:::: MENU ::::

Kamis, 20 Agustus 2015

Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafidzohulloh

Pertanyaan:
Jubah apakah sunnah atau adat, bolehkah demi kemaslahatan dakwah tidak memakai jubah?

Jawaban:
Masalahnya bukan jubahnya. baarokallouhufikum, jazakalloh khoir, pertanyaan bagus.
Yang jadi masalah bukan jubanya atau gamisnya, yang jadi masalah adalah bagaimana menutup aurot secara sempurna.
Karena Syaikh Al Albani menganggap kalau memakai celana dalam keadaan masih berbentuk dibokongnya/pantatnya terlihat bentuknya, begitu. Dan juga di depan keliatan 'njendolnya'...iya. Ya biar malu mereka yang memakai seperti itu.
Itu belum menutup aurot secara sempurna. Belum menutup aurot secara sempurna.

Tidak harus dengan gamis kita tutup. Tidak harus dengan gamis.
* Bisa dengan sarung, menutup secara sempurna.
* Bisa dengan sirwal hanafi. Sirwal hanafi kalau dibuka sininya lebarnya, gombrang kayak pakaian kayak celana madura.
* Bisa juga memakai pakaian-pakaian melayu. Setelah memakai celana panjang pakai sarung setengah dengkul atau satu lutut.

Itu semua upaya-upaya kaum muslimin untuk menutup aurot secara sempurna. Sehingga silakan yang mau memakai pakaian sarung, yang mau memakai sirwal hanafi, ataupun yang memakai jubah silakan.
Dan saya lebih senang ucapan atau pakaian yang dipuji Rosululloh sholallohu'alaihiwasallam. wa ahab pakaian adalah "al qumson", sebaik-baik pakaian adalah gamis kata Nabi. Sehingga saya suka. Itu saja.

Kaum muslimin yg saya hormati.
Semoga tidak menjadi perkara yang seakan-akan harus, wajib pakai gamis. Nanti bisa jadi bid'ah baru. Nggak ada yg mengajarkan seperti itu. Tapi wajib menutup aurot secara sempurna

Download audio: DOWNLOAD

WA FBF

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek