:::: MENU ::::

Minggu, 14 Februari 2016

Bismillah
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon pertolonganNya, memohon ampunan dariNya, dan berlindung kepadaNya, dari kejahatan diri kita dan segala keburukan amal perbuatan kita.
Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada seorangpun yang dapat memberikan hidayah kepadanya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad-shallallahu'alaihiwasallam- adalah hamba dan utusanNya.

Amma ba'du.
Ikhwatifillah ahlussunnah, salafiyyin, yang semoga senantiasa dalam lindungan Allah. Sungguh saya mencintai kalian karena Allah. Saya mencintai kalian karena agama yang ada pada kalian. Bukan karena kita sama-sama menjadi anggota sebuah oraganisasi, atau kita sama-sama tergabung dalam suatu "jamaah", atau sama-sama lulusan pondok pesantren tertentu, atau sama-sama menjadi murid ustadz Fulan, atau sama-sama berasal dari suku A, atau sama-sama berasal dari daerah B, atau sama-sama bekerja di perusahaan C. Atau, atau, atau  lainnya... Bukan, Bukan seperti itu demi Allah...
Sungguh persaudaraan ini semata-mata atas dasar agama, atas dasar Islam, walhamdulillah.

Pada tulisan ini saya ingin mengajak diri saya pribadi khususnya, dan kepada segenap ikhwah salafiyyin pada umumnya, untuk sejenak kita menegok ke belakang, melihat keadaan kita sebelum mengenal sunnah. Ada di mana kita? Bagaimana kondisi kita? Bagaimana kita memahami agama ini?
Mungkin ada diantara kita dulu yang punya pemahaman khawarij, mengkafirkan sesama muslimin, mengkafirkan pemerintah muslim. Mungkin ada pula diantara kita yang dulu memiliki pemahaman rafidhah syi'ah, penghina sahabat Rosul. Mungkin pula dulu kita menjadi kuburiyun, para penyembah kubur, musyrikun. Atau mungkin ada diantara kita yang dulu sudah mulai mengerti sunnah tapi tertipu dengan para penipu dari Sururiyun, Rodjaiyun, atau pemahaman sesat yang lainnya. Na'udzubillah

Sungguh kalau bukan karena taufiq, hidayah dari Allah ta'ala, tentu kita tidak akan bisa seperti sekarang ini. Mendapatkan kenikmatan yang begitu besar, nikmat yang tidak bisa digantikan dengan apapun. Yaitu nikmat hidayah, petunjuk bisa berjalan di atas tauhid, di atas sunnah, bisa mengenal sunnah, bisa mengenal agama ini dengan benar, murni sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu'alaihi wasallam, dan bisa selamat dari pemahaman-pemahaman sesat tersebut. walhamdulillah.
Dengan pertolongan Allah, kita dimudahkan untuk mengenal agama ini. Kita ditolong oleh Allah dengan adanya ustadz-ustadz ahlussunnah di sekitar kita, di negeri kita ini. dengan sebab beliau-beliaulah (setelah Allah) kita bisa mengenal agama ini dengan benar. Beliau yang tanpa lelah terus berusaha mendakwahkan, mengajarkan agama ini, terus memikirkan bagaimana agar kaum muslimin bisa bertauhid dan menjauhi syirik, bisa menjalani sunnah dan menjauhi bid'ah, bisa memahami agamanya dengan benar sesuai dengan yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad -shalallahu'alaihiwasallam-.

Seseorang belum dikatakan mensyukuri Allah Subhanahu Wata'ala jika belum berterimakasih terhadap kebaikan orang.
Hal ini seperti yang disabdakan oleh Nabi shalallahu'alaihiwasallam :
لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterimakasih kepada manusia.” (HR. Al-Bukhari)
Sedangkan Allah Ta'ala berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah (nikmat Kami) dan jika kalian mengkufurinya sungguh azab-Ku sangat pedih.”
(Ibrahim: 7)

Ya..Ikhwan...Begitu besarnya jasa asatidzah kepada kita, begitu besar apa yang beliau berikan kepada kita, ini tidak bisa diukur dengan apapun. Janganlah ada diantara kita menjadi orang-orang yang tidak punya rasa terimakasih, menjadi orang yang tidak bisa bersyukur. Yang mana perbuatan ini diancam oleh Allah dengan adzab yang pedih.

Untuk itu, saya mengajak diri saya pribadi dan antum semuanya untuk bersyukur, berterimakasih atas apa yang Asatidzah telah berikan kepada kita. Berterimakasihlah dengan cara apapun semampu kita. Dan yang sungguh sangat ringan namun besar, berterima kasihlah melalui doa.
Sempatkanlah dalam shalat-shalat malam kita sedikit meluangkan waktu mendoakan kebaikan untuk asatidzah kita.
Jangan ragu untuk menyebutkan nama-nama beliau dalam doa kita, ustadz Muhammad As Sewed, ustadz Usamah, ustadz Luqman, ustadz Abu Hamzah Yusuf, ustadz Abdurrahman Mubarak, ustadz Afifuddin, ustadz Qomar, ustadz Askary, ustadz Sarbini, ustadz Abdurrahman Lombok, ustadz Rijal, ustadz Saiful bahri, ustadz Ahmad Khodim, ustadz Abdush Shomad, ustadz Mukhtar, dan yang lainnya yang kita tahu beliau berkomitmen di atas sunnah hafidzahumullah.

Ya Allah, berikanlah keikhlasan kepada asatidzah kami dalam berdakwah, perbaikilah niat-niat beliau.
Ya Allah, berikanlah kesehatan, kekuatan untuk beliau,
Ya Allah, lapangkanlah dada beliau dalam mendakwahkan agama ini, lindungilah dari musuh-musuh agama yang terus mengeluarkan makar.
Ya Allah, berikanlah taufiq kepada beliau agar apa yang disampaikan kepada kami dari agamaMu, sesuai dengan apa yang dibawa oleh Rasul shalallahu'alaihiwasallam,
Ya Allah, lembutkanlah hati-hati beliau untuk mudah menerima al haq, dan mudah ruju' jika salah,
Ya Allah, ampunilah beliau jika ada kekeliruan dalam menyampaikan.
Ya Allah, berikanlah kesitiqamahan kepada beliau untuk terus berada di atas al haq,
Ya Allah, berikanlah pahala yang besar disiMu atas kebaikan-kebaikan yang mereka berikan. Jazaahumullahu khairaa.
aamiin
=============================================================================
ditulis oleh Admin setelah mendengar tausiyah dari Ust. Mukhtar iben RIfai hafidzahullah
di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto,
14 Februari 2016,
Muqadimah daurah Makar Yahudi terhadap NKRI.
download audionya
DOWNLOAD 

Daurah pada awalnya dijadwalkan akan diisi oleh Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafidzahullah, namun qaddarullah beliau berhalangan, dan ternyata dikarenakan sakit.
Ya Allah berikanlah kesembuhan untuk beliau, berikanah beliau kesehatan. Aamiin

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek