:::: MENU ::::

Minggu, 05 Juli 2015

Disebutkan oleh seorang rasionalis, ahlul kalam, diantaranya Muhammad Abduh dan Muhammad Rosyid Ridho, bahwa mereka para salaf itu memang aslam, yang paling selamet, tetapi kita lebih a'lam wa ahkam, lebih mengetahui karena kita meneliti dan membahas.
Para sahabat tidak tahu kenapa babi itu haram, sedangkan kita tahu karena cacing pita, karena kita menelitinya.

KITA BANTAH
Pertama.
Kalau itu (meneliti) baik, niscaya para sahabat sudah melakukannya dari dulu. Tetapi bukan itu yang diperintahkan. Beliau para sahabat sudah percaya (beriman) bahwa babi itu harom, sebelum masuk ke lab, sebelum diteliti.
Inilah keistimewaan orang-orang muttaqin. siapa mereka?
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
Beliau para sahabat dalah orang-orang yang muttaqin, karena beriman kepada hal-hal yang ghaib, kepada apa yang Alloh khabarkan tanpa harus meneliti. Kalau Alloh dan Rosul katakan baik, itu pasti baik. Kalau Alloh dan rosul katakan jelek, itu pasti jelek.

Kedua.
Apakah kalian yaqin kalau Alloh mengharomkan babi karena cacing pita?
Kalau dijawab, saya Yaqin. Dari mana dalilnya? dari penelitian kalian?
Apakah Alloh mengabarkan di dalam Al quran, Aku haromkan babi karena cacing pita? Nggak ada.
Apakah ada di dalam hadits yang mengabarkan Alloh mengharomkan daging babi karena cacing pita? Nggak ada.
Penelitian kalian belum tentu benar. Jangan sombong mengatakan penelitian kalian pasti benar, walaupun itu dilakukan tiga kali (standar keakuratan penelitian adalah tiga kali). Jangankan tiga kali, lebih sekalipun, belum tentu benar.

Ketiga.
Bisa jadi bahkan selain cacing pita ada yang lain yang kalian tidak tahu.

Keempat.
Kalau babi harom karena cacing pita, apakah kalian menganggap setelah cacing pita itu dimatikan dengan berbagai proses, dengan pasturisasi misalnya atau yang sejenis, sudah bersih nggak ada cacingnya, Apakah jadi halal? Tidak demi Alloh, tidak ada seorang ulama pun mengatakan seperti itu.

Dari awal sampai akhir, dari poin satu sampai empat, semuanya bathil.
Kenapa kalian sombong dengan mengatakan "para salaf, para sahabat itu lebih selamat, tetapi kita lebih mengetahui."
Tidak, kalian lebih bodoh. Kalian lebih rendah imannya. Kalian tidak percaya dengan Qur'an dan Sunnah sebelum dilakukan penelitian di laboratorium. Kalian adalah orang yang beriman pada akal kalian sendiri, bukan kepada Quran dan Sunnah.

Ketika disebutkan dalam Quran dan Sunnah, kalian tidak langsung percaya. Kalian teliti terlebih dahulu di laboratorium-laboratorium kalian dengan profesor-profesor, doktor-doktor kalian. Setelah terbukti benar, baru kalian percaya.
Berarti kalian beriman dengan penelitian kalian, bukan dengan qolalloh wa qolarosul.

Bagaimana kalau ternyata hasil penelitian kalian berlawanan dengan apa yang disebutkan dalam quran dan sunnah?
Disebutkan dalam Hadits shohih Bukhari-Muslim bahwa kalau ada lalat masuk ke minumanmu, maka celupkanlah seluruhnya sebelum diminum, karena pada sayap lalat yang sebelah adalah penyakit dan yang sebelah adalah penawarnya.
Mereka para doktor-doktor menelitinya, dan ternyata hasilnya adalah berlawanan dengan hadits, bahwa kedua sayap lalat adalah penyakit. Apa yang akan kalian lakukan?
Ternyata kalian lebih memilih penelitian itu dan menolak hadits Bukhari-Muslim. Apa yang terjadi? Sesat. Na'udzubillah.
Sebagaimana yang terjadi pada Muhammad Ghazali, dengan kurang ajarnya menyatakan "Aku lebih percaya penelitian doktor-doktor kafir dari pada Hadits Bukhari-Muslim."
Spontan kita mengatakan astaghfirullah hal'adzim.

Wahai kaum muslimin...ngikutlah, ittiba'lah pada Qur'an dan Sunnah !!!
Wallohu a'lamubishshowab

Dirangkum dari petikan faedah
Kajian rutin Al ustadz Muhammad umar As Sewed
Kitab Kun Salafiyan 'alal Jaaddah pertemuan ke 5
Masjid Al Mujahidin, Slipi, Jakbar

Audio: batilnya_penelitian_kaum_rasionalis.mp3

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek