:::: MENU ::::

Jumat, 30 Oktober 2015

Lebih berkesan membaca transkrip ini sambil mendengarkan audionya. Barokallahufikum

DAKWAH DIATAS AL-HAQ ADALAH AMALAN JAMA'I MEMBUTUHKAN TA'AWUN DAN MUSYAWARAH

Disampaikan oleh:
Al-Ustadz Usamah bin Faishal Mahri hafizhahullahu
Kajian Islam Ilmiah Ukhuwah Imaniyah dan realisasinya melalui ta'awun diatas Al-Haq
Ma'had Darussunnah, Ka'nea - Jeneponto
Sabtu,19 Dzulhijjah 1436 H / 3 Oktober 2015 M
=======================================================================
Ikhwatifillah rahimani wa rahimakumullah, Taawun alal birri wa taqwa, saling mereka bertaawun itu sifat mukminin, itu sifat adab dari shalafush shaleh rahimahullah.
Demikian para ulama salaf, saling berta'awun, saling bertanasuh, saling menasihati, ketika mendapati kekeliruan atau kesalahan dari saudaranya. Dan itu kewajiban dari seorang da’iyah seorang alim untuk menghidupkan untuk taawun ini.
Agar masing-masing kita jangan punya anggapan... "Percuma saya bantu, saya tidak punya kapasitas untuk itu,...belum sampai kesana.."

La !!, semampumu apa yang bisa kamu beri.
Asy Syaikh Muqbil rahimahullahuta’ala di akhir-akhir hayatnya, beliau menangis sembari beliau katakan
“ Madza qoddamtu li dakwah?”
Apa yang aku berikan untuk dakwah ini?
Yakni belum apa-apa aku perbuat, merasa....belum berbuat apapun, dalam keadaan besar jasa beliau.
Berapa banyak yang terlahir dari madrasah beliau? thullabul ilm mustafidin wa suyukh?
Yang ilmu yang beliau ajarkan kepada mereka, adab dan akhlaq yang beliau bimbing untuk mereka.
Kita? Apa yang telah kita berikan? Apa yang kita suguhkan untuk dakwah kita?
Sementara dakwah masih banyak lubangnya, perlu ditambal. Terlalu banyak bahkan, kekurangan-kekurangannya, perlu dibantu, perlu keterlibatan banyak pihak.

Kalau meminjam istilah mereka, mereka katakan dakwah itu amal jama’i. Amalan jamak. Bukan satu dua orang, Tetapi banyak orang. Terlibat semuanya disana!
Untuk kemaslahatan mereka juga. Untuk kemaslahatan dakwah, taawanu.

Dan tanda (kata al Manawi rahimahullah), tanda keridhoan Allah kepada hamba-Nya kalau itu Allah  berikan taufik kepada hamba-Nya untuk berta'awun di atas birri dan taqwa.
Karena itu semua merupakan taufiq dari Allah. Ya, dia peduli dengan dakwahnya dengan saudara-saudarnya. Tidak memikirkan hanya dirinya sendiri, Tidak memikirkan kepentingan pribadinya.

Masing-masing orang punya kepentingan pribadi tentunya. Yang ini harus kerja, yang ini harus berangkat pagi-pagi, yang ini sore harus begini, yang itu sore harus begitu.
Kalau masing-masing mikir dirinya, tidak akan bisa ketemu, dan tidak akan bisa kemaslahatan dakwah itu dicapai dengan baik.
Harus ada keterlibatan dari semuanya, taawunu alal birri wat taqwa. Berta'awunlah kalian,

Allah Maha Tahu...
Bahwa hamba-Nya serba lemah, banyak kekurangan. Tanpa ta'awun akan sulit bagi mereka untuk mendapat manafi’ dan mashalih di dunia sebelum akhiratnya kelak.

Ikhwatifillah rahimani wa rahimakumullah, maka hendaknya masing-masing dari kita menyadari pentingnya ta'awun itu dalam dakwah. Tidak harus dengan hartamu, Dengan sumbangan pikiran, usulan, dengan...mungkin harta benda, tenagamu, dan yang lain-lainnya apa yang bisa kamu berikan untuk saudaramu.
Itu Allah perintah kepada mukminin, banyak dari amalan-amalan suci dan mulia dalam syariat ini  tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.

Harus taawun, dipikul akan terasa ringan dipikul bersama. Tidak menjadi berat dan beban kalau taawun itu hidup. Kalau tidak, hanya orang-orang itu terus yang ngurusi. Semuanya kamu pasrahkan, kamu percayakan kepadanya.
“wis itu bagiannya fulan, biar itu urusannya fulan.” Lantaran dia tidak bisa membantu apa-apa, padahal mampu kalau dia mau.

Kamu musyawarahkan, taawun membawa arti dan tuntutan musyawarah
- وشاورهم في الأمر
- وأمرهم شورى بينهم
Urusannya mereka saling bermusyawarah, musyawarahlah kepada mereka dalam urusan ini.
Dan sirr nya imam bukhari dalam kitabul i’tishom bil kitab wa sunnah di shahih bukhari membawakan ayat musyarawah ini
 وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ
artinya kata Hafidz rahimahullah, beliau ingin mengisyaratkan bahwa untuk i’tishom, untuk kamu berpegang teguh tamassukh dengan Al quran dan Sunnah tidak akan bisa kecuali dengan musyawarah!

Musyawarah, bainal uqala baina ruzana’, hukama’, ulama’. Tentunya orang-orang yang bijak, dipilih yang berakal bisa diajak bicara dengan baik, hilm!
Tanpa musyawarah akan sulit kamu bepegang teguh dengan tuntunan mengamalkan Al quran dan Sunnah, harus dengan adanya musyawarah, itu sifat mukminin.

Dimusyawarahkan! Tidak dikerjakan sendiri, berjalan tanpa musyawarah dengan saudara-saudaramu yang lainnya. Demikian seharusnya mukminin di dalam mereka mengamalkan  perintah-perintah dari Rabb-Nya. Di dalam mereka mengamalkan sunnah-sunnah rasul-Nya, manusia punya keterbatasan, punya kekurangan dan kelemahan.
Akan sulit kalau dia berjalan sendiri. harus!! ada taawun. Tanpa itu hampir! bisa dikatakan tidak ada arti ukhuwah, sia-sia kamu mengaku persaudaraan dan saling mencintai karena Allah tapi tidak ada ta'awunnya.
Tidak ada andil dan saham yang kamu berikan didalam dakwah. Tanpa itu tidak akan bisa berjalan dakwah tidak akan bisa berjalan dengan baik.

DOWNLOAD

Revisi1 dipublikasikan Pada :
Senin13 Muharram1437H/26 Oktober 2015M Jam 19:46wib

Transkrip oleh tim admin TIC
Jika ada kesalahan dalam transkrip, silahkan inbox ke 0857-7123-2111
Tholibul Ilmi Cikarang
_________________________________________________________________________________


Keterangan :
Revisi 1,
Perbaikan pada teks arab
Sebelumnya
وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرهم شورى بينهم

Yang benar
- وشاورهم في الأمر

- وأمرهم شورى بينهم

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek