:::: MENU ::::

Selasa, 03 November 2015


"Simak sekarang, kajian bersama ust. Fulan
Dengarkan pula via online di RII
Unduh aplikasinya di........"
_____________________________________________________________________________

"Hadirilah kajian rutin pekanan di masjid al fulany,,,
Dengarkan pula melalui radio online RII
Unduh aplikasinya di........."
_____________________________________________________________________________
Kurang lebih seperti itulah pengumunan yang tiap kali saya dan antum semua membacanya di grup-grup chating atau yang sejenisnya. Dimulai dari kajian rutin bulanan, pekanan, bahkan setiap hari, yang langsung dihadiri oleh ustadz tertentu.

Jika jauhpun ada radio online yang selalu ada di genggaman.
Dakwah kian tersebar, pun demikian sangat banyak para du'at (pengajar), baik yang pernah mengenyam di negeri Yaman, Saudi, atau alumni-alumni ma'had dari program du'at.
Hampir diseluruh kota, kita dapati disana ada ustadz yang bisa mengajar, mengadakan kajian rutin.
Ditambah lagi adanya whatsapp dan yang sejenisnya, muncul grup-grup yang menyajikan sekian banyak artikel faedah setiap harinya.
Sebuah kemudahan yang Allah berikan kepada kita dewasa ini.

Sejenak memori di kepala ini memutarkan memori tempo dulu.
Di salah satu sudut kota Metro Lampung, Disalah satu rumah ikhwah, malam jum'at, tepatnya ba'da shalat isya. Saya bergoncengan dengan paman saya menuju rumah tersebut dan juga ikhwah-ikhwah lainnya. Jalan yang gelap, penuh lobang dan berbatu tak menjadi kendala untuk kita.
Ya,,,
Ada kajian disana,, siapa ustadz pengisinya?
Beliau,, ustadz Muhammad Umar As Sewed -حفظه الله-

Para ikhwahpun sudah berkumpul, sang tuan rumah mengeluarkan tape recorder, diambillah salah satu koleksi kaset yang ia miliki, kemudian diputarlah kaset tersebut.

"Innal hamda lillah nahmaduhu,,,,,,," dan seterusnya.
Terdengar suara ust. Muhammad memenuhi ruang rumah itu. Di sebelah ruang lainnya yang tadinya gaduh karena suara anak-anak pelan-pelan mulai tenang, para ummahatpun ikut hadir disana.

Mulailah kami menundukkan kepala, khusyu' mendengarkan, pena-pena kamipun menari diatas kertas, mengetam ilmu yang bisa diambil dari rekaman kajian ust. Muhammad.
Ya,,, ust. Muhammad tidak hadir disana, kitapun tidak mengundang beliau untuk mengisi kajian malam itu. Hanya kaset beliau yang bisa kita hadirkan pada saat itu.

Waktu itu belum ada ustadz yang bisa kita undang untuk mengisi kajian pekanan. Namun semangat untuk menambah ilmu sangatlah memuncak, bukan alasan tidak adanya ustadz, kasetnya pun jadi.
Di pelosokkah tempatnya? Tidak. Hanya 10 menit dari pusat kota Metro. Sangat kontras dengan sekarang ini, hampir disetiap kota ada ustadz yang mampu mengajar.

Apa yang ana ceritakan ini memang tak sebanding dengan kisah para salaf, bagaimana mereka mencari ilmu. Namun yang menjadi sebuah pelajaran untuk diri penulis secara pribadi dan juga yang membacanya adalah:
Kemudahan terkadang membawa kepada kemalasan.
Berapa banyak kajian yang ada di sekeliling kita?
Berapa banyak yang kita hadiri?
Seberapa besar antusias, semangat kita untuk mau menghadirinya?
Seharusnya dengan banyak kemudahan membuat kita lebih bersemangat.
Bersyukur atas kemudahan dari Allah dengan semakin mendakatkan diri kepada Allah.

Bersemangatlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan dari Allah -تعالى-
DAN JANGAN MALAS!

Abu Zain Abdullah Iding
Ahad 19 Muharram 1437 H


WA Berbagi Faedah [WBF]https://jendelasunnah.com

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek