:::: MENU ::::

Senin, 17 Agustus 2015

1. Muhammad al-Imam berkhidmat untuk kaum Hutsi (Rafidah) dengan khidmat yang tiada bandingannya.
Dia membukakan jalan untuk mereka :
# maka dia berfatwa untuk meletakkan senjata,  menyerahkan kota-kota kepada mereka.
# dia mentahdzir asy-Syaikh Hani',  karena beliau menggerakkan jihad melawan Hutsi.
Lalu setelah itu al-Imam membual dengan bangga mengatakan,  "Saya terdesak/terpaksa."

2. Muhammad Al-Imam berkhutbah dengan khutbah yang lantang, di dalamnya dia mengatakan bahwa MEMERANGI HUTSI (Rafidhah)  adalah FITNAH.
Setelah kemenangan salafiyun, dia berkata:

انتصارات إلى جهنم
"KEMENANGAN MENUJU JAHANNAM.!!!"
Demikianlah, dia terus menjalin hubungan dengan para pembesar Hutsi, dan mencela pasukan koalisi (dalam operasi "Asifatul Hazm pimpinan Saudi, pen), dengan mengatakan bahwa mereka adalah pembunuh."

3. Sejelek-jelek manusia adalah hutsi, mereka lebih najis dan lebih kafir daripada kaum Tartar.
Hutsi telah melakukan kejahatan terhadap kaum muslimin yang belum pernah diperbuat Tartar, dengan atas nama Islam.
Namun,  Muhammad Al-Imam mempersaksikan mereka dengan keislaman dan persaudaraan keimanan.

4. Hutsi (Rafidah) memerangi kaum muslimin di muka bumi dengan senjata-senjata berat, sedangkan Muhammad Al-Imam ikut berperang bersama mereka (Hutsi) dari atas mimbar!!Ketika masjid-masjid hutsi diledakkan oleh Daisy (ISIS) maka Muhammad al-Imam menjerit demi membela Hutsi.
Namun,  ketika Hutsi kalah, dia berteriak (sambil menangis)

5. Al-'Alamah al-Wadi'i telah berwasiat untuk mendirikan markiz-markiz (ma'had-ma'had ilmu,  pen) dalam rangka
# menegakkan As-Sunnah, dan
# memerangi kesyirikan

bukan dalam rangka bermegah-megahan
Barakah hanyalah datang dari Allah dan orang yang benar adalah orang yang diberi taufiq oleh Allah.
Kita berlindung kepada Allah dari penyimpangan setelah istiqamah sebelumnya.

6. Al-Imam telah terjatuh dalam dua watsiqah (perjanjian) :
# Watsiqah yang mempersaksikan Hutsi (Rafidhah) dengan iman, dab membolehkan kebebasan berfikir,
# Watsiqah untuk memperingatkan (mentahdzir) seorang salafy yang dizhalimi yang tidak ada salah padanya kecuali karena dia telah menggerakkan semangat untuk memerangi Hutsi berdasarkan fatwa ulama.

7. Muhammad al-Imam menasihatkan supaya tidak membicarakan fitnah, dalam keadaan dia sendiri adalah orang yang paling sering masuk dalam fitnah, bahkan dia menandatangani poin-poin perjanjian kekufuran.
# Prinsip-prinsipnya dalam menyikapi fitnah, membuat bingung pengikutnya dan goncang seakan mereka hidup di planet lain.

8. Dahulu para Thalabah Dammaj menolak berbagai kebid'ahan dan kezhaliman al-Hajuri, namun mereka tidak mampu menampakkannya terang-terangan karena khawatir diusir dari Dammaj.
# Begitupula sikap mereka terhadap Muhammad al-Imam, tidak mampu terang-terangan karena khawatir diusir dan tidak diberi bantuan dana.

9. Para pengekor Muhammad Al-Imam telah menipu diri-diri mereka sendiri dengan menyatakan bahwa fulan dan fulan bersama kami.
# Ini adalah ciri-ciri hizbiyyun, yaitu selalu terikat/bergantung pada tokoh-tokoh/sosok-sosok tertentu, padahal telah tampak dalil/bukti-bukti (akan kebatilannya) .
# Datanglah bantahan Asy-Syaikh Muhammad  Al-Madkhali laksana PETIR.

10. Mereka (Muhammad Al-Imam dan para pengikutnya) mengira bahwa diamnya sebagian ulama adalah tanda setuju dengan mereka.
Mereka tidak mengerti kesabaran para ulama.
# Ketika telah diterima (bantahan) ke tangan Al-Imam keluarlah kertas penjelasan yang sangat lemah, dia mengatakan,  "Aku tidak bermaksud itu.... Aku tidak memaukan itu... "
Ini adalah jalan ahlul ahwa (pengekor hawa nafsu).

SELESAI,  Alhamdulillah

@Arafatbinhassan
WA Majmu'ah Manhajul Anbiya

0 komentar:

Posting Komentar

berkata baik, atau diam

Apik Elek Bloge Dewek