:::: MENU ::::

Minggu, 09 Agustus 2015

BATILNYA MANHAJ MUWAZANAH
Pernyataan Fadhilatusy Syaikh al-‘Allamah Shaleh bin Muhammad al-Luhaidan hafizhahullah:

Berkata Fadhilatusy Syaikh Shaleh bin Muhammad al-Luhaidan, anggota Haiah Kibarul ‘Ulama di Saudi ‘Arabia, sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan:

Pertanyaan:
Apakah menyebutkan kebaikan-kebaikan mubtadi’, memuji, dan memuliakan mereka dengan dalih inshaf dan adil termasuk bagian dari manhaj ahlus sunnah wal jama’ah dalam mentahdzir ahlu bid’ah dan gembong kesesatan?

Maka asy-Syaikh menjawab:
~Dan apakah kaum Quraisy dan imam-imam kesyirikan di masa jahiliyah tidak memiliki kebaikan sama sekali?
~Apakah datang di dalam al-Qur’an menyebutan satu kebaikan di antara kebaikan-kebaikan mereka?
~Apakah datang di dalam as-Sunnah menyebutkan satu perbuatan mulia dari berbagai perbuatan mulia mereka?

Padahal mereka adalah kaum yang gemar memuliakan tamu. Dahulu bangsa Arab di masa Jahiliyah sangat memuliakan tamu dan menjaga tetangga. Namun bersamaan dengan itu, tidaklah disebutkan keutamaan-keutamaan orang yang bermaksiat kepada Allah ‘Azza waJalla.
Permasalahannya bukanlah sekedar membilang kebaikan dan kejelekan, namun masalahnya adalah tahdzir (memberikan peringatan) dari sebuah bahaya.

Apabila seseorang itu hendak melihat, maka lihatlah ucapan-ucapan para imam seperti Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma’in, ‘Ali bin al-Madini, dan Syu’bah. Apakah salah seorang dari mereka, apabila ditanya tentang seorang yang majruh (dijarh) dan beliau menjawab “kadzab” (pendusta), apakah beliau lantas mengatakan, “Akan tetapi dia ini berakhlak mulia, dermawan dalam menderma harta, banyak melakukan tahajjud pada malam hari”?!

Dan bila mereka mengatakan, “Fulan mukhtalath (tercampur/kacau hafalannya)” atau mengatakan, “akhadzathul ghaflah” (lalai/ceroboh), lantas apakah mereka mengatakan, “Akan tetapi padanya,,,,, akan tetapi ,,,,,, akan tetapi ,,,,, ?! Tidak.
Mengapa dituntut dari orang-orang pada zaman ini apabila seseorang itu ditahdzir untuk mengatakan, “Akan tetapi dahulu ia adalah orang yang demikian,,, padanya terdapat demikian,,,,, padanya ada demikian,,,,,,(dari berbagai macam kebaikan) ?!

Ini adalah seruan-seruan orang yang bodoh tentang kaedah-kaedah jarh wa ta’dil, bodoh tentang sebab-sebab menggapai maslahat, dan bodoh tentang bagaimana menjauhkan manusia dari sikap menyia-nyiakan maslahat.

Selesai penukilan dari beliau dari kaset “Salamatul Manhaj Dalilul Falah.”

Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=120146
Alih bahasa: Syabab Forum Salafy
Arsip WSI || http://forumsalafy.net/batilnya-manhaj-muwazanah/

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek