ba'abduh, dan Luqman Ba'abduh itu begini dan begitu"

Yang pernah milih dia siapa? kapan pemilunya? kapan kita musyawarah memilih amirul mu'minin?
NGGAK ADA, itu tuduhan mereka saja.

Siapapun, tidak beliau, tidak saya, tidak siapapun kalau salah, apakah diikuti?
Dulu, "amirnya" adalah panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib, iya kan? toh sekarang ditinggal.
Apa namanya? Bukan hizbiyah. Kita melihat kalau salah ya ditinggal.
Walaupun kita berharap, berharap, berharap untuk kembali. berdoa, berdoa supaya kembali. Tetapi kalau kenyataannya tidak kembali mau apa?

Demikian pula terjadi, kalau na'udzubillah terjadi pada saya, pada ustadz Luqman, pada ustadz lainnya....akan diperlakukan seperti itu oleh salafiyin.
Kenapa? Karena kita bukan organisasi, bukan partai politik, kita bukan kelompok kelompokan, walhamdulillahirobbil'alamin.
Cuma mereka dengan kacamata bodohnya mereka, dengan kacamata mereka yang sempit, mengira bahwa ini kelompok baru dengan pemimpin baru, pencetus baru.

Padahal ini ikhwanifiddin a'azakumulloh sudah ada sejak para sahabat masih hidup.
Anas bin Malik mengatakan, kalau dibangkitkan seorang dari salaf melihat kalian, maka dia tidak akan lagi melihat pada kalian kecuali shalatnya. kecuali shalatnya. beliau menangis....
Sudah menyebutkan salaf, "kalau dibangkitkan dari salaf"

Demikian pula para ulama setelahnya, setelahnya....Imam Al Auza'i menyatakan " 'alaika bi atsari man salaf" hendaklah kalian ikut jejak-jejak salaf, "wa in rofadhokannas" walaupun manusia menolakmu !!!
ini bukti, kalau dakwah salafiyah bukan "dagang sapi" bukan "dagang kue"
'alaika bi atsari man salaf, wa in rofadhokannas" hendaklah engkau pegang jejak-jejak salaf, walaupun manusia menolakmu.
Artinya manusia lari, manusia menjauh, tetap berpegang salaf.

Jangan seperti dagang, "ah..kayaknya  ini nggak laku, kita ganti saja kismisnya dengan a...wijen supaya laku. Oh, ternyata ini nggak laku, kasih keju supaya laku"
Agama nggak demikian, SUDAH BAKU dari Alloh Subhanahu Wata'ala, SUDAH BAKU diajarkan oleh Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasalam, kita hanya menyampaikan, Kalau mereka menerima alhamdulillah, kalau mereka menolak....'alaihi billah. Atas mereka dengan Alloh Subhanahu Wata'alah. urusannya....bainuhu wa baina robbuh, antara dia denga Alloh Subhanahu Wata'ala.
KITA HANYA MENYAMPAIKAN !!! barokallohu fiikum.

download audio

Senin, 08 Desember 2014

Kenapa kita tidak mengakui taubatnya Dzulqarnain bin Sunusi
Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah
Pertanyaan: 
 Saya dulu dengar kalo ustadz dzulqarnain telah taubat dari sekian poin kesalahan, tetapi sekarang saya dengar taubatnya ustadz dzulqarnain belum diakui, ini kenapa ustadz? Mohon penjelasannya..
Jawaban :
Ya itu tadi, karena poin-poin kesalahannya sendiri kemudian dilanggar, kan gitu.. seperti misalkan berlepas diri dari ja’far shalih, dari abdul barr, dari yang lain, sekarang masih berhubungan.
Apa..apa namanya? Kejujuran dan kebenaran ketika…apa namanya…menyatakan ruju’ bahkan poin-poin ruju’nya jelas itu adalah kesengajaan dihapus dari website pribadinya, naam, wallahua’lam

****
Catatan:
# Transkrip dari tanya jawab daurah sumpiyuh dengan tema “mengenal lebih dekat asy Syaikh Rabi bin Hadi al Madkhali”
# Link kalimat rujuk dan penjelasan yang hilang dari web pribadi Dzulqarnain bin Sunusihttp://dzulqarnain.net/kalimat-rujuk-dan-penjelasan.html

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Alhamdulillah kalimat tersebut masih tersimpan di tembolok archive.org

Berikut ebook ” KALIMAT RUJUK DAN PENJELASAN AL USTADZ  DZULQARNAIN ” [yang hilang dari website yang menjadi tempat keluarnya pernyataan tersebut] ~  
KALIMAT RUJUK DAN PENJELASAN AL USTADZ  DZULQARNAIN
image_pdfimage_print
Apik Elek Bloge Dewek